>

Angkat Disertasi Analisis Pendpaatan Petani Hasil Hutan, Fazriyas Berhasil Sandang Gelar Doktor Ekonomi

Angkat Disertasi Analisis Pendpaatan Petani Hasil Hutan, Fazriyas Berhasil Sandang Gelar Doktor Ekonomi

Fazriyas saat menyampaikan hasil disertasi--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.IDFazriyas berhasil menyandang gelar Doktor Ekonomi dalam Ujian Promosi Doktor Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi (FEB-Unja).

Dalam disertasinya, Fazriyas mengangkat Analisis Pendapatan Petani Hasil Hutan Bukan Kayu Pola Kemitraan pada Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH), dan Strategi Peningkatannya di Provinsi Jambi.

Dalam ujian Promosi Doktor Ekonomi tersebut bertindak sebagai Ketua Sidang yang juga Dekan FEB-Unja Prof. Dr. H. Junaidi, S.E.,M.Si, Sekretaris Prof. Dr. Johannes, S.E.,M.Si, Penguji Eksternal Prof. Dr. Nasri Bachtiar, M.S yang merupakan Guru Besar Universitas Andalas Padang, Promotor Prof. Dr. H. M. Rachmad, R, S.E.,M.S, Co Promotor Dr. M. Safri, S.E.,M.Si, Penguji I Dr. Hj. Zulfanetty, S.E.,M.Si dan Penguji II Dr. Ir. Hamzah, M.Si.


Foto bersama Fazriyas, Ketua Sidang, Sekretaris, Penguji Eksternal, Co Promotor dan para Penguji--

Sekretaris Prof. Dr. Johannes, S.E.,M.Si dikonfirmasi usai ujian sidang Promosi Doktor Ekonomi mengatakan, disertasi tentang hutan dan hasil hutan kayu yang dipaparkan dalam disertasi Promovendus, tentunya konteks penelitian ini sangat kontekstual, bila berbicara tentang pembangunan yang berkelanjutan.

“Disini ada Suistanable Develompment Goals, Promovendus melihat ada kelompok yang bisa diberdayakan untuk meningkatkan hasil hutan kayu, perlu dikuatkan lagi bagaimana model antara kelompok dengan industri dihilir,” jelas Sekretaris Prof. Dr. Johannes, S.E.,M.Si Selasa (31/10).


Foto bersama Fazriyas beserta keluarga, Ketua Sidang, Sekretaris, Penguji Eksternal, Co Promotor dan para Penguji--

Sementara, Fazriyas menungkapkan, alasan dirinya mengangkat disertasi tersebut dikarenakan, 90 persen potensi sumber daya hutan adalah hasil hutan, namun skema pembangunan sketor kehutanan selama ini orientasinya hanya kayu.

Disaat kayu sudah habis inilah saatnya merubah kepada pemanfaatan hasil hutan kayu.

“Hasil hutan kayu secara komperatif sangat dekat dengan budaya masyarakat, kemitraan yang dibangun melalui KPH menjadi pintu masuk bagaimana penadapatan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan, bisa diangkat melalui potensi pemanfaatan hasil hutan,” papar Fazriyas.


Fazriyas dan keluarga--

Disinilah fungsi KPH menjembatani kelemahan dari petani, misal petani lemah terhadap produksi, informasi harga dan teknologi hingga kehilir.

Maka peran KPH sangat penting, bagaimana kelemahan petani dalam pengelolaan hasil hutan kayu bisa ditutup oleh petani.

“Tapi tidak cukup itu saja, bagaimana KPH bisa ditingkat lembaga lebih kuat maka harus didukung kebijakan yang lebih kuat juga, kalau KPH tidak kuat secara kelembagaan, kewenangan dan SDM maka hasil hutan bukan kayu tidak akan menjadi ikon produk kehutanan,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: