Tak Mau Lewat Terowongan, Gajah Codet Sudah 5 Kali Menyebarangi Tol Riau, Duh Nakal Kamu Det

Tak Mau Lewat Terowongan, Gajah Codet Sudah 5 Kali Menyebarangi Tol Riau, Duh Nakal Kamu Det

Aksi Codet menyeberangi Tol Riau ruas Pekanbaru-Dumai-Foto: tangkapan layar -

RIAU, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Codet namanya, Codet adalah satu di antara 48 gajah yang tinggal di 2 kantong gajah paling dekat dengan Tol RIAU. Tak mau lewat terowongan, Codet memang sedikit nakal tercatat sudah 5 kali menyeberangi Tol RIAU.

Pergerakan Codet dan gajah-gajah lainnya terjadi di sekitar KM 69 sampai dengan KM 73 sepanjang 4 kilometer di ruas Tol Pekanbaru-Dumai.

Trase ini memang membelah Taman Hutan Raya dan Suaka Margasatwa (SM) Giam Siak Kecil yang merupakan lokasi perlintasan Codet dan kawan-kawan gajah lainnya.

Genman Suhefti Hasibuan, Kepala Balai Besar KSDA RIAU dalam seminar adaptasi pembangunan jalan Tol yang diikuti Jambi Ekspres pada Kamis (27/7/2023) mengatakan, ada sekitar 48 gajah yang melintasi perlintasan Tol di KM 67 hingga KM 73.

Ada 6 gajah menetap di SM Balai Raja, sisanya di SM Giam Siak Kecil ada 42 ekor gajah yang bergerak secara rutin, termasuk si Codet ini.

Jarak terdekat Tol RIAU dengan Kawasan SM Balai Raja memang sangat dekat, sekitar 65 meter “Jadi sebenarnya sudah berhimpitan,” lanjutnya.
 
Sejak beroperasi secara penuh Tol Pekanbaru-Dumai tahun 2020 lalu, baru 5 kali gajah melakukan migrasi besar-besaran menggunakan terowongan gajah Tol yang telah disiapkan oleh pihak pengembang Hutama Karya.

Dan dari 5 kali migrasi itu, 5 kali pula Codet tak mau bersama kelompoknya lewat terowongan. Codet memilih jalannya sendiri, naik ke ruas jalan Tol, nekad berselisih dengan truk dan mobil-mobil yang sedang lewat.

“Dari laporan masyarakat dan data CCTV, data pergerakan GPS Polar, terdeteksi sudah lima kali gajah Codet ini bergerak tidak menggunakan terowongan,” ujar Genman.

Mengapa hanya Codet? “Codet ini perilakunya memang suka menyendiri,” ujar Genman. Codet memiliki perilaku spesial yang tak sama dengan gajah-gajah lain.

“Dan untungnya perilaku Codet ini tidak diikuti oleh kelompok lain,” ujar Genman.

Sebenarnya, perilaku Codet atau gajah lain menyeberangi Tol bisa saja terjadi lagi, untuk itu Genman berharap ke depan ada beberapa langkah yang perlu dilakukan bersama.

Diantaranya, melakukan optimalisasi pembuatan pagar pembatas atau barrier yang kokoh pada ruas sepanjang 4 kilometer yang merupakan ruas perlintasan gajah antara Km 69 sampai KM 73.

“Kemudian penting juga melakukan modifokasi terowongan menjadi lebih menarik perhatian gajah untuk masuk jalur terowongan,” lanjutnya.

Modifikasi ini kata Genman misalnya dibuatkan semacam corong, sehingga secara alami gajah itu terarahkan melewati terowongan.

Kemudian 100 meter sebelum terowongan, perlu pula ada pengkayaan pakan, Menanam tumbuhan pakan gajah penting agar gajah terarah sendiri menuju ke terowongan. “Harapan kita kan gajah-gajah itu semua akan melewati terowongan,” lanjutnya.

Perlu pula ada tim mitigasi dari pihak Hutama Karya untuk melakukan penggiringan gajah jika ada yang mendekati Tol dan ini bisa dilatih nanti oleh tim BKSDA RIAU.

“Kalau-kalau ada gajah seperti Codet, karena dia sendirian, jadi gerakannya sudah tidak terpola, jadi petugas Hutama karya bisa melakukan penggiringan,” lanjutnya.

BACA JUGA:Kabupaten Paling Ujung Sumbar Surati Basuki Minta Tol Riau Tembus ke Daerahnya, Ini Hasil Lobiannya

BACA JUGA:Merinding! Ikan Raksasa Terbesar Asia Ternyata Hidup di Sungai Batanghari

Sebelum pembangunan tol dilakukan, Balai Besar KSDA Riau sebenarnya  mengusulkan 8 titik terowongan sebagai jalur gajah.

“Namun kemudian disepakati 5 titik, karena ada perlintasan yang bisa disatukan, migrasi gajah tetap terakomodir agar tidak terganggu,” lanjutnya.

Pergerakan gajah kata genman memang tidak setiap waktu terjadi. “Ada waktu-waktunya dan belum tentu setiap bulan itu mereka bergerak,” lanjutnya.

Namun migrasi gajah berdasarkan pengalaman yang memang masih menghadapi beberapa pengalaman dan permasalahannya sendiri.

“Pernah ada juga temuan lainnya, teridentifikasi gajah menyeberangi jembatan penyeberangan kendaraan di KM 76,” lanjut Genman.

BACA JUGA:Tol Riau Bukan Lagi Jadi Pemilik Tunggal Terowongan Gajah di RI, Ini Saingan Barunya

BACA JUGA:100 Tahun Lalu Jepang Diam-diam Gali Lobang di Gunung Pangilun, Sekarang Bersiap Gali Terowongan Tol Sumbar

BACA JUGA:Indak Taraso Tol Padang-Sicincin Mulai Salib Sungai Batang Anai

Genman mengaku tentu masih ada kekurangan dalam aplikasi terowongan gajah di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) pertama di Indonesia ini.

 “Karena saat awal membuat terowongan ini kita belum ada pengalaman, namun ini bisa menjadi pembelajaran buat kita untuk dijadikan perbaikan ke depan,” lanjutnya lagi.

Perbaikan perlu dilakukan agar tidak terjadia lagi kasus Codet-codet yang lainnya, jangan sampai adalagi kata-kata, Duh Nakal Deh Kamu Det.  (dpc)



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: