Batu Bara Bergelimpangan di Jalan Raya, Kecelakaan Angkutan Batu Bara Tiada Henti di Jambi

Batu Bara Bergelimpangan di Jalan Raya, Kecelakaan Angkutan Batu Bara Tiada Henti di Jambi

Muatan batu bara yang dibawa truk ini bergelimpangan di jalan raya pasca terjadi tabrakan beruntun di Jambi. Ini sudah menjadi pemandangan biasa di Jambi. Foto : M Ridwan/Jambi Ekspres--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Dan terjadi lagi, kecelakaan angkutan batu bara sudah menjadi informasi biasa di Jambi. 

Hampir setiap waktu ada saja kabar tentang angkutan batu bara patah as, truk batu bara nabrak ini, kecelakaan di sana, di sini dan seterusnya. 

 

Itulah gambaran terkait angkutan batu bara sejak beberapa tahun terakhir. 

 

Seperti yang terjadi Jumat (6/1) subuh, sebuah truk angkutan batubara terguling dan isinya bergelimpangan di jalan raya. Emas hitam itu semakin menggelapkan warna aspal. 

 

Kecelakaan terjadi karena bertabarakan antar sesama truk batu bara. Kejadian di Jalan Lingkar Timur Paal Merah jam 04.00 WIB subuh.

 

Pengemudinya yang masih muda, berusia 23 tahun bernama Radi menabrak mobil Mitsubishi Truk Canter BH 4785 XX dengan pengemudi lebih muda bernama Rio Julian, 22 tahun. Rio saat kejadian sedang membawa penumpang Imel Aulia berusia 19 tahun.

 

Juga tertabrak, mobil Mitsubishi Truk Canter BH 5563 XX dengan pengemudi bernama Ardi yang berusia 30 tahun.  

 

Kasat Lantas Polresta Jambi, Kompol Aulia Rahmad mengatakan, kecelakaan terjadi saat Ardi datang dengan truknya menabrak truk yang dibawa Rio kemudian di belakang truk Rio ada truk yang dibawa Radi.

 

Dari tiga truk batu bara ini, satu diantaranya masih ada muatan batu bara. Mobil yang ada isinya ini terbalik lalu batu bara yang dibawanya bergelimpangan di jalan raya. Akibatnya, terjadi kemacetan di sepanjang lokasi kejadian.

 

Pemerintah Provinsi Jambi melalui Dinas Perhubungan Provinsi Jambi sebenarnya telah berjanji akan menerapkan cara baru untuk memaksimalkan transportasi truk angkutan batu bara Jambi. 

 

Cara baru ini kata pemerintah untuk mengurai kemacetan dan meminimalisir hal-hal yang tak diinginkan seperti kejadian hari ini.

 

Cara apa yang dilakukan pemerintah Provinsi Jambi? Kata Kepala Dishub Provinsi Jambi Ismed Wijaya kepada Jambi Ekspres (25/12), dengan memberikan stiker kepada 9.476 Angkutan Batu Bara Jambi. Truk yang mendapatkan stiker adalah transportir resmi yang berkontrak dengan Pemegang IUP OP. 

 

Stiker apa? Pemerintah Provinsi Jambi menyebutnya Stiker Nomor Lambung. Stiker nomor lambung ini sekaligus menjadi uji coba pemerintah agar angkutan batu bara ini dalam perjalanannya bisa dilakukan penertiban dan pengawasan. 

 

Angkutan batu bara Jambi yang memakai stiker resmi ini, akan mengikuti rekayasa lalu lintas yang disiapkan pemerintah, khususnya lalu lintas jalan raya publik. 

 

Rencana akan ada kantong parkir yang besar dan layak yang akan dibangun di Simpang Terusan Kabupaten Batanghari. Ini agar antri di pelabuhan bongkar muat dan menunggu kendaraan yang hendak kembali ke mulut tambang bisa lebih teratur.

 

Sampai kapan uji coba dilakukan, Ismed belum memastikan kapan. Namun, jika aturan ini tidak efektif, tetap terjadi kemacetan maka akan dipakai pilihan terakhir yaitu penerapan pembatasan harian kendaraan berupa kebijakan ganjil genap.

 

Apa saja yang ada di stiker itu? Kata Ismed berisikan nomor urut register, asal perusahaan tambang, nama transportir dan nama Terminal Umum Kepentingan Sendiri (TUKS) yaitu pelabuhan dan stockpile batu bara yang terdata. 

 

"Warna stiker ini untuk masing-masing 11 Pelabuhan (TUKS) di kawasan Talang Duku dan Niaso serta ada 3 stockpile, akan berbeda-beda warna. Stiker ini gunanya multidimensi, berbagai penanda sekaligus sebagai identitas kendaraan," jelas Ismed.

 

Pemerintah Provinsi Jambi kata Ismed telah mendata TUKS yang ada. Dimana rata-rata TUKS bisa menampung 4.500 ton. Artinya,  720 hingga 1.000 unit kendaraan bisa melakukan bongkar muat di satu pelabuhan. 

 

"Data ini menentukan jumlah angkutan tambang, ini hasil kita saat rapat di Pelabuhan Talang Duku," sebut Ismed.

 

Sejauh ini perusahaan yang sudah terdata untuk mendapatkan kode kendaraan lebih kurang sebanyak 60 perusahaan tambang, serta terdapat 25 transportir.  Data masih akan diterima hingga 31 Desember mendatang. 

 

Kapan stiker ini mulai dipasang? Kata Ismed paling lambat 7 Januari sehingga mulai bisa diberlakukan pada 8 Januari 2023.

 

Kalau tidak ada stiker namun tetap beroperasi membawa batu bara, apa yang terjadi? Maka akan berlaku penegakan hukum dan penertiban sesuai dengan aturan dan ketentuan dalam Instruksi Gubernur Jambi nomor 8 tahun 2022. Mulai dari sanksi administrasi untuk perusahaan terkait hingga proses hukum. 

 

Semua perusahaan tambang dan transportir serta pihak terkait lainnya juga dihimbau untuk melakukan penginputan data kendaraan persiapan stiker nomor lambung melalui aplikasi www.simsalabimdishub.com. (raf/aba)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: