Dorong 70 Persen Caleg Internal, Partai Buruh Jambi Gelar Rapat Akbar

Dorong 70 Persen Caleg Internal, Partai Buruh Jambi Gelar Rapat Akbar

Dorong 70 Persen Caleg Internal, Partai Buruh Jambi Gelar Rapat Akbar --

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Partai buruh langsung tancap gas usai dinyatakan lolos sebagai peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Rencananya Partai buruh Provinsi Jambi menggelar rapat akbar persatuan buruh di auditorium RRI, Telanaipura, Kota Jambi, Selasa (14/2).

Dalam rapat akbar ini, Partai Buruh mengundang seluruh serikat petani, serikat buruh, serikat pekerja di Provinsi Jambi maupun kabupaten/kota. Ini dilakukan untuk penyatuan persepsi menghadapi Pemilu 2024.

Ketua Exco Partai Buruh Provinsi Jambi, Sarif mengatakan, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari agenda persatuan buruh yang diselenggarakan di Jakarta pada 26 januari 2023 kemarin.

“Saat itu pertemuan dihadiri oleh pimpinan serikat buruh dari 6 konfederasi, 60 federasi tingkat nasional serta serikat petani Indonesia,” ujar Sarif, Senin (13/2/2023)

Dalam pertemuan itu, kata Sarif, Provinsi jambi masuk dalam rangkaian roadshow di 16 Provinsi seluruh Indonesia. “Nanti akan ada perwakilan pengurus partai buruh tingkat pusat yang hadir. Kita akan dengar bagaimana langkah strategis kedepan,” ungkapnya.

Lantas bagaimana komposisi Caleg Partai Buruh untuk pemilu 2024? Sarif menyebutkan, dalam penyusunan Caleg, partai butuh lebih mengutamakan tokoh internal. Namun bukan berarti pihaknya menutup ruang bagi para tokoh luar yang ingin bergabung untuk berjuang secara bersama-sama.

“Kita lebih mengutamakan Caleg internal. Ada 70 persen dari tokoh internal 30 persen eksternal. Artinya Partai Buruh juga partai terbuka,” katanya.

Sarif menyebutkan, mayoritas Caleg internal yang sudah mendaftar merupakan tokoh muda, para petani dan beberapa dari serikat buruh. “Banyak sekali tokoh muda,  ada juga petani yang dulu mungkin mereka tidak mau ambil pusing dengan proses politik ini,” sebutnya.

Disamping itu, Sarif juga menegaskan bahwa perjuangan kaum buruh untuk merebut kembali hak-hak yang terenggut dari kaum pekerja. Sehingga ini diharapkan menjadi momentum untuk menyatukan diri menjadi kekuatan penyimbang. 

“Kita tau sekarang kekuatan itu hanya fokus pada para pemilik modal atau yang kita sebut oligarki. Maka saat ini kita bangkit melawannya secara konstitusi,” pungkasnya. (aiz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: