Marak Perang Sarung Saat Ramadhan, Ini Tanggapan Ketua LPAI Kota Jambi

 Marak Perang Sarung Saat Ramadhan, Ini Tanggapan Ketua LPAI Kota Jambi

Mery Marwati--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID-Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Kota Jambi juga menanggapi terkait maraknya aksi geng motor dan aksi perang sarung selama bulan suci Ramadhan ini.

Ketua LPAI Kota Jambi, Mery Marwati,  mengatakan, aksi ini rata-rata dilakukan oleh anak di bawah umur, oleh karena itu dirinya berharap kepada para orangtua untuk lebih waspada dalam menjaga pergaulan anak-anaknya.

"Perang sarung ini kan hampir rata-rata dilakukan oleh anak di bawah umur. Ini miris. Kami dari LPAI berharap kepada orang tua agar mereka lebih waspada, lebih menjaga pergaulan anak-anak mereka," ujarnya, Minggu (26/3).

Ditambahkan Mery, para orang tua juga diharuskan mendidik anak-anaknya dengan ilmu agama yang lebih banyak, untuk mengantisipasi terjadinya hal yang meresahkan ini.

"Apalagi ini di bulan suci Ramadhan, jangan biarkan anaknya berkeliaran. Mereka bilang mau tarawih gak tau tidak tarawih, tapi mereka malah nongkrong di luar, akhirnya membuat perkumpulan atau geng yang merusak dan mengganggu kenyamanan masyarakat," tegasnya.

Selain itu, Mery juga berharap Pemerintah Kota Jambi merespon cepat kejadian yang meresahkan,  yang saaat ini tengah marak terjadi di masyarakat Kota Jambi ini.

"Pemerintah harus cepat merespon. Jadi mereka bukan hanya ditangkap, dipublikasikan terus dilepas. Beri mereka pengarahan yang memang bermanfaat untuk mereka, terus tindaklanjuti," ucapnya.

"Mungkin nanti dari Dinas Sosial, dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak, coba tindaklanjuti ke keluarga mereka, kenapa anak-anak mereka sampai melakukan hal tersebut," tambah Mery.

Mery juga menyarankan kepada pihak kepolisian untuk tidak mempublikasikan identitas dan wajah para pelaku yang masih di bawah umur tersebut.

"Kalau mereka memang sudah ditangkap, jangan dipublikasikan wajah mereka (yang di bawah umur), karena secara tidak langsung mereka suatu saat akan timbul dendam dan mrk merasa bangga pada diri mereka karena wajah mereka dipublikasikan banyak media. Seharusnya tutup wajah mereka atau di blur, karena masa depan mereka masih panjang, masih banyak yang bisa mereka lakukan dikemudian hari untuk kebaikan,’’  tandasnya. (raf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: