2023 Kebakaran Lahan dan Hutan Berpotensi Seperti 2019, Sekolah Diliburkan, Pesawat Batal Terbang, Jangan!

2023 Kebakaran Lahan dan Hutan Berpotensi Seperti 2019, Sekolah Diliburkan, Pesawat Batal Terbang,  Jangan!

Salah satu ksus kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Jambi. Foto : M Ridwan/Jambi Ekspres--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan tahun 2023 dikhawatirkan dapat terjadi peningkatan potensi kebakaran lahan dan hutan seperti yang terjadi di tahun 2019.

 

Seperti kita ketahui, tahun 2019 dampak kebakaran lahan dan hutan telah menyebabkan banyak sekolah diliburkan, banyak pesawat batal terbang dan juga banyak kasus ISPA terjadi di beberapa wilayah di Sumatera dan Kalimantan.

 

Potensi ancaman karhutla tahun 2013 ini kata Dwikorita semakin tinggi memasuki musim kemarau yang diperkirakan akan dimulai pada April atau Mei 2023 mendatang

 

Potensi karhutla semakin tinggi terjadi di daerah yang memiliki kawasan hutan dan lahan gambut seperti Sumatera dan Kalimantan dan lainnya. 

 

Dwikora dikutip dari rilis resmi BMKG juga menghimbau Pemerintah Daerah untuk harus bersiap.

 

Tak hanya pemerintah, masyarakat juga perlu diedukasi agar juga melakukan pencegahan dan antisipasi dengan tidak melakukan pembakaran secara sembarangan.

 

Selain itu, BMKG bersama BNPB, BPBD, TNI/Polri, Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten harus selalu berkoordinasi guna menyiapkan langkah antisipasi karhutla. 

 

“Termasuk menyiapkan skenario operasi teknologi modifikasi cuaca," lanjut Dwikora. 

 

Seperti kita ketahui, tahun 2019 kebakaran hebat terjadi di berbagai wilayah di Sumatera dan Kalimantan.

 

Data Komunitas Konservasi Indonesia Warsi (KKI-Warsi) menunjukkan, sepanjang tahun 2019, terdeteksi ada 30.947 hot spot atau titik panas. 

 

Setidaknya ada sekitar 157.137 hektar lahan dan hutan di Provinsi mengalami kebakaran yang menyebabkan kerugian lingkungan mencapai Rp12 triliun di Provinsi Jambi 

 

Warsi mencatat tutupan hutan di Jambi tersisa sekitar 900.713 hektar, berkurang 20.000 hektar dibanding pada tahun 2017. Kebakaran hutan andil dalam kehilangan hutan Jambi termasuk akibat kebakaran hutan pada tahun 2019 dan 2015.

 

Tahun 2019, akibat kebakaran lahan hutan, sekolahan di Jambi meliburkan siswanya sekitar bulan September. 

 

Sejak September 2019 banyak jadwal penerbangan yang ditunda bahkan batal terbang ke beberapa wilayah di Sumatera seperti Jamh dan Riau, juga terjadi di Kalimantan Barat. Semoga tidak terjadi lagi, jangan!

 

Terpisah, Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, mengatakan  sampai 6 bulan kedepan, BMKG memprediksi bahwa sifat curah hujan bulanan akan didominasi oleh kategori normal. 

 

Sementara itu pada bulan Maret-April-Mei 2023, beberapa wilayah di pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara akan mengalami periode transisi atau peralihan musim dari musim hujan ke musim kemarau. 

 

Akibatnya diwaspadai pula fenomena cuaca ekstrim seperti hujan lebat, puting beliung dan angin kencang yang meskipun periodenya singkat namun sering memicu terjadinya bencana hidrometeorologi. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: