>

Sudah 9.000-an Warga Gaza yang Tewas, Israel Juga Bom Ambulance

Sudah 9.000-an Warga Gaza yang Tewas, Israel Juga Bom Ambulance

Korban tewas di Jalur Gaza telah lebih dari 9.000 orang, termasuk anak-anak. -Tangkap Layar Instagram @Motaz_Azaiza-

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Dikutip dari The Guardian, Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan hingga Jumat (3/11/2023) jumlah warga Gaza yang tewas telah lebih dari 9.000 orang.

Korban ini terdiri dari 3.760 anak-anak serta 2.326 perempuan. Sementara jumlah warga di Jalur Gaza yang terluka sudah menembus angka 32.000 orang.

Korban di Gaza terus berjatuhan pasca Israel tiada henti melakukan serangan udara ke Jalur Gaza dan menjatuhkan puluhan hingga ratusan bom setiap hari di berbagai titik.

Situasi semakin mencekam karena Israel juga kian agresif melakukan invasi jalur darat.. Tank-tank milik Israel bahkan telah berhasil masuk ke pusat Kota Gaza sejak Kamis kemarin.

Meski dihadapi dengan perlawanan dari pejuang Hamas namun rentetan serangan tetap dilancarkan.

Konvoi Ambulance Kena Bom

Serangan udara Israel semakin ganas, Jumat (04/11/2023), jet tempur Israel telah menyerang konvoi ambulance di dekat RS Al Shifa di Jalur Gaza Palestina.

Kejadian ini menewaskan 15 orang dan 60 orang lainnya terluka.

Lokasi pemboman menurut kementerian Kesehatan Palestina, memang merupakan kantong wilayah Hamas.

Dikutip dari Al Jazeera, kata Ashraf al-Qudra, juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, saat kejadian, konvoi ambulans sedang membawa pasien yang terluka kritis dari Rumah Sakit Al-Shifa ke perbatasan Rafah dengan Mesir.

Organisasi kemanusiaan Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) juga merilis kronologi kejadian ambulance konvoi yang dibom Israel.

Berikut pernyataan lengkapnya:

“Sekitar pukul 16:05 waktu setempat [14:05 GMT], konvoi ambulans meninggalkan Rumah Sakit Al-Shifa dalam keputusan yang dikoordinasikan dengan Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza.

Konvoi yang menuju perbatasan Rafah dengan Mesir itu terdiri dari lima kendaraan ambulans: empat milik Kementerian Kesehatan dan satu milik PRCS.

Konvoi tersebut melakukan perjalanan sekitar empat kilometer dari rumah sakit ke jalan pesisir al-Rashid tetapi tidak dapat dilalui karena bebatuan dan sejumlah besar penembakan di daerah tersebut.

Kendaraan kembali menuju Rumah Sakit Al-Shifa. Saat mereka berada sekitar satu kilometer dari lokasi, ambulans pertama yang memimpin konvoi – milik Kementerian Kesehatan – langsung ditabrak.

Kendaraan lain terus menuju rumah sakit. Begitu ambulans pertama sampai di gerbang RS Al-Shifa, bagian depan kendaraan ditabrak. Serangan ini menewaskan 15 orang dan melukai puluhan lainnya.”

“Kami memberi tahu Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, kami memberi tahu seluruh dunia, bahwa para korban berada dalam antrean di ambulans tersebut Ini adalah konvoi medis.” Tegas pernyataan tersebut.
 
Sakah satu ambulance milik Bulan Sabit Merah Palestina juga diserang di dekat Al-Shifa namun staf mereka masih selamat.

Sementara itu, Juru bicara Bulan Sabit Merah Palestina Mohamed Abu Musbah mengatakan, lokasi ambulance yang dibom Israel dekat dengan pemukiman warga sipil, itu sebabnya banyak korban sipil berjatuhan.  

Terpisah, Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengaku kaget dengan laporan kejadian tersebut.

“Kami tegaskan kembali, pasien, petugas kesehatan, fasilitas, dan ambulans harus selalu dilindungi,” ujar Adhanom Ghebreyesus melalui akun X (sebelumnya Twitter).  

Sementara itu pihak Militer Israel membenarkan pesawat mereka telah menabrak ambulance. Israel mengatakan ambulance tersebut telah digunakan Hamas untuk mengangkut senjata dan pejuang Hamas.

Hanya saja Al Jazeera menyatakan mereka tidak dapat memverivikasi laporan tersebut.

16 Rumah Sakit Stop Berfungsi

Hingga saat ini telah 16 rumah sakit di Gaza stop berfungsi tak lagi menerima pasien.

Penyebabnya karena rumah sakit tersebut telah rusak bahkan tak lagi memiliki listrimkarena kehabisan bahan bakar.

Sementrara itu rumah sakit terbesar di Gaza, Al-Shifa juga telah sangat padat, bahkan pasien mengisi lebih dari 164 persen dari ketersediaan tempoat tidur yang ada.

WHO dalam pernyataannya pada hari Rabu juga telah memperingatkan bahwa kekurangan bahan bakar akan sangat membahayakan nyawa-nyawa orang yang terluka dan pasien yang ada di Gaza. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: