Jepang Incar Harta Karun Dalam Terowongan Tol Padang-Pekanbaru?

Jepang Incar Harta Karun Dalam Terowongan Tol Padang-Pekanbaru?

Pembangunan terowongan Tol Padang-Pekanbaru menggunakan metode NATM -Tangkap Layar Meil-

SUMBAR, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Tol Sumbar ruas Padang-Pekanbaru nantinya akan menembus bukit barisan dan akan ada terowongan yang nantinya akan dikerjakan oleh Jepang, benarkan harta karun di terowongan ini jadi incaran Jepang?

Jepang memang belum tertulis teken kontrak namun telah resmi secara lisan menyatakan ketertarikannya mengerjakan bagian Tol Seksi Payakumbuh-Pangkalan di area Bukit Barisan.

Ketertarikan Jepang ini erat pula kaitannya dengan teknologi untuk urusan gali menggali terowongan yang juga dimiliki oleh negara mereka.

Tol Sumbar memang bakal jadi Tol fenomenal di proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Karena dilengkapi dengan terowongan menembus bukit.

Yang menjadi pertanyaan, jika nanti ditemukan harta karun di terowongan di Tol Pasang-Sumbar ini, apakah itu akan bisa jadi milik Jepang?

Bicara soal harta karun, Bukit Barisan merupakan kawasan yang terdiri dari jajaran gunung yang juga dikenal punya potensi kandungan harta karun.

Beberapa mineral diduga tersimpan pada beberapa jajaran bukit barisan, mulai dari emas dan mineral lainnya.

Hamparan bukit barisan dari utara Sumatera Aceh hingga selatan Sumatera di Lampung, juga adalah jalur emas dan mineral Sumatera.

Hingga saat ini memang belum ada penelitian khusus terkait harta karun yang berkemungkinan tersimpan di trase proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) di Sumbar, hanya saja potensi ternyata sempat dibahas oleh pihak Hutama Karya.

Adalah Lukman Edy, Wakil Komisaris Utama PT. Hutama Karya saat melakukan kunjungannya ke Sumbar beberapa waktu lalu pernah mengungkapkan soal potensi harta karun yang ada di terowongan Tol Padang-Pekanbaru.

Kata Edy, Hutama Karya selaku pelaksana proyek JTTS di Sumbar, memang masih menghadapi proses pembebasan lahan di 5 Nagari Kabupaten Limapuluh Kota.

Sampai saat ini memang belum tuntas persoalan lahan di ruas ini, hanya saja Hutama Karya selaku pengembang yang ditunjuk pemerintah secara resmi membangun dan mengelola Tol ini, katanya telah siap baik secara teknis maupun dana.

Terowongan ini memang akan dikerjakan oleh kontraktor Jepang melalui JICA (Japan International Cooperation Agency).

JICA sendiri merupakan Badan Kerja Sama Internasional Jepan, JICA dibentuk oleh pemerintah Jepang guna membantu pembangunan di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Namun ya kalau dalam proses penggalian terowongan itu nanti akan ditemukan kandungan mineral, tentu menjadi milik Hutama Karya (Hutama Karya),” seloroh Lukman Edy seperti dikutip Jambi Ekspres pada padeks.co, meski pun nanti Jepang yang akan jadi investor dan kontraktornya.

Terowongan Tol Sumbar ini ada di trase Tol Pangkalan-Sicincin tepatnya di wilayah Lima Nagari Kabupaten Limapuluh Kota yang diperbukitan Bukit Barisan.

Terowongan yang panjang ini akan butuh biaya kurang lebih Rp 9 Triliun.

Karena melewati topografi tanah yang rumit, Ruas jalan Tol Padang-Pekanbaru sepanjang 254,8 km menghabiskan nilai investasi yang besar yaitu Rp 80,41 Triliun. Selain itu juga karena Tol ini akan menempuh trase yang panjang.

Kementerian PUPR dalam keterangannya mengatakan, proses pembangunan terowongan di ruas Tol Padang-Pekanbaru ini akan menggunakan  dua metode.

Metode pertama yaitu New Austrian Tunneling Methods (NATM) dan  Metode Tunneling Boring Machine (TBM). Metode ini juga diterapkan dalam pembangunan ruas Moda Raya Terpadu (MRT) di Jakarta.

Menurut Badan Pengelola Jalan Tol, menggunakan metode NATM maka terowongan akan dibangun secara modern.

BACA JUGA:Horas! Naik Tol Sumatera Jumat di Danau Toba Malam Minggu Sudah Minum Teh Kayu Aro di Kaki Gunung Kerinci

NATM memantau desain dan konstruksi dengan teknologi canggih agar bisa mengoptimalkan berbagai teknik untuk penguatan dinding berbasis pada jenis batuan yang terdapat pada lokasi pegunungan yang ditemui saat penggalian terowongan dilaksanakan.

NATM sangat memperhatikan prinsip-prinsip perilaku massa batuan yang ada di bawah beban dan mendeteksi  kinerja konstruksi bawah tanah selama konstruksi dengan komputerisasi.

NATM biasanya diterapkan pada penggalian terowongan dengan kondisi tanah lunak dan NATM juga sering diterapkan pada pembangunan terowongan di sedimen berpori. Prinsip kerja NATM sangat detail dalam dunia konstruksi.

BACA JUGA:Gokil Nih! Berkat Tol Yogya-Bawen, Orang Jakarta Mudah Ngopi di Candi Borobudur, Berangkat Pagi, Siang Sampai

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pemnbangunan infrastruktur terowongan bukan pekerjaan dan teknologi baru di Indonesia.

Indonesia katanya sudah banyak berpengalaman untuk urusan membangun terowongan. “Prinsip terowongan juga sudah diterapkan pada pembangunan bendungan berupa saluran pengelak,” jelasnya dalam acara  Seminar To Introduce Tunnel Planning and Technology yang diselenggarakan PUPR dan JICA, dikutip dari keterangan resmi PUPR.
 
Terowongan lanjut Basuki, merupakan inovasi konstruksi modern yang dipilih untuk pembangunan beberapa trase Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) agar bisa memanfaatkan underground space di trase sulit yang dilewati.  (dpc)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: