Mendaki Mulut Tuhan Gunung Bawakaraeng Terindah di Sulawesi, Mayat Noni Belanda Tergantung Hilang

Mendaki Mulut Tuhan Gunung Bawakaraeng Terindah di Sulawesi, Mayat Noni Belanda Tergantung Hilang

Puncak Gunung Bawakaraeng benar-benar indah, menenangkan jiwa. Tak salah jika ia mendapat gelar sebagai Gunung Terindah di Sulawesi-Tangkap Layar Youtube Rikas Harsa-

SULAWESI, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Bawakaraeng bermakna mulut tuhan atau mulut dewa. Gunung Bawakaraeng diberi gelar sakral oleh sebagian masyarakat di Sulawesi karena diyakini gunung ini adalah tempat pertemuan para wali.  

Gunung Bawakaraeng memiliki tinggi 2.830 mdpl. Tak hanya menyimpan keindahan yang luar biasa namun juga menyimpan banyak cerita menarik dan bernilai mistik.

Memulai Pendakian

Pendakian di Gunung Bawakaraeng bisa kita mulai dari Pos Registrasi di ketinggian 1514 mdpl yang terdapat di Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan.

Gunung api ini menurut para ahli memang sudah tak lagi aktif, namun jangan salah, di Gunung Bawakaraeng kita masih bisa melihat kawah.

Mendaki gunung tertinggi di Sulsel ini, kita tak perlu khawatir akan sumber air. Karena di beberapa titik pos pendakian, terdapat sumber mata air yang jernih, seperti di Pos 2, Pos 5 dan Pos 8.

Memulai pendakian, persiapkan semua perlengkapan sesuai dengan standarnya.  Gunung ini terkenal sebagai gunung paling dingin, beberapa kasus terjadi, dimana pendaki menjadi korban hipotermia, yaitu kondisi suhu tubuh menjadi sangat turun di bawah suhu normal.

Dari Pos Pejagaan ke Pos 1, bagi pendaki profesional biasanya akan memakan waktu 1 jam, kemudian melanjutkan perjalanan kurang lebih 45 menit lagi, menuju Pos 2.

Mayat Noni Belanda Tergantung Hilang di Pos 3

Dari Pos 2 menuju Pos 3 jaraknya tak terlalu jauh, hanya sekitar 15 menit pendakian. Namun di Pos 3, kita akan menemukan kisah menarik yang cukup melegenda di kalangan pendaki dan masyarakat sekitar.

Di Pos 3 ini konon ada seorang perempuan Belanda atau disebut masyarakat sekitar sebagai noni, ditemukan mati gantung diri. 
Gunung Bawakaraeng Sulawesi Selatan-Tangkap Layar Youtube Rikas Harsa-

Di saat yang sama, juga ada yang meninggal dunia di puncak Gunung Bawakaraeng, karena masyarakat ingin mengevakuasi lebih dulu korban yang ada di puncak, kemudian tubuh noni Belanda itu ditutup dengan daun ilalang.

Mengejutkan, di hari ketiga saat hendak dievakuasi, tubuh noni Belanda itu hilang dan tak diketahui kemana rimbanya, hingga saat ini.

Pos 3 yang syarat akan kisah menarik ini, berada pada ketinggian 1.844 mdpl.

Hutan Lumut Nan Eksotis

Dari Pos 3 perjalanan pendakian bisa kita lanjutkan ke Pos 4. Di sini kita akan mulai merasakan udara yang sangat sejuk.

Hutan yang rapat pada jalur Pos 3 ke Pos 4 ini, memberi kita pemandangan banyak pohon yang dipenuhi dengan lumut hijau tebal. Perjalanan di sini akan menghabiskan waktu 30 menit untuk pendaki profesional.


Hutan lumut di jalur pendakian Gunung Bawakaraeng-Tangkap Layar Youtube Rikas Harsa-

Setelah ini, kita bisa melanjutkan perjalanan ke Pos 5. Pendakian menuju Pos 5 terasa lebih berat dan waktu lebih panjang lebih dari 1 jam.

Jalur pendakian yang semakin curam, tentunya dengan udara yang semakin sejuk. Kita masih disuguhkan dengan pohon berlumut tebal yang banyak dan rapat.

Mulai Gersang Penuh Batu

Berbeda dengan Pos 3 hingga Pos 5 yang penuh pohon hijau, perjalanan menuju Pos 6 kita akan mulai menemukan area yang gersang dipenuhi batu.

Perjalanan dari Pos 5 ke Pos 6 membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Jalur ini juga semakin berat.

Namun saat berjalan menuju Pos 7, pemandangan akan kembali berubah, kita akan menemukan kembali banyak pohon yang diprediksi berusia puluhan hingga ratusan tahun.


Perjalanan dari Pos 5 ke Pos 6 Gunung Bawakaraeng-Tangkap Layar Youtube Rikas Harsa-

Jalur ini juga dipenuhi dengan akar-akar. Semakin tinggi menanjak, semakin bertemu pula kita dengan area berbatu.
 
Pos 7 terkenal dengan keindahannya. Dari sini kita merasa berada di negeri di atas awan. Biasanya pendaki banyak memilih Pos 7 sebagai lokasi beristirahat.

Setelah Longsor Ada Jalur Baru Turun Lembah

Perjalanan bisa kita lanjutkan dari Pos 7 ke Pos 8. Jarak dua pos ini cukup jauh, membutuhkan waktu 1,5 jam untuk pendaki profesional, kita juga harus menurun ke lembah hingga akhirnya sampai ke Pos 8.

Bukan pula persoalan mudah, begitu banyak batu dan juga akar-akar yang membentang di lembah sepanjang 250 meter.

Rute ini sebenarnya adalah rute baru, dulu sekitar tahun 1990an pendaki hanya butuh waktu 4 jam perjalanan ke puncak dari Pos 7. Namun sejak terjadi longsor tahun 2000an. Akhirnya dibuat jalur baru yang mengharuskan pendaki menurun cukup jauh ke lembah.

Jika dihitung dari Pos Penjagaan, perjalanan menuju Pos 8 ini menghabiskan waktu sekitar 8 jam. Di sini biasanya pendaki menginap, mendirikan tenda lalu istirahat sebelum besok melanjutkan perjalanan ke puncak.

Beratnya Menuju Puncak Treking di Atas Awan

Setelah beristirahat, saatnya melanjutkan perjalanan ke puncak Gunung Bawakaraeng. Perjalanan semakin berat, tanjakan semakin curam.

Menarik, karena perjalanan ke puncak kita akan kembali menemukan hutan lumut. Seakan tiada habis, dari Pos 3 hingga Pos 9 hutan lumut selalu ada.

Sangat barat, tanjakan dari Pos 8 ke 9 benar-benar terasa. Kita membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk perjalanan ini.

Perjuangan belum selesai, pendakian di atas awan pun dimulai, kita lanjutkan perjalanan ke Pos 10 sekitar 1 jam.


Pos 10 Gunung Bawakaraeng--

Pos 10 kita mulai merasa sedang berada di negeri di atas awan. Area ini juga sangat luas, bisa menampung hampir 8.000 pendaki untuk camp, konon ini pernah terjadi tahun 2017 lalu.

Dari Pos 10 menuju Puncak Bawakaraeng di ketinggian 2830m, perjalanan tinggal 30 menit lagi.

Dan akhirnya sampai juga kita di Puncak! Benar-benar melebihi ekspektasi, Puncak Gunung Bawakaraeng benar-benar indah, menenangkan jiwa.


Puncak Gunung Bawakaraeng-Tangkap Layar Youtube Rikas Harsa-

Pantas kiranya, Gunung ini diberi gelar gunung terindah di Sulawesi.. Terimakasih Tuhan atas segala keindahan yang diciptakan, di setiap puncak ketinggian yang diciptakan, seperti di puncak Bawakaraeng ini. Penasaran mencoba? (*)

 

Artikel ini ditulis jurnalis Jambi Ekspres berdasarkan perjalanan Youtuber Rikas Harsa ke Gunung Bawakaraeng yang ditayangkan di akun youtube @rikasharsaofficial pada 28 Juli 2023. Kondisi di lapangan saat ini bisa saja terjadi perubahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: