Saling Chat Setelah Reuni Bikin PA Kota Padang Banjir Gugatan Cerai
Jaket (Komunitas Janda Kreatif). Komunitas ini dibentuk untuk memberdayakan para janda yang bercerai atau ditinggal mati suaminya.--
PADANG, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Pengadilan Agama (PA) Kota Padang Sumbar dibuat repot karena banjir gugatan perceraian pasca musim reuni di momen Lebaran Idul Fitri 2023 lalu.
Reuni ajang bertemu kawan lama telah membuat cinta lama bersemi kembali, atau cinta yang tak pernah ada tetiba jadi ada.
Ketua Pengadilan Agama Kota Padang, Nursal dikutip dari padek.co mengatakan, pemicu perceraian yang masuk ke PA Kota Padang memang beragam, namun kebanyakan dipicu oleh acara reuni.
Semakin mengerikan karena angka perceraian yang ditangani PA Kota Padang pun tidak main-main, mencapai 100 pasangan per hari.
Padahal sebelum Lebaran, PA kata Nursal hanya menangani 60 kasus gugatan perceraian.
“Menghadiri acara reuni salah satu indikatornya,” tambahnya lagi.
Apalagi setelah pertemuan dalam reuni, biasanya akan berlanjut dengan saling chat (ngobrol), saling sapa, saling curhat lalu berujung pada ada rasa.
Apakah benar reuni bertemu kawan lama bikin perasaan hilang ke pasangan?
Sosiolog Universitas Negeri Padang Eka Asih Febriani, itu hanyalah salah satu alasan saja.
Reuni kata Asih tak semuanya menimbulkan perceraian. Karena faktor utama perceraian adalah ketika pasangan tidak mampu memenuhi kebutuhan pasangannya, yaitu masalah ekonomi.
Selain faktor ekonomi, faktor lainnya adalah KDRT atau Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Momen reuni katanya adalah momen dimana seseorang kembali bertemu lingkungan sosialnya yang dahulu.
Ketika bertemu, tentu terjadi interaksi sosial, saat bertemu kawan lama yang hidupnya lebih mapan, di sana biasanya timbul kekaguman.
“Dimulai dari proses kekaguman kepada individu lain, dari saling curhat dan berlanjut pada hubungan yang lain,” jelasnya.
Terkait lebih banyak perempuan yang menggugat cerai ketimbang pria, itu kata Asih karena zaman sekarang perempuan memiliki fungsi ganda, mengurus rumah tangga sekaligus bekerja.
“Dalam kehidupan modern, perempuan yang bekerja tidak takut dengan perceraian. Karena ia mampu dan tak tergantung dengan laki-laki dalam usaha pemenuhan kebutuhan ekonomi dan sosialnya. Makanya saat ini perempuan mendominasi dalam mengajukan perceraian di Pengadilan Agama,” tutupnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: