Spiritualitas Kualitas Hidup Pasien Hipertensi

Spiritualitas Kualitas Hidup Pasien Hipertensi

ilustrasi--

 

Dasuki1, Maulani2, Isti Harkomah3, Rasyidah, AZ4

1,2,3,4 Program Studi Pendidikan Profesi Ners dan Program studi keperawatan STIKES Harapan Ibu Jambi, Jambi, Indonesia

Email Korespodensi: [email protected]

 

 

Abstrak

Latar Belakang : Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular kardiovaskuler yang angka kejadian tertinggi di dunia maupun Indonesia yang menyebabkan mortalitas dan morbiditas. Peningkatan tekanan darah yang tidak terkontrol menyebabkan penurunan kualitas hidup pasien seperti penurunan seperti kesehatan fisik, psikologis hubungan sosial dan lingkungan. Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup salah satunya adalah tingkat spritualitas pasien. Pasien yang memiliki spritualitas rendah berpeluang untuk menurunkan kualitas hidup pasien penderita hipertensi.

 

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan 18 Oktober sd 22 November 2021 Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 100 responden yang menderita hipertensi diambil secara Accidental Sampling. Variabel yang diteliti adalah kualitas hidup dan spritualitas. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji Chi Square.

 

Hasil : Hasil penelitian yang didapat sebanyak 58% responden berada pada tingkat spiritual kategori sedang dan sebanyak 42 % responden berada pada tingkat kualitas hidup kategori sedang. hubungan spiritual dan kualitas hidup penderita hipertensi diperoleh nilai p-value = 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara spiritual dan kualitas hidup.

Kesimpulan: Spritualitas memiliki hubungan dengan kualitas hidup, spritualitas yang baik akan memberikan dampak yang baik juga pada kualitas hidup pasien penderita hipertensi.

 

Kata Kunci: Hipertensi, Kualitas Hidup, Spritualitas

 

 

PENDAHULUAN

Hipertensi biasa disebut sillent killer karena termasuk penyakit yang mematikan dengan gejala-gejala berbeda  pada masing-masing individu (Kemenkes RI, 2014).  Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu penyebab utama kematian prematur di dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengestimasikan saat ini prevalensi hipertensiyang terjadi secara global sebesar 22% dari total penduduk dunia. Berdasarkan  jumlah penderita tersebut, hanya kurang dari seperlima pengendalian terhadap tekanan darah yang dimiliki (Infodatin, 2019).

Diagnosis dan pengobatan hipertensi yang membutuhkan  waktu lama dapat menimbulkan berbagai masalah spiritual kepada pasien seperti marah kepada tuhan, merasa ditinggalkan oleh tuhan dan merasa doa tidak dikabulkan (Gall & Bilodeau, 2017). Kondisi merasa tidak pasti dengan masa depannya, koping individu yang tidak ade kuat akibat penyakit serta rawat inap yang lama yang menimbulkan rasa kesepian dapat menyebabkan terjadinya krisis spiritual (Bussing A, Koenig HG, 2010).

Kondisi yang dialami dengan permasalahan spiritual dapat mengakibatkan ketidakseimbangan dan ketidakharmonisan dalam pikiran, jiwa dan tubuh pasien (Rassouli et all, 2014). Hayens, dkk (2008) melakukan penelitian bahwa 30% responden yang menderita hipertensi cenderung menyebutkan bahwa dirinya memiliki status kesehatan yang buruk dibandingkan dengan yang tidak hipertensi. Kondisi status kesehatan yang menurun  mengindikasikan kualitas hidup tidaklah baik. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung lama (persisten) akan  menimbulkan kerusakan organ tubuh seperti ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat (Kemenkes RI, 2014).

Kualitas hidup adalah suatu ukuran untuk membantu klien dan keluarga dalam memutuskan keuntungan yang didapat dari intervensi berisiko terkini, pertanyaan yang mengenai kualitas hidup berfokus pada diskusi seperti tentang pelayanan yang sia-sia, terapi kanker, bunuh diri dengan bantuan dokter, dan diskusi DNR (Potter & Perry 2009). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas hidup diantaranya usia, lingkungan dan gaya hidup (Potter & Perry 2006). Serta dampak yang mempengaruhi kualitas hidup diantaranya Kesehatan Fisik, Psikologis seperti perasaan negatif diantaranya ansietas, stress, depresi, Hubungan sosial dan Lingkungan (WHOQOL-BREF, 2012).

Ratnakar,  R.  &  Nair,  S.  (2012) menyatakan bahwa semakin berkurangnya tingkat spiritualitas maka akan berpeluang untuk meningkatkan terjadinya penurunan kualitas hidup pada dimensi psikologis sebesar 19.286 kali dibandingkan dengan tingkat spiritualitas yang tinggi. Spiritualitas merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk dipenuhi dalam perawatan kesehatan. Pentingnya spiritualitas dalam pelayanan kesehatan dapat dilihat dari definisi kesehatan menurut WHO yaitu meliputi kesehatan/sehat fisik, psikis, sosial dan spiritual.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini telah dilaksanakan 18 Oktober sd 22 November 2021 di Puskesmas Putri Ayu. Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita hipertensi yang berobat di Puskesmas Putri Ayu dengan sampel 100 orang diambil dengan cara accidental sampling.

Variabel karakteristik umum adalah jenis kelamin dan usia. Variabel bebas yaitu spritualitas yang diukur dengan menggunakan kuesioner Spiritual Well Being Scala (SBWB) yang terdiri dari 2 sub skala yaitu Religius Well Being (RWB) dan Extensional Well Being (EWB). RWB dan EWB masing masing memiliki 10 pertanyaan dengan skor untuk SBWB adalah 20-120. Sedangkan variabel terikat kualitas hidup penderita hipertensi istrumen yang digunakan adalah kuesioner EORTC QLQ-C30 yang terdiri atas 30 item pertanyaan dengan 5 domain fungsional dan 9 domain gejala. Skor untuk masing-masing domain yaitu berada pada rentang 0-100. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat. Analisis bivariat menggunakan analisis Chi Square dengan derajat kepercayaan p<0,05.

 

Hasil

Hasil penelitian yang dilakukan sebagai berikut:

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Karakteristik Responden

Analisis univariat dipergunakan untuk melihat distribusi frekuensi masing-masing variabel yang diteliti.

 

Tabel 4.1

Distribusi frekuensi gambaran karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan umur pada penderita hipertensi di

Puskesmas Putri Ayu

Kota Jambi tahun 2021

Variabel

Kategori

Frekuensi

Persentase

(Org)

(%)

Jenis Kelamin

Laki-laki

 

Perempuan

24

 

 

76

24.0

 

76.0

Umur Responden

Dewasa akhir

Lansia awal

Lansia akhir

Manula

10

35

22

33

10.0

35.0

22.0

33.0

Jumlah

100

100.0

 

Berdasarkan hasil tabel 4.1.1 dapat diketahui bahwa lebih banyak responden berasal dari jenis kelamin perempuan dibandingkan laki-laki yaitu sebanyak 76 responden (76%). Disamping itu, diketahui distribusi frekuensi responden berdasarkan kelompok umur paling banyak adalah dalam kategori lansia awal sebanyak 35 responden (35%). 

4.1.2. Analisis Univariat

4.1.2.1. Gambaran spiritual penderita hipertensi

Berdasarkan hasil penelitian spiritual penderita hipertensi di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2

Distribusi frekuensi  responden berdasarkan tingkat spiritual di Puskesmas Putri Ayu Kota  Jambi

Tingkat Spiritual

F

%

Rendah

Sedang

Tinggi

14

58

28

14

58

28

Total

100

100

Tahun 2021

 

 

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 100 responden, sebanyak 58% responden berada pada tingkat spiritual kategori sedang.

4.1.2.2 Gambaran kualitas hidup penderita hipertensi

Berdasarkan hasil penelitian kualitas hidup penderita hipertensi di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3

Kualitas Hidup

F

%

Buruk

Sedang

Baik

Sangat baik

5

42

38

15

5.0

42.0

38.0

15.0

Total

100

100

Distribusi frekuensi  responden berdasarkan kualitas hidup di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2021

 

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa dari 100 responden, sebanyak 42 % responden berada pada tingkat kualitas hidup kategori sedang.

4.1.3        Analisa Bivariat

Analisa bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel dependent dan independent dengan menggunakan uji Chi Square (x2) dengan nilai p < 0,05.

4.1.3.1 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: