PM Israel Akui Kedaulatan Palestina di Sidang PBB. Ini Pidato Lengkapnya

PM Israel Akui Kedaulatan Palestina di Sidang PBB. Ini Pidato Lengkapnya

Yair Lapid. By Olivier Fitoussi/Flash90--

NEWYORK, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Perdana Menteri Israel Yair Lapid di Sidang Umum PBB New York, pada Kamis 22 September 2022 mengakui kedaulatan Palestina dan ingin membangun persahabatan dengan negara-negara Arab dan Islam termasuk Indonesia. 

Begini bunyi pidato Yair Lapid :

Terima kasih kepada presiden, sekretaris jenderal, delegasi, dan para laki-laki dan perempuan sekalian.

Pada November 1947, majelis umum ini berkumpul dan memutuskan pembentukan Negara Yahudi. Hanya ratusan warga Yahudi hidup dalam waktu tersebut, di lingkungan yang bermusuhan, terkejut dan hancur setelah Holocaust, di mana enam juta warga kami dibunuh.

75 tahun setelahnya, Israel menjadi negara yang kuat, berdemokrasi-liberal, berbangga, dan makmur. Dimulainya negara yang menemukan Waze dan Iron Dome, obat-obatan untuk Alzheimer dan Parkinsons, dan sebuah robot yang dapat melakukan operasi tulang belakang.

Pemimpin dunia, dalam bidang air dan teknologi pangan, pertahanan siber, and energi terbarukan. Dengan 13 pemenang hadiah Nobel, di literatur dan kimia, ekonomi dan perdamaian.

Bagaimana ini terjadi? Itu terjadi karena kami memutuskan untuk tidak menjadi korban. Kami memutuskan tidak tenggelam dalam rasa sakit masa lalu, tetapi memilih fokus pada harapan di masa depan.

Kami memilih menggunakan energi kami untuk membangun sebuah negara, membangun komunitas yang bahagia, optimis, dan kreatif.

Kami tak hanya sampai ke tanah yang dijanjikan, kami membangun tanah yang dijanjikan itu. 

Sejarah ditentukan oleh orang-orangnya. Kita harus belajar dari sejarah, mengerti tentang itu, dan menghargainya, tetapi juga bersedia dan mampu mengubahnya.

Untuk memilih masa depan ketimbang masa lalu, perdamaian dibandingkan perang, kerja sama dibandingkan pengasingan dan isolasi.

Beberapa bulan lalu, kami mengadakan pertemuan bersejarah Negev. Kami melangsungkan makan malam bersama, tak jauh dari makam David Ben-Gurion, bapak pendiri Israel. Ada enam dari kami, menteri luar negeri Amerika Serikat, menteri luar negeri Mesir, Uni Emirat Arab, Bahrain, Maroko, dan Israel, dalam jamuan makan malam yang pada dua tahun lalu, setiap orang tak akan percaya itu dapat terjadi.

Setelah itu, pintu terbuka, seseorang masuk dan mengatakan, "maaf saya mengganggu Anda, tetapi perang serangan teroris tak jauh dari Tel Aviv, dua warga Israel terbunuh."

Dengan cepat kami mengerti bahwa tujuan serangan itu adalah menghancurkan pertemuan. Untuk menimbulkan kemarahan di antara kami, untuk membuat kami berdebat, untuk memecah kemitraan di antara kami.

Dan saya mengatakan kepada para menteri luar negeri, "Kita harus mengecam serangan teroris ini sekarang, bersama-sama. Kita harus menunjukkan kepada dunia, teror itu tidak akan berhasil."

Suasana di ruangan itu menjadi diam, dan kemudian salah satu menteri luar negeri Arab mengatakan "Kita selalu melawan terorisme. Itu adalah alasan kita semua di sini."

Dan lima menit kemudian, kami mengeluarkan pernyataan bersama dari enam perwakilan kami, mengecam serangan itu, dan menguduskan kehidupan, kerja sama, dan kepercayaan kami bahwa ada cara lain.

Pertemuan itu berlanjut. Kesepakatan ditandatangani. Kelompok kerja dibentuk untuk membahas isu tentang teknologi, keamanan pangan, energi, air, edukasi, dan infrastruktur.

Kelompok kerja itu mengubah citra Timur Tengah bersamaan dengan kita berbicara saat ini.

Masyarakat di Timur Tengah, masyarakat di seluruh dunia harus melihat sekeliling dan bertanya kepada diri mereka sendiri, "siapa yang bertindak dengan lebih baik? Mereka yang memilih jalur damai, atau mereka yang menempuh jalur perang. Mereka yang memutuskan berinvestasi pada masyarakat dan negaranya atau mereka yang berinvestasi kepada kehancuran orang lain. Mereka yang percaya dengan edukasi, toleransi, dan teknologi, atau mereka yang percaya pada ancaman yang lebih besar dan kekerasan."

Setiap saya bertemu dengan orang yang mengkritik Israel, saya selalu mengatakan, "ayo datang dan berkunjung ke negara kami. Datang dan bertemu dengan Israel yang sebenarnya. Anda akan jatuh cinta."

Negara yang menyatukan inovasi mempesona dengan pengertian yang dalam terkait sejarah. Orang-orang yang hebat, dengan makanan yang hebat, dan jiwa yang hebat, demokrasi yang bersemangat, negara yang Yahudi, Muslim, dan Kristen hidup bersama dengan hak sipil yang penuh dan setara.

Dalam pemerintahan yang saya pimpin, ada menteri Arab, ada partai Arab yang menjadi anggota koalisi kami, kami memiliki hakim Arab dalam Pengadilan Tinggi kami, dokter-dokter Arab menyelamatkan kehidupan di rumah sakit kami. Arab Israel bukanlah musuh kami, mereka adalah mitra kami dalam kehidupan.

Datang dan kunjungi kami. Anda akan menemukan bahwa Israel merupakan mozaik budaya yang menakjubkan, mulai dari pegunungan bersalju di Golan sampai padang gurun besar di Negev. Dari Tel Aviv, ibu kota berteknologi maju dan pesta yang terus berlangsung di Laut Mediterania, hingga ke Yerusalem, ibu kota kami selamanya. Kota suci bagi tiga agama yang memiliki jalanan bagus, masa lalu bertemu masa depan setiap hari.

Namun, ada dua ancaman yang terus bertengger di kepala negara indah kami. Mereka juga menetap di kepala Anda sekalian, meskipun Anda mencoba membantahnya.

Yang pertama adalah ancaman nuklir, ketakutan negara teroris dan organisasi teroris bakal berhasil memiliki senjata nuklir. Ancaman yang kedua adalah penghilangan kebenaran.

Demokrasi kami perlahan diracuni dengan kebohongan dan berita palsu. Politikus ceroboh, negara-negara totaliter dan organisasi teroris telah merusak pandangan kami terkait realitas.

Kita harus tahu bahwa tidak ada negara yang menghadapi fenomena ini lebih banyak dari Israel. Tidak ada satu negara yang mendapati serangan berat terkait kebohongan, dengan banyak upah dan upaya dilakukan untuk menyebarkan disinformasi terkait itu.

Mei lalu, gambar Malak al-Tanani, seorang gadis Palestina berusia tiga tahun dirilis di seluruh dunia, dengan berita buruk bahwa dia dibunuh bersama kedua orang tuanya dalam serangan Angkatan Udara Israel. Gambar itu menyedihkan, tetapi Malak al-Tanani tidak nyata. Foto itu diambil dari Instagram. Dia adalah perempuan dari Rusia.

Saya dapat menyampaikan kepada Anda ribuan contoh berita palsu yang mirip terkait Israel. Gerakan anti-Israel telah menyebarkan kebohongan seperti ini selama bertahun-tahun. Di media, di kampus, dan di media sosial. Pertanyaannya bukan kenapa mereka melakukannya, tetapi kenapa Anda bersedia mendengarnya.

Kenapa Anda mendengarkan orang-orang yang menggunakan miliaran dolar untuk mengubah kebenaran? Kenapa Anda mendukung ekstremis Islam yang menggantung kaum gay tinggi-tinggi, menekan perempuan, dan menembakkan roket ke warga sipil dari taman kanak-kanak dan rumah sakit?

Saya bukan tamu di gedung ini. Israel merupakan negara yang berdaulat, dan anggota PBB yang setara. Kami tidak akan diam kala orang yang berharap menyakiti kami, menggunakan panggung ini untuk menyebarkan kebohongan terkait kami.

Anti-Semitisme merupakan keinginan untuk percaya yang terburuk terkait Yahudi, tanpa meragukannya. Anti-Semitisme menilai Israel dengan standar yang berbeda dari negara lain.

Yang membangun orkestra kebencian ini adalah Iran. Lebih dari 40 tahun saat ini, di aula kota dan di jalanan Iran, pedemo terfoto membakar bendera Israel dan Amerika. Tanyakan kepada diri mereka sendiri: Dari mana bendera itu muncul? Bagaimana mereka bisa mendapatkan banyak sekali bendera kami?

Jawabannya adalah, mereka secara khusus membuatnya. Hanya agar mereka bisa membakarnya. Itu merupakan gambaran dari industri kebencian. Ini adalah rezim yang secara sistemis berhadapan dengan kebencian.

Mereka bahkan membenci orang mereka sendiri. Masyarakat muda Iran mengalami kesusahan dan menderita akibat belenggu rezim Iran, dan dunia diam. Mereka menangis meminta bantuan di media sosial. Mereka membayar demi mencapai keinginan mereka untuk hidup dengan bebas, dengan nyawa mereka.

Rezim Iran membenci Yahudi, membenci perempuan, membenci orang gay, membenci Barat. Mereka membenci dan membunuh warga Muslim yang memiliki pikiran berbeda, seperti Salman Rushdie dan Mahsa Amini. Kebencian adalah cara mereka hidup. Itu merupakan cara untuk menjaga kekuasaan rezim mereka yang menindas.

Hanya ada satu negara anggota di PBB yang secara terbuka menyampaikan keinginan mereka untuk menghancurkan negara lain. Iran berkali-kali menegaskan mereka tertarik akan "kehancuran total" negara Israel. Namun, gedung ini diam.

Apa yang Anda takutnya? Apakah ada waktu dalam sejarah manusia kala diam dapat mencegah kekerasan?

Negara yang ingin menghancurkan kami, juga merupakan negara yang mendirikan organisasi teroris terbesar di dunia, Hizbullah. iran mendanai Hamas dan Jihad Islam dan merupakan dalang serangan teroris massal dari Bulgaria hingga Buenos Aires. Kediktatoran mereka yang membunuh yang melakukan segala upaya untuk mendapatkan senjata nuklir.

Jika rezim Iran mendapatkan senjata nuklir, mereka akan menggunakannya.

Satu-satunya cara untuk mencegah Iran mendapatkan senjata nuklir adalah dengan menempatkan ancaman militer yang kredibel di atas meja. Dan kemudian, hanya dengan itu, melangsungkan negosiasi kesepakatan yang lebih panjang dan lebih kuat dengan mereka.

Perlu dijelaskan kepada Iran, bahwa jika Iran terus mengembangkan program nuklirnya, dunia tidak akan menanggapi itu dengan kata-kata, tetapi dengan kekuatan militer. Setiap kali ancaman seperti itu dilontarkan di masa lalu, Iran berhenti, dan mundur.

Hari ini, dunia sedang memilih opsi yang mudah. Dunia memilih untuk tidak percaya akan yang terburuk, terlepas dari semua bukti yang bertentangan. Israel tidak memiliki hak istimewa ini.

Kali ini kami tidak berdiri dengan tangan kosong melawan mereka yang ingin menghancurkan kami.

Orang-orang Yahudi saat ini memiliki sebuah negara. Kami memiliki tentara. Kami memiliki persahabatan yang hebat, pertama dan terutama dengan Amerika Serikat. Kami memiliki kemampuan dan kami tidak takut untuk menggunakannya.

Kami akan melakukan apa pun, Iran tidak akan memeroleh senjata nuklir. Kami tidak akan tinggal diam selama ada orang yang mencoba membunuh kami. Tidak lagi. Tidak akan lagi.

Kekuatan ekonomi dan militer Israel memungkinkan kami untuk tak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga memungkinkan kami melakukan hal lain, Untuk memperjuangkan perdamaian dengan seluruh dunia Arab. Dan dengan tetangga terdekat kami, Palestina.

Kesepakatan dengan Palestina, berdasarkan [solusi] dua negara untuk dua bangsa, adalah hal yang tepat untuk keamanan Israel, untuk ekonomi Israel dan untuk masa depan anak-anak kita

Perdamaian bukanlah kompromi. Ini adalah keputusan paling berani yang bisa kami buat. Damai bukanlah kelemahan. Ini mewujudkan seluruh semangat manusia. Perang berarti menyerah atas segala yang buruk kepada kami. Perdamaian adalah kemenangan atas semua yang baik.

Terlepas dari semua hambatan, sampai hari ini sebagian besar warga Israel mendukung visi solusi dua negara ini. Saya salah satunya.

Israel menginginkan perdamaian dengan negara-negara tetangga kami. Seluruh negara tetangga kami. Kami tidak akan pergi ke mana pun. Timur Tengah adalah rumah kami. Kami di sini untuk tinggal. Selamanya. Dan kami mendesak seluruh negara Muslim, dari Arab Saudi hingga Indonesia, untuk mengakui itu, dan untuk berbicara dengan kami. Tangan kami terbuka untuk perdamaian.

Konflik tidak hilang dengan sendirinya. Permusuhan tidak hilang dengan sendirinya. Orang menciptakan konflik, orang juga bisa menggantinya dengan persahabatan, kebaikan, dan kebaikan bersama.

Beban pembuktian bukan pada kami. Kami telah membuktikan keinginan kami untuk damai. Perjanjian damai kami dengan Mesir telah dilaksanakan sepenuhnya selama 43 tahun sampai saat ini. Perjanjian damai kami dengan Yordania selama 28 tahun. Kami adalah negara yang menepati janji dan memenuhi kesepakatan.

Kami membuktikan keinginan kami untuk perdamaian melalui Kesepakatan Abraham, pertemuan Negev, dan perjanjian yang telah kami tandatangani dengan dunia Arab.

Negara Israel adalah satu-satunya negara di dunia yang didirikan lewat sebuah buku. Kitab dari Buku. Tanach. Buku itu dan prinsip-prinsip demokrasi liberal menuntut kami untuk mengulurkan tangan dengan damai. Sejarah kami mengharuskan kami untuk melihat dengan jelas dan sangat berhati-hati.

Begitulah cara kami berdamai di masa lalu. Itulah bagaimana kita akan berdamai di masa depan.

Terima kasih.

(fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: