Strategi Itu Meningkatkan Literasi Siswa Ciptakan Lingkungan Fisik Kaya Teks di Kelas
Strategi Itu Meningkatkan Literasi Siswa Ciptakan Lingkungan Fisik Kaya Teks di Kelas--
Oleh : Siti Badriah, S.Pd., M.Pd
SAAT ini pemerintah telah meluncurkan Rapor Pendidikan yang berfungsi sebagai laporan penilaian kinerja daerah dan satuan pendidikan.
Rapor pendidikan menjadi alat ukur yang berorientasi pada mutu dan pemerataan hasil belajar dengan sumber data yang objectif dan andal, dimana laporan tersebut disajikan secara otomatis dan terintegrasi.
Melalui rapor pendidikan satuan pendidikan, baik kepala sekolah dan guru bisa melihat indikator apa saja yang sudah menjadi hal baik atau capaian dari satuan pendidikan tersebut yang perlu ditingkatkan.
Ataupun juga dapat melihat secara detail indikator mana yang menjadi perhatian khusus satuan pendidikan perlu perbaiki.
Dari hasil telaah rapor pendidikan di tahun ajaran baru ini terlihat bahwa indikator Literasi dan Numerasi menjadi salah satu PR penting yang dihadapi satuan pendidikan baik sekolah maupun dinas yang ada di Kabupaten Muaro Jambi.
Hasil rapor pendidikan ini bersumber dari penilaian yang dilakukan tahun ajaran sebelumnya di sekolah, satu di antaranya di SMP Negeri 6 Muaro Jambi. Siti Badriah, S.Pd., M.Pd sebagai salah satu guru di SMP Negeri 6 Muaro Jambi dan sebagai Fasda Tanoto Foundation menggunakan srategi jitu untuk mengatasi rendahnya minat siswa dalam berliterasi di sekolah, yakni dengan menciptakan lingkungan fisik kaya teks di kelas.
Dia mengatakan salah satu upaya dalam penguatan literasi adalah dengan meningkatkan minat baca peserta didik. Minat baca bukanlah sesuatu yang bisa muncul tiba-tiba, seiring dengan dengan bertambahnya usia.
“Perlu perhatian khusus untuk menumbuhkan budaya membaca seperti kebiasaan membaca, peran lingkungan sekitar, paparan yang didapat serta akses terhadap buku. Karenanya perlu strategi khusus untuk meningkatkan literasi satu di antaranya menciptakan lingkungan fisik kaya teks,” ujarnya Kamis (5/10/2023).
Siti menyampaikan tujuan membuat lingkungan fisik kaya teks kepada peserta didiknya. Sebelum keputusan diambil penting mendengarkan pendapat peserta didik bagaimana menciptakan kelas yang dapat menunjang kegiatan literasi. Seperti harapannya ide ini disambut baik siswanya.
Mengutip dari Kadlic and Lesiak (2003), lingkungan kaya teks yakni lingkungan di mana anak-anak berinteraksi dengan berbagai bentuk bahan cetak, termasuk tanda-tanda, sudut belajar yang berlabel, cerita dinding, displai kata, mural berlabel, papan buletin, grafik dan diagram, puisi, serta berbagai bahan cetak lain.
“Saya dan peserta didik mengambil kesepakatan bersama untuk menciptakan lingkungan kaya teks di kelas dengan membuat pojok baca dan Mading. Diharapkan melalui kesepakatan bersama ini akan menciptakan budaya literasi yang berkelanjutan,” sebut Siti.
Mading akan digunakan untuk menampung kreasi hasil tulisan dan karya peserta didik. Tidak hanya sampai disitu saja dalam menciptakan lingkungan fisik kaya teks, Siti juga membagi peran dan tugas peserta didik dalam membuat, mendekorasi dan menghias lingkungan kaya teks di dalam kelas. Peserta didik diajak secara berkala selalu menyajikan tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan karya sendiri untuk ditampilkan di Mading.
Agar lebih menarik dan rapi, pojok baca yang dibuat juga dihias dengan menempelkan rak dinding, dilengkapi buku-buku yang ditujukan untuk anak di atas 13 tahun. Peserta didik boleh membawa buku bacaan dari rumah agar bisa saling bergantian membaca di kelas dan menambah referensi buku bacaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: