Setelah 110 Tahun Jembatan Aek Tano Ponggol Tampil dengan Wajah Baru Tembus ke Samosir

Setelah 110 Tahun Jembatan Aek Tano Ponggol Tampil dengan Wajah Baru Tembus ke Samosir

Perwajahan Jembatan Aek Tano Ponggol yang menyatukan Pulau Sumatera dan Pulau Samosir-Foto: Tangkap Layar Akun Youtube Sean Design-

SUMUT, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Setelah 110 tahun akhirnya Jembatan Aek Tano Ponggol tampil dengan wajah baru.  Ini merupakan satu-satunya jembatan akses menuju Pulau Samosir sejak dibangun oleh Belanda dengan nama awalnya Jembatan Tano Ponggol Dalihan Natolu.

 

Jembatan ini dulu mulai dibangun tahun 1907 dan diresmikan pada tahun 1913 oleh Ratu Wilhelmina dengan panjang bentang sekitar 16 meter.

 

Dalam perjalanannya, pembangunan jembatan ini dipenuhi dengan air mata, Belanda menerapkan sistem kerja rodi kepada masyarakat hingga akhirnya tersambung juga dalam waktu 3 tahun.

 

Kemudian Jembatan ini dibangun kembali dan diperbaharui oleh pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR dengan nama Jembatan Aek Tano Ponggol pada tahun 2020.

 

Jembatan ini oleh PUPR dibangun sepanjang 294 meter, terbagi dalam beberapa bagian. Jembatan utama 179 meter dan jembatan pendekat 155 meter. 

 

Jembatan utama terdiri dari 3 bentang sepanjang 99 meter dan menggunakan struktur utama berupa box girder. Sedangkan untuk jembatan pendekat juga terdiri dari 3 bentang dengan struktur utama prestressed I girder.

 

Beberapa lahan masyarakat ikut dibebaskan untuk memperbaharui jembatan ini.

 

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara Selamat Rasidi dalam keterangan resmi PUPR yang dikutip Jambi Ekspres, mengatakan Jembatan Tano Ponggol merupakan satu-satunya akses darat untuk menuju Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba dan berfungsi untuk menggantikan fungsi jembatan yang sudah ada saat ini (eksisting) dengan panjang 16 meter.

 

“Harapannya keberadaan jembatan ini yang dihiasi ornamen Dalihan Na Tolu yang merupakan filosofi suku Batak dapat menambah daya tarik kemudian meningkatkan jumlah wisatawan yang hadir dan juga kepada kesejahteraan masyarakat,” kata Rasidi.

 

Jembatan Aek Tano Ponggol ini konstruksinya dikembangkan oleh PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pada tahun 2020-2022 senilai Rp.157 miliar. Jembatan ini sekarang telah difungsikan oleh masyarakat Sumut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata setempat.

 

Tak hanya jembatan, Kementerian PUPR juga melebarkan alur Tano Ponggol dari 25 meter warisan Belanda dulu menjadi 80 m dengan panjang 1,2 Km sehingga ke depan ini dapat dilewati oleh kapal pesiar dan mendukung sektor pariwisata di Samosir. (dpc)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: