Tancap Gass Naik Tol Indralaya - Prabumulih 100 Km/Jam, Lewati 18 Jembatan dan Satu Rest Area
Ilustrasi Pengembangan infrastruktur Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) tahap 1. -Foto : Dok Hutama Karya-
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Dalam waktu dekat PT Hutama Karya akan merampungkan ruas tol Simpang Indralaya - Muara Enim seksi Simpang Indralaya - Prabumulih. Hal ini dikatakan Direktur Operasi III, Koentjoro.
Sejak Juli 2019 pembangunan Jalan Tol Indralaya - Prabumulih sepanjang 64,5 km telah mulai dilakukan oleh anak usaha Hutama Karya yaitu PT HK Infrastruktur (HKI).
Sementara itu, kecepatan rencana pada Jalan Tol Indralaya - Prabumulih adalah 100 km/jam. Jika jalan ini rampung, waktu tempuh tol ini tak akan sampai 1 jam paling hanya sekitar 35-40 menitan.
Sehingga dapat menjadi alternatif jalur logistik dari hasil perkebunan karet dan sawit asal daerah sekitar untuk mempersingkat waktu tempuh masyarakat.
“Saat ini pengerjaan tol Simpang Indralaya - Prabumulih sudah mencapai 90,38%, sementara Sigli - Banda Aceh Seksi 5 mencapai 97,97% dan Seksi 6 sudah mencapai 85,05% Sementara progres pembebasan lahan dari ketiga ruas ini rata-rata sudah mencapai lebih dari 97%, sehingga diperkirakan bisa selesai tepat waktu,” ujar Koentjoro.
Ruas tol Simpang Indralaya - Prabumulih dilengkapi sejumlah struktur dan fasilitas pendukung diantaranya 8 overpass, 18 jembatan, 10 box underpass, 2 simpang susun, 1 rest area dan 1 gerbang tol.
Menurut Koentjoro, apabila pengerjaan konstruksi dan proses pembebasan lahan tidak ada hambatan ruas tol ini diharapkan dapat dibuka secara fungsional pada saat Mudik Lebaran Tahun 2023 mendatang.
Sebagai informasi, sesuai arahan pemerintah, untuk pengerjaan ruas feeder diantaranya Jalan Tol Muara Enim - Lahat - Lubuk Linggau sepanjang 111,85 km pembangunan infrastrukturnya akan dilanjutkan pada tahap 4, sesuai PERPRES No. 131 Tahun 2022.
Sementara itu, pembangunan Jalan Tol Sigli - Banda Aceh Seksi 5 dan 6 sepanjang 12,3 km telah dilaksanakan tahap Uji Laik Fungsi (ULF) pada hari Senin (6/2) lalu, dalam rangka memastikan seluruh spesifikasi teknis persyaratan dan fasilitas perlengkapan jalan terpenuhi dengan baik dan sesuai standar ketentuan serta kriteria yang berlaku, terutama aspek keselamatan lalu lintas pengendara jalan tol.
Kunjungan lapangan ULF, tim terbagi menjadi 3 sub yakni Sub Tim 1 (Bidang Keselamatan dan Manajemen Lalu Lintas); Sub Tim 2 (Bidang Sarana Jalan, Jembatan dan Bangunan Pelengkap); Sub Tim 3 (Bidang Operasi dan Administrasi).
Koentjoro juga menambahkan, jika pengerjaan dari hasil evaluasi ULF selesai, maka Sertifikat Laik Operasi (SLO) dapat segera terbit sebagai ‘lampu hijau’ untuk mengoperasikan jalan tol.
“Jika seksi 5 dan 6 sudah mengantongi SLO, maka Hutama Karya dapat mendukung arahan dari regulator untuk mengoperasionalkan jalan tol ini saat Mudik Lebaran mendatang.” tutup Koentjoro.
Selain untuk mendukung stimulus bagi pertumbuhan ekonomi, dengan adanya tol ini dapat memangkas waktu tempuh perjalanan dan mengembangkan kawasan wisata religi setempat.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, dikutip dari Antara News (24/1) lalu, bahwa Aceh memiliki potensi wisata yang sangat besar untuk dikembangkan ‘wisata halal’.
“Seluruh kabupaten/kota di Aceh memiliki potensi menjadi destinasi wisata halal, Kawasan tersebut merupakan daerah terbanyak dikunjungi wisatawan nusantara dan mancanegara.
Sistem pemerintahan dan masyarakat Aceh yang menerapkan syariat Islam dapat menjadi nilai pendukung dalam pengembangan wisata halal.” ujar Kadisbudpar Aceh Almuniza Kamal.
Hutama Karya mencatat lebih dari 2,6 juta kendaraan melintas di sepanjang ruas operasi Jalan Tol Trans Sumatera pada momen Mudik Lebaran tahun lalu.
Hal ini memperkuat komitmen perusahaan untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada pengendara jalan tol khususnya pada saat Mudik Lebaran 1444 H / 2023 M. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: