>

Belum Rampung 100 Persen! Pekerjaan Jaringan Perpipaan IPALD di Kota Jambi Bakal Diperpanjang

Belum Rampung 100 Persen! Pekerjaan Jaringan Perpipaan IPALD di Kota Jambi Bakal Diperpanjang

Belum Rampung 100 Persen! Pekerjaan Jaringan Perpipaan IPALD di Kota Jambi Bakal Diperpanjang--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID –  Jaringan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) di Kecamatan Pasar dan Jambi Timur, Kota Jambi terus dikebut. Sesuai kontrak pekerjaan tersebut sampai akhir 2023.

Ada tiga paket pekerjaan pada proyek tersebut, yakni IPALD yang disebut paket B1, kini progresnya sudah 100 persen. Hanya tinggal komisioning.

Dua paket lainnya yakni pekerjaan jaringan perpiaan. Ada pekerjaan pipa jaringan di wilayah Kecamatan Pasar Jambi oleh PT Adhi Karya dengan nilai konttak Rp 150 Miliar. Progres fisiknya kini sudah 97 persen.

Sementara pekerjaan jaringan perpipaan di Kecamatan Jambi Timur dikerjakan melalui PT. Waskita Karya dengan nilai kotrak Rp 250 Miliar. Namun saat ini progres fisiknya masih 63 persen.

Kepala Balai Prasarana dan Pemukiman Wilayah (BPPW) Jambi, Dibyo Saputro mengatakan, ketiga paket tersebut kontraknya hingga akhir Desember 2023.

Awalnya sebut Dibyo, November 2023 lalu diharapkan selesai dengan asumsi satu bulan terakhir ini untuk uji coba.

"Untuk jaringan perpiaan yang dikerjakan PT. Adhi Karya di wilayah Pasar diproyeksikam selesai 100 persen pada akhir 2023 ini. Pekerjaannya hanya tersisa 180 meter lagi," kata Dibyo.

Dibyo menjelaskan, target pekerjaan tersebut mundur karena ada beberapa permasalahan teknis yang ditemukan dilapangan.

Menurut dia, kondisi tanah di Kota Jambi tidak bisa prediksi, sering terjadi di tengah pekerjaan harus terhenti karena mata bor terhambat oleh kondisi di bawah tanah.

"Ada masalah daya dukung tanah yang sangat jelek sekali, hampir tidak ada daya tahan tanah. Pipa limbah ini harus memiliki kemiringan yang linear tidak boleh naik turun, sementara saat di bor daya tahan tanah sering turun sendiri, sehingga mata bor harus berhenti. Ini yang kendala, karena pekerja terpaksa memperbaiki daya tahan tanahnya dulu. Alat bornya harus dievakuasi dulu dengan sistem Caesar, sehingga titik itu jadinya menjadi lubang baru untuk memulai pengeboran selanjutnya," ungkapnya.

Selama tiga tahun pekerjaan jaringan pipa itu sebut Dibyo, seringkali persoalan tersbut menjadi hambatan.

"Sering sekali menemukan hal-hal seperti itu, belum lagi ketemu kayu dan ban di kedalaman 9 meter itu. Kalau ketemu kayu atau ban alat bor hanya memutar saja tidak bisa menembus tanah. Jadi permasalahan utama yang kami hadapi sampai saat ini terkait dengan kondisi tanah Jambi yang cukup menyulitkan dengan metode checking ini," bebernya.

Hal itu tentu merupakan suatu tantangan yang harus diselesaikan, kata dia, beberapa cara sudah dicoba dan terus mencari metode yang paling efektif dengan kondisi yang ada.

Sementara untuk pekerjaan perpiaan di wilayah Jambi Timur oleh PT. Waskita Karya kata Dibyo, ada tantangan yang berbeda. PT. Waskita Karya mengalami masalah finansial, kondisi itu mau tidak mau mempengaruhi kinerja paket di Kota Jambi, karena kondisi keuangan secara umum PT. Waskita sedang bermasalah sehingga dukungan ke proyek juga tidak optimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: