Dampak Berbicara Toxic Terhadap Lingkungan (Sebab Pergaulan Dan Game Online)
M Azmi Fikri --
METODE PENELITIAN
Dalam jurnal kali ini, metode penelitian yang kami gunakan ialah wawancara. Wawancara merupakan bentuk komunikasi antara dua orang di mana peserta menjadi orang yang ingin mendapatkan informasi dari orang lain dengan mengajukan pertanyaan untuk tujuan tertentu.
Tujuan kami memilih metode wawancara ini karena kami ingin aktif dan reflektif dalam mendalami data-data yang terkumpul dengan netral. Kami berpendapat bahwa responden harus diberikan kebebasan dalam situasi wawancara.
KAJIAN PUSTAKA
Lisan adalah salah satu nikmat Tuhan untuk kita. Lisan adalah anggota tubuh manusia cukup kecil dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya. Namun, dia bisa menyebabkan pemiliknya menjadi penghuni neraka.
Membiasakan mengatakan hal-hal yang baik atau menahan kata-kata buruk menjadi suatu sifat seorang mukmin sejati. Di sisi lain, kata-kata buruk memiliki efek dan tempat yang buruk dalam Islam.
Kata-kata yang memarahi, menghina dan membalas bukan hanya dibenci umat manusia, tapi malaikat juga menyalahkannya. Dari sinilah timbul kemampuan berbicara yang merupakan salah satu ciri manusia Pentingnya dan nilai ibadah, Allah SWT mendorong umat manusia untuk mengatakan baik dan menghindari kata-kata buruk. Allah SWT berfirman:
“Dan katakan kepada hamba-hamba-Ku. “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar) sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyataq bagi manusia.”… (QS.17: 53).
Berdiam diri adalah perbuatan yang sangat mulia dalam Islam. Karena itu mereka yang tahu bagaimana menjaga lidah mereka memiliki kesempatan bagus untuk mendapat jaminan rumah di surga Allah SWT. Sahal bin Sa’ad meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang menjamin untukku (menjaga) antara dua jenggotnya dan antara dua kakinya, niscaya aku jamin untuknya surga.” (HR. Bukhari).
Seperti halnya hati, mengenai perawatan dan pengelolaan mulut, itu mengukur baik atau buruknya perbuatan baik seseorang. Jadi, antara hati dan lidah berhubungan dan mempengaruhi tindakan. Menjaga mulut berarti tidak berbicara atau tidak berbicara dengan baik, hindari kata-kata buruk dan kotor, gosip, fitnah dan keluhan. Firman Allah berbunyi:
“Tiada suatu Lisan berpengaruh kuat terhadap sikap dan perilaku seseorang. Tatkala lisan seseorang baik maka akan berdampak baik, bahkan akan terlihat jelas didalam kebaikan perilakunya sehari-hari. Dan sebaliknya, tatkala lisan seseorang buruk, juga akan berdampak buruk bahkan terlihat jelas di dalam keburukan sikap dan perilakunya sehari-hari ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”(QS.Qaaf:18).
Lisan memiliki pengaruh yang kuat terhadap sikap dan perilaku seseorang. Jika ucapan seseorang baik, itu memiliki efek yang baik meskipun itu jelas oleh kebaikan perilakunya sehari-hari. Begitu pula sebaliknya ketika seseorang berbicara buruk, itu juga berdampak buruk, meskipun terlihat jelas dalam keburukan sikap dan perilaku sehari-hari.
Hukum Islam diturunkan di suatu tempat dan untuk seluruh umat manusia hingga nyawa manusia tersebut berakhir nanti di hari kiamat. hukum Islam ia memiliki sifat unik, sehingga bersifat universal dan abadi. masalah ini karena selain ibadah yang baik kepada Allah SWT. juga harus baik kepada orang lain Perbuatan atau perkataan orang (lisan), Lisan adalah salah satu nikmat Tuhan memberi kita.
Lisan adalah anggota tubuh manusia cukup kecil dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya. Namun, dia bisa menyebabkan pemiliknya menjadi penghuni neraka atau bahkan mampu menjadi, penghuni surga menyebabkan pemiliknya dilempar ke dalam api neraka. Membiasakan mengatakan hal-hal yang baik atau menahan kata-kata buruk menjadi suatu sifat Seorang mukmin sejati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: