Kisah H. Murni Menjaga Tradisi Permainan Gasing di Kuala Tungkal, di Tengah Derasnya Teknologi
H. Murni Menjaga Tradisi Permainan Gasing, di Tengah Derasnya Teknologi--
Perkembangan zaman yang saat ini begitu cepat telah banyak mengubah kebiasaan masyarakat. Akibatnya permainan-permainan tradisional sudah banyak terlupakan, apalagi permainan gasing. Bagaimana H. Murni melestarikan gasing di Kuala Tungkal? Simak penuturan wawancara bersama Jambi ekspres Gatot Sunarko
H.Murni (57) warga Tungkal Ilir Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah salah satu pelestari permainan tradisional yang digemari masyarakat sejak zaman dahulu. Permainan tersebut adalah gasing, permainan gasing nampaknya tidak asing kita dengar namun memang harus diakui permainan ini jarang menjadi pilihan permainan pada masa sekarang.
Hal tersebut setelah perkembangan teknologi yang pesat, sehingga lambat laun masyarakat mulai melupakan permainan tradisional yang menjadi bagian budaya leluhur.
Di rumahnya di jalan siswa ujung tepatnya di depan asrama kodim 0419 Tanjab, H. Murni tetap saja masih melestarikan budaya permainan gasing. Dirinya acap kali membuat gasing baik itu pesanan ataupun yang ia buat sendiri.
Tidak ada alasan lain kenapa ia menggemari permainan tradisional gasing. Karena dengan bermain gasing, dirinya bisa bersilaturahmi dengan teman-teman sebayanya ataupun memperbanyak teman dari daerah-daerah tetangga.
"Saya dengan permainan gasing ini sangat senang, karena dengan bermain gasing kita bisa bertemu kawan di tempat, misalnya kita lama tidak bertemu bertahun-tahun menjadi ketemu dan bisa bersilaturahmi," ujarnya diwawancarai.
Dalam bermain gasing tidak hanya anak-anak dan pemuda, permainan gasing ini juga digemari oleh orang-orang dewasa. Karena menurutnya gasing sendiri bukan hanya sekedar permainan melainkan tradisi ataupun budaya yang turun-temurun.
"Saya dulu sering ikut ikut tandingan antar desa, misalnya pakai perahu keparit 5, bahkan dari Riau juga ada kami bertanding gasing," katanya.
Saat ini dirinya pun masih aktif bermain dan masih membuat gasing. Kata haji murni ada dua jenis gatsing yang kerap dimainkan di daerah kota Kuala Tungkal yaitu gasing perempuan dan gasing laki-laki yang keduanya dimainkan dengan menggunakan tali dan dilemparkan ke tanah.
"Untuk tanding ada 2 jenis gasing ada gasing perempuan 16 inci kalau laki lakinya sekitar 14 inci diameternya," ungkapnya.
Selain itu, dalam pembuatan gasing yang perlu diperhatikan adalah bahannya, kayunya harus kuat seimbang dan tidak berat sebelah.
Untuk di kota Kuala Tungkal ini rata-rata menggunakan kayu kempas atau kayu bakau. Kelebihan kayu itu sangat kuat dan mudah dibentuk.
Karena itu, permainan gasing juga sangat perlu untuk menjaga nilai tradisi dan nilai kearifan lokal yang ada di masyarakat khususnya masyarakat kota Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Dirinya pun berharap permainan gasing dapat terus dilestarikan dan diperkenalkan lebih mendalam kepada generasi muda. Sehingga apa yang menjadi warisan dari budaya tidak punah dan terus terjaga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: