Kalah 1-7 dari Thailand, Garuda Pertiwi Muda Terhenti di Semifinal

Kalah 1-7 dari Thailand, Garuda Pertiwi Muda Terhenti di Semifinal

Fani diberikan kartu merah oleh wasit Le Thi Ly, asal Vietnam yang memimpin pertandingan.--

PALEMBANG, JAMBIEKSPRES.CO.ID-Langkah Indonesia untuk menjadi kampiun di kejuaraan AFF U-19 Women's Championship 2023 harus terhenti di babak semifinal, itu setelah mereka kalah oleh Thailand 1-7, pada laga yang berlangsung di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Kamis (13/7).

Malapetaka pertama bagi pasukan Rudy Eka Priyambada terjadi pada menit-menit awal pertandingan. Dimana penjaga gawang mereka, Fani diberikan kartu merah oleh wasit Le Thi Ly, asal Vietnam yang memimpin pertandingan.

"Pertandingan tadi, tiga menit kartu merah, tidak nikmat bermainnya, tidak nikmat juga ditonton. Lain kali kalau bisa AFF bisa tidak ambil wasit dari empat semifinalis, tadi wasit dari Vietnam, sekiranya banyak merugikan kita, tapi itulah sepakbola ya, dan juga saya bilang ke pemain kiranya ya sudah kita lupakan hari ini, kita masih ada hari esok," buka Rudy Eka usai laga.

"VAR (Video Assistant Referee) mungkin menjadi salah satu solusi ya, mungkin bisa diperbaiki lagi kedepannya, dan juga lebih selektif lagi dalam penugasan wasitnya, sekiranya bisa netral, bukan dari empat semifinalis," tuturnya.

Bermain dengan 10 pemain, membuat Thailand bisa mencetak gol lebih dahulu. Ini dia malapetaka berikutnya bagi Garuda Pertiwi Muda.

Thawanrat Promthongmee membuka pesta gol Thailand di menit ke-15. Dirinya mencetak hattrick di laga ini, dengan dua golnya lagi di menit ke-31 dan 70'. Anaphon Amanpong mencetak dua gol (29', 47') dan dua gol dari masing-masing dari Chattaya Pratumkul (63') dan Natcha Kaewanta (88). Sementara gol semata wayang Indonesia dicetak oleh Claudia Alexandra Scheunemann di menit ke-24.

Rudy juga mengatakan bahwa konsentrasi pemain pecah usai kehilangan pemain dan mengusulkan adanya kompetisi sepakbola wanita.

"Bagaimana melawan 11 pemain dengan 10 pemain dan juga bagaimana kita tahu Thailand termasuk dalam tiga negara (bersama Vietnam dan Myanmar) yang semuanya punya liga. Persiapan mereka juga matang, sedangkan kita persiapan hanya tujuh hari. Saya harap ini menjadi rujukan sepakbola wanita Indonesia kedepannya. Tadi pak Erick bilang tidak akan membedakan sepakbola wanita dengan pria, semoga bisa lebih peduli lagi terhadap sepakbola wanita," ungkapnya.

Helsya Maeisyaroh juga sama kecewanya dengan pelatihnya. "Pastinya saya mewakili teman-teman, kecewa karena dari menit awal kita sudah bermain dengan 10 pemain, menurut kami itu tidak adil aja. Tapi ya, balik lagi, ini sepakbola, mau tidak mau, harus terima," tuturnya.

Walau begitu, tim ini masih ada kesempatan untuk memperebutkan peringkat ketiga, melawan Myanmar yang kalah 1-2 dari Vietnam di laga semifinal sebelumnya.

Rudy mengatakan masih ada kans dan semangat untuk itu. "Semangat tentu masih ada, kita masih mau bermain lagi melawan Myanmar. Sekiranya kita masih berusaha untuk menjadi juara ketiga," jelasnya.

"Tapi dengan hasil ini, kita bersyukur masih bisa menjadi semifinalis. Ini bagus buat kita belajar."

"Myanmar sama bagusnya dengan Vietnam, kita juga perlu waspada, sekiranya kita bermain normal saja," sambungnya.

Untuk itu ada yang perlu di evaluasi dalam timnya. "Anak-anak harus lebih cepat dalam mengambil keputusan, itu yang terpenting dalam sepakbola," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: