Mantap! Harga TBS Kelapa Sawit di Provinsi Jambi Naik Rp 52, 29 Per Kilo, Berikut Daftar Harganya
ilustrasi kelapa sawit--
Sementara untuk Crude Palm Oli (CPO) itetapkan Rp 11.504,41/Kg. Sedangkan untuk harga Kernel Rp 5.603,75/Kg dengan indeks K 92,43 persen.
Tetap Unggul
Analis Oil World, Thomas Mielke memprediksi tahun 2023 harga minyak inti kelapa sawit diperkirakan melebihi harga minyak nabati lainnya.
Harga minyak nabati lainnya seperti Rapeseed, Soybean dan lain-lain.
Mengapa harga minyak kelapa sawit melebihi minyak nabati lain? Kata Thomas karena dipengaruhi oleh perkembangan geopolitik, perang di Ukraina, inflasi dan resesi ekonomi, serta dampak pada harga energi dan permintaan minyak nabati.
Dalam konferensi Sawit Internasional di Bali, Jumat 4 November 2022, Thomas Mielke mengatakan bahwa penguatan harga kelapa sawit disebabkan beberapa hal.
Salah satunya karena sejumlah negara memiliki keterbatasan areal lahan untuk bisa menghasilkan oilseed. Ini akan menjadi tantangan negara itu untuk memperluas produksi minyak nabati mereka.
Di sisi lain, pertumbuhan besar produksi kelapa sawit secara masif akan terjadi di Brazil, Rusia dan Benua Afrika.
Sementara itu, Nagaraj Meda, Chairman and Managing Director, TransGraph mengatakan, pada September 2022 pasar telah menemukan dukungan kurang lebih sebesar MYR 2500-3400 dan akan terus meningkat dan stabil hingga angka MYR 4500.
Hal tersebut didasarkan pada kondisi peningkatan stok minyak kelapa sawit akan diperhitungkan naik menjadi +9 MMT serta diskon besar untuk minyak sawit dibandingkan dengan minyak nabati lainnya.
Selain itu, kondisi permintaan dari China yang sudah mulai pulih dari situasi pandemi covid-19 dan puncak produksi kelapa sawit mulai menurun.
Intervensi kebijakan yang sering dilakukan selama 1,5 tahun terakhir telah menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam volatilitas harga kelapa minyak sawit di daerah penghasil minyak sawit.
Trend Kelapa Sawit
Fadhil Hasan, Ketua Bidang Luar Negeri GAPKI, mengungkapkan, pertumbuhan permintaan untuk minyak kelapa sawit relatif stabil selama periode tahun 2005-2015, namun turun menjadi 8,7% pada periode tahun 2016-2020.
Jumlah permintaan untuk periode tahun 2020-2025 diprediksi akan mengalami tren yang negatif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: