Anies Sindir Uang 700 Triliun Masih Bikin Kementerian Pertahanan Kena Bobol

Anies Sindir Uang 700 Triliun Masih Bikin Kementerian Pertahanan Kena Bobol

Anies Baswedan-Tangkap Layar Youtube KPU RI-

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, menyoroti tantangan besar dalam sektor pertahanan dan diplomasi Indonesia dalam debat pilpres ketiga di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (07/1/2024).

Dalam penyampaian visi dan misinya, Anies tidak hanya menyentuh isu-isu dalam negeri, namun juga memberikan sindiran kepada Prabowo Subianto, yang pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan RI.

Anies menegaskan peran presiden sebagai panglima diplomasi, bukan hanya hadir dalam forum-forum internasional, tetapi juga aktif memperjuangkan amanat, terutama dalam konteks menghapuskan penjajahan di muka bumi.

Namun, dia cepat beralih ke tantangan di dalam negeri, di mana lebih dari 160 ribu orang meninggal akibat serangan virus dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam konteks pertahanan, Anies mengungkapkan lebih dari 800 juta serangan cyber yang menyerang perangkat dari HP hingga komputer.

Ia juga membahas perdagangan manusia, dengan lebih dari 3 ribu perempuan dan anak-anak menjadi korban. Selain itu, masalah narkoba menjadi sorotan dengan 4,8 juta orang terpapar, menyebabkan penderitaan di tingkat keluarga.

Anies tak lupa menyindir ironi yang terjadi pada Kementerian Pertahanan yang dibobol oleh hacker pada tahun 2023, menilai bahwa anggaran sebesar 700 triliun tidak mampu mempertahankan keamanan cyber.

Kritiknya juga meluas ke penggunaan anggaran tersebut untuk membeli alat-alat alutsista bekas, sementara lebih dari separuh tentara tidak memiliki rumah dinas yang layak.

Dalam konteks keseimbangan, Anies merujuk pada tanah milik Menteri Pertahanan yang mencapai lebih dari 340 hektare, yang dianggapnya sebagai ketidakadilan. Dengan tegas, Anies menyatakan keinginan untuk mengubah kondisi tersebut.

Debat pilpres ketiga ini menjadi panggung tajam di mana Anies Baswedan memberikan pandangan kritis terhadap isu-isu strategis, termasuk tantangan pertahanan dan diplomasi, sambil menyoroti ironi di level kementerian tertentu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: