Belajar Bersama Aksara Arab Melayu di Museum Siginjei

Belajar Bersama Aksara Arab Melayu di Museum Siginjei

Narasumber saat menyampaikan materi--

JAMBI, JAMBIEKSRES.CO.ID - Aksara Arab Melayu merupakan salah satu bukti dari sejarah adanya pengaruh dari penyebaran Islam ke Jambi. Hal itu juga menjelaskan bahwa kontak antara Bahasa Melayu dan Bahasa Arab telah terjadi sejak penyebaran Islam di Nusantara.


Peserta yang mengikuti kegiatan belajar bersama aksara Arab Melayu--

Saat ini trend penggunaan aksara Arab Melayu mulai terlihat di Jambi, khususnya seperti penggunaanya papan nama penunjuk jalan, nama tempat, bahkan juga tertulis untuk nama kantor Gubernur Jambi serta nama teks ASN. Melihat hal itu, Museum Siginjei menilai perlu melaksankan kegiatan belajar bersama aksara Arab Melayu untuk lebih memperkaya ilmu tentang aksara Arab Melayu tersebut.

Kegiatan belajar bersama tersebut berlangsung di Ruang Intro Museum Siginjei, Jumat (16/9/22) dengan peserta guru Sekolah Dasar se Kota Jambi. 

Penitia Pelaksana kegiatan belajar bersama, melalui Kasi Bimbingan dan Publikasi Museum Siginjei, Rimala Isma, S.S, M.Sn, mengatakan, dalam kegitan belajar bersama aksara Arab Melayu ini peserta diajarkan bagaimana trik membaca dan trik menulis Arab Melayu. Harapannya setelah mengikuti kegiatan belajar bersama ini, para guru dapat menularkannya kepada anak-anak peserta didik di sekolah masing-masing. “Sebenarnya anak-anak saat sekolah zaman dulu di Sekolah Rakyat menggunakan tulisan Arab Melayu itu, sehingga wajar banyak orang tua saat ini yang mengerti tulisan Arab Melayu. Namun sekarang kondisi ini semakin memprihatinkan, anak-anak sekarang kurang begitu mengenal tulisan Arab Melayu,” katanya.

Dengan adanya kegiatan belajar bersama membaca tulisan Arab Melayu harapannya kedepan mejadi tonggak awal dikenalkannya aksara Arab Melayu kepada anak-anak. Aksara Arab Melayu akan direkomendasikan untuk menjadi pelajaran muatan lokal di Sekolah Dasar kedepannya. “Kita akan rekomendasikan pada Dinas Pendidikan agar aksara Arab Melayu menjadi muatan lokal, sehingga dapat dipelajari secara rutin oleh anak didik, khususnya anak Sekolah Dasar,” imbuh Rimala Isma.

Adapun pemateri dalam kegiatan ini yaitu Hafiful Hadi S. MA yang merupakan Dosen Arkeologi UNJA dan Erman selaku Pamong Budaya Madya di Museum Siginjei. (kar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: