Akankah Nasib Konstruksi Tol Jambi Endingnya Akan Sama dengan Tol Cisumdawu?

Akankah Nasib Konstruksi Tol Jambi Endingnya Akan Sama dengan Tol Cisumdawu?

Tol Cisumdawu menimbun geofoam sebagai agregarat pengganti lapisan perkerasan tol mengatasi masalah tanah lunak Tol Cisumdawi di seksi 5-Foto: Tangkap Layar Youtube Apri Subtoro-

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Tol Jambi kini mulai berprogres, lahan mulai dibersihkan, pekerja telah beraktivitas dari pagi hingga sore. Namun ada satu hal yang kini masih jadi kendala proyek Tol Jambi yaitu tanahnya lunak minta ampun. 

 

Dari 15 kilometer proyek Tol Jambi menuju Sumsel, ternyata ada 3,3 kilometer yang harus menempuh tanah lunak. 

 

Tanah lunak dan gambut memang jadi persoalan serius yang sering dihadapi pengembang saat membuka ruas Jalan Tol Trans Sumatera, pun di Pulau Jawa.

 

Lantas akankah Tol Jambi nanti nasib konstruksinya akan mirip dengan Tol Cisumdawu di Jawa Barat?

 

Tol Cisumdawu Salah satu seksi di ruas Tol Cisumdawu (Cileunyi - Sumedang - Dawuan) lahannya juga lunak, yang terjadi, lahan ruas tol ini kemudian tidak ditimbun dengan tanah tapi diurug dengan kotak-kotak balok busa geofoam EPS.

 

Geofoam EPS berbentuk balok-balok berbobot ringan dan sudah biasa diterapkan di luar negeri, terutama untuk menangani lapisan tanah yang labil. Geofoam EPS ini sejenis busa ringan yang sering digunakan untuk pengepakan atau dekorasi. Banyak sekali Geofoam EPS yang ditimbun di lokasi ini, 40 ribu m3.

 

PUPR juga telah mendesak Hutama Karya (HK) selaku pengembang tol Jambi untuk mencari cara cepat mengatasi permasalahan tanah lunak yang ditemukan di ruas Tol Jambi-Betung seksi Mestong-Bayung Lencir.

 

Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Jambi Kementerian PUPR Ibnu Kurniawan kepada Jambi Ekspres mengatakan, HK diminta menerapkan metode khusus agar mutu jalan tol yang dihasilkan nanti tetap baik dan yang terpenting tetap bisa rampung sesuai janji presiden kepada masyarakat Jambi yaitu tahun depan.

 

“Rencananya kita akan mencari konstruksi lain agar lebih cepat selesai dan tepat waktu sesuai arahan presiden,” tegas Ibnu lagi.

 

BACA JUGA:Sudah Dua Presiden Dua Gubernur Akhirnya Proyek Tol Cisumdawu Rampung Juga

 

BACA JUGA:Asal Usul Tutut Soeharto Pernah Top Jadi Pengusaha Tol RI, Kaitan dengan Tol Cisumdawu?

 

Sebenarnya untuk urusan tanah lunak dalam pekerjaan proyek Jalan Tol Trans Sumatera sudah sering ditemukan dan sudah berpengalaman ditangani Hutama Karya.

 

Daerah tetangga Jambi yaitu di tol Indralaya-Prabumulih juga mengalami kasus tanah lunak.

 

Direktur Operasi III Hutama Karya Infrastruktur, Selo Tjahjono dalam keterangan resminya mengatakan, pada lokasi-lokasi tanah lunak, proses konstruksi Tol Indralaya-Prabumulih menerapkan Prefabricated Vertical Drain (PVD) dan Preloading sebagai treatment.

 

PVD merupakan salah satu bahan geosintetik yang berbentuk pita terdiri dari inti (core) dan selimut (jacket) yang dipasang secara vertikal dan berfungsi sebagai penyalur air dari bawah ke atas (vertikal).

 

Sedangkan preloading adalah salah satu jenis penanganan tanah lunak dengan cara memberikan beban berupa timbunan surcharge yang berfungsi sebagai pengganti beban perkerasan dan lalu lintas selama proses konsolidasi.

 

Adapun inovasi yang diterapkan dalam proyek ini yakni penggunaan geofoam pada oprit jembatan. Penggunaan geofoam bertujuan untuk menggantikan material timbunan di belakang oprit yang berat.

 

Geofoam merupakan salah satu material geosintetik yang terbuat dari polimer Expanded Polystyrene dan Xtruded Polystyrene (XPS) yang mempunyai properti berat jenis yang lebih rendah dibandingkan material granular atau tanah.

 

“Dengan penggunaan geofoam, diharapkan meminimalisir penurunan oprit selama masa pelayanan jalan. Selain itu, keunggulan geofoam yakni mudah diaplikasikan, mutu yang mudah dikontrol, dan tidak terkendala dengan cuaca,” ujar Selo Tjahjono. (dpc)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: