>

Korban Banjir Kota Sungai Penuh Ada yang Pindah Tidur ke Kandang Sapi

Korban Banjir Kota Sungai Penuh Ada yang Pindah Tidur ke Kandang Sapi

Warga Desa Tanjung Muda Kecamatan Hamparan Rawang ini memilih tinggal di kandang sapi yang tak jauh dari rumahnya yang sudah terendam banjir-Foto: Tangkap layar Tiktok @woalahcimey-

SUNGAI PENUH, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Korban banjir di Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi harus menelan pil pahit dan bahkan ada yang pindah tidur ke kendang sapi.

Hal ini terjadi di Desa Tanjung Muda Kecamatan Hamparan Rawang Kota Sungai Penuh.

Cimoy, salah satu pemilik akun TikTok @woalahcimey pada Jumat (6/1/2024) mengunggah video yang memperlihatkan seorang warga Kota Sungai Penuh yang pindah tinggal ke kandang sapi, makan dan tidur di sana, mengungsi selama banjir.

Kandang sapi itu kebetulan berada tak jauh dari rumahnya yang  sudah tenggelam oleh banjir. Ibu tersebut mengaku sebelumnya ia belum pernah mendapat bantuan sejak terjadi banjir dalam beberapa hari terakhir.

“Buat teman-teman di Sungai Penuh, jangan terfokus yang di depan, yang di belakang banyak yang harus dibantu,” ujar Cimey di depan kandang sapi ibu tersebut.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Jambi Ekspres,  terdapat ratusan warga lainnya di Desa Tanjung Muda Hamparan Rawang yang memilih bertahan di sekitar rumah mereka meski terendam banjir.

Alasan bertahan karena tak mungkin begitu saja mereka mengosongkan desa sementara barang-barang yang ada di rumah tak ada yang menjaga.
 
“Ada 50 KK di Desa Tanjung Muda bertahan, kami butuh makanan beras dan minum. Kondisi sekarang sudah habis,” ujar salah seorang Warga Tanjung Muda kepada Jambi Ekspres kemarin.

Disamping itu ia mengaku, pihak terkait tanggap bencana seperti kapal perahu tidak pernah kelihatan memantau di wilayah Desa Tanjung Muda.

Desa ini merupakan bagian dari 3 Desa Tanjung yang terkepung dan terisolir sejak Rabu (2/1/2024) kemarin.

Selain itu juga ada Desa Paling Serumpun dan Desa Tanjung yang aksesnya juga lumpuh karena terkepung banjir.

Nugraha Pratama, tokoh Pemuda Tanjung mengatakan saat ini warga yang bertahan hanya mengandalkan beras bantuan dari pemerintah.

Banjir kali ini juga telah membuat warga kehilangan padi dan beras.

Meski Pemerintah Kota Sungai Penuh telah menyediakan 2 Titik Posko namun akses ke sana kata Nugraha sangat sulit dan jauh dari 3 Desa Tanjung. “Kondisi saat ini pasokan menipis," lanjutnya lagi.

“Kami juga meminta kepada pemerintah untuk didirikan tenda pengungsian di setiap RT di 3 desa mengingat tenda yang didirikan masyarakat tidak layak untuk ditempati. Masyarakat meminta untuk didirikan posko kesehatan,” lanjutnya lagi.

Pemerintah Memastikan Distribusi Bantuan

Terpisah Pemkot Sungai Penuh memastikan pendistribusian bantuan logistik bagi warga yang terdampak banjir.

Wako Ahmadi didampingi Sekda Alpian dan jajaran instansi terkait,  bergerak menyusuri kawasan yang direndam banjir, Rabu (3/1).

Wako Ahmadi memantau  dan mendatangi para korban banjir di kawasan Cangkin Kecamatan Sungai Penuh dan kawasan  Kelurahan Pondok Tinggi, sekaligus mengecek penyaluran bantuan.

Dihadapan warga, Wako Ahmadi menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk terus membantu warga yang terdampak banjir.  "Bantuan ini sifatnya sementara, jika tidak mencukupi kita akan tambah, " ujarnya.

Sehari sebelumnya Wako Ahmadi bersama rombongan menyerahkan bantuan untuk masyarakat Kecamatan Koto Baru, Desa Sri Menanti, Limau Manis, Desa Koto Baru. kecamatan Kumun Debai, Desa Pcinggir Air, Desa Muara Jaya.

Dalam rapat tersebut dipaparkan kondisi lapangan dan dampak yang ditimbulkan banjir, serta  kajian oleh pihak BPBD,  setelah melalui pembahasan dengan pertimbangan dari pimpinan DPRD, unsur forkompimda, di tetapkan status tanggap  darurat bencana alam banjir Kota Sungai Penuh Tahun 2024  untuk  7 hari kedepan (1 - 7 Januari  2024). (dpc/hdp)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: