Kok Bisa Hilal Tak Tampak di Provinsi Jambi, Ini Penjelasan Kakanwil Kemenag Provinsi Jambi
Meskipun Kementerian Agama RI menyatakan perhitungan secara Astronomis (Hisab) ketinggian hilal sudah diatas ufuk pada Rabu (22/3) dinihari, namun hilal tetap tidak nampak di Provinsi Jambi.-M Ridwan Jambi ekspres-
JAMBI, JMABIEKSPRES.CO.ID - Meskipun Kementerian Agama RI menyatakan perhitungan secara Astronomis (Hisab) ketinggian hilal sudah diatas ufuk pada Rabu (22/3) dinihari, namun hilal tetap tidak nampak di Provinsi Jambi.
Di Jambi Hilal 1 Ramadhan 1444 Hijriah ini tak terpantau di lantai 12 Gedung Mahligai 9 bank Jambi lewat metode rukyatul hilal karena tertutup awan. Atau tempat pemantauan dengan ketinggian 53,3 Meter.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi Zoztafia mengatakan pemantauan hilal oleh tim falakiyah di Jambi tak terlihat lantaran terhalang awan.
"Setelah pengamatan bulan saat matahari terbenam pukul 18.16 menit dari matahari sampai hilal terbenam 18.53 WIB oleh tim falakiah Kanwil Kemenag Provinsi Jambi,
Maka kami sampaikan hasilnya hilal tidak terlihat atau tidak nampak, karena di jambi sangat jarang nampak hilal," sebut Zoztafia saat konferensi pers kepada awak media seusai rukyatul hilal (22/3).
Zoztafia menyebut hilal tak nampak karena pengaruh cuaca. "Eksistensi hilal tak nampak karena dipengaruhi beberapa hal (seperti) faktor cuaca pada saat hilal muncul, bila kondisi mendung,hujan atau tertutup awan maka tidak akan terlihat," akunya.
Sementara itu, tim Falakiyah Kanwil Kemenag Jambi Rahmadi mengatakan mazhab imsyanur rukyah sudah memakai paradigma baru tinggi hilal minimal 3 derajat dan di Indonesia sudah 8 derajat 12 menit dengan elongasi 9 derajat 15 menit apalagi umur hilal 15 atau 16 jam. "Artinya peluang kita idealnya kita terlihat. Secara teori memungkinkan dilihat, tetapi cuaca tidak memungkinkan karena tertutup oleh awan," akunya.
"Dan dari informasi terbaru ada beberapa daerah di wilayah Indonesia Timur terlihat," sebutnya.
Kendati demikian, meskipun tak terlihat Rahmadi tetap berusaha agar nantinya ada alat baru yang bisa menembus kondisi riil. "Dan kita minta usaha BMKG ada tidak usaha BMKG jika kondisi tertutup awan masih bisa melihat hilal," ujar Rahmadi.
Sedangkan Supri dari BMKG menambahkan setelah dilakukan pemantauan hilal lantaran kondisi cuaca setelah hujan berawan yang menyebabkan hilal tak nampak. "Sampai saat ini belum ada alat yang disediakan BMKG terkait pengamatan hilal (untuk cuaca berawan) ini," terangnya. (aan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: