>

Desa Wisata Pentagen, Kerinci, Satu-satunya Desa Wisata di Jambi Peraih 50 ADWI 2022

Desa Wisata Pentagen, Kerinci, Satu-satunya Desa Wisata di Jambi Peraih 50 ADWI 2022

salah satu objek wisata di desa pentagen Kerinci--

Desa Wisata Pentagen, Kecamatan Danau Kerinci, Kabupaten Kerinci semakin populer ditingkat nasional. Satu-satunya wakil Jambi yang masuk 50 besar sebagai desa wisata terbaik penerima Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022 dari 7.275 desa wisata di Indonesia. Adalah BUMDes Pertiwi Pentagen yang mengelola dan mengembangkan wisata yang dikenal Taman Pertiwi. Berikut Laporan Wartawan Jambi Ekspres Hendri Dede Putra.
 
Sejak beroperasi Desember 2017, dengan memanfaatkan rawa yang tidak berfungsi disulap jadi lahan produktif berupa embung sebagai kolam ikan dan arena wisata air lainnya. Hingga kini menunjukkan kemajuan dengan pendapatan yang terus meningkat. Dalam sebulan puluhan juta diraup BUMDes. Homestay untuk wisatawan luar hingga area camping ground pun dikembangkan. 
 
Di Desa Wisata Pentagen ini masyarakat setempat benar-benar merasakan manfaatnya. Dari kalangan UMKM, pemuda setempat hingga petani. Bagi petani yang sebelumnya kesulitan air, dengan adanya embung untuk menyimpan air, petani sudah bisa memperoleh air untuk tanaman padi saat datangnya musim kemarau. Di sisi lain, dengan ramainya kunjungan wisatawan terutama saat hari libur wahana selalu ramai dikunjungi. 
 
"Disini dulu rawa, tak bisa dimanfaatkan. Oleh desa setempat sepakat membuat embung, yang awalnya untuk mengairi sawah sering kekeringan. Tapi terus berkembang hingga jadi wisata air dengan dua buah embung di lahan seluas hampir dua hektar," kata Rudi salah seorang pengurus BUMDes Pertiwi Pentagen, Kamis (30/6/2022). 
 
Setelah semakin dikenal BUMDes ini terus dikembangkan dengan menambah wahana wisata. "Jadi embung ini memiliki tuga fungsi, yaitu sebagai embung desa untuk petani, perikanan dan pariwisata, " katanya. 
 
Ditambahkan pula Ketua BUMDes Desa Wisata Pentagen, Rasimin saat ini berbagai wahana penunjang Taman Pertiwi sudah banyak dikembangkan. Di antaranya wahana flying fox, sepeda gantung dan sepeda air, camping ground. Juga ada even lokasi, gazebo, serta spot pakan ikan. 
 
Untuk spot pakan ikan, pengunjung bisa duduk santai berfoto di pinggir kolam sambil bermain dengan ikan. Pakan ikan dijual dengan harga Rp 5 ribu per bungkus plastik. 
 
Dengan harga tiket masuk Rp 5 ribu per orang ditambah parkir roda dua Rp 5 ribu dan untuk roda empat Rp 10 ribu. Dalam sebulan ribuan wisatawan dalam daerah dan luar daerah datang kesini. "Kalau hari biasa saat ini berkisar 3 ribu pengunjung. Tapi kalau saat liburan naik berkali lipat, " jelasnya. 
 
Di sekeliling Taman Pertiwi juga dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk membuka lapak untuk berjualan. Berdasarkan data dari Bumdes ada 34 lapak yang telah digunakan oleh masyarakat desa untuk meningkatkan ekonomi mereka. "Jadi Bumdes ini juga menciptakan lapangan kerja dan pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat, " ujarnya
 
Dari penuturan pengurus BUMDes, pendapatan bisa mencapai angka Rp 40 juta perbulan. Terutama saat hari liburan bisa lebih besar. Pendapatan diperoleh dari karcis masuk, parkir kendaraan dan dari wahana wisata yang telah dibangun. Selain dari tiket masuk dan wahana permainan, BUMDes Pertiwi Pentagen juga memiliki penghasilan lainnya yaitu dari penjualan pakan ikan yang telah dibungkus dalam plastik kecil, serta dari wahana bermain lainya. 
 
Untuk menambah kenyamanan pengunjung, terutama wisatawan dari luar, disini juga disediakan penginapan atau homestay yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pertiwi Pentagen. Ada tiga homestay berbentuk rumah permanen yang disiapkan, yakni homestay Hatim, homestay Tengku Dukun, dan homestay Dumor. Ketiga ini penginapan ini pun sudah terdaftar di kemenparekraf. Sedangkan tarif homestay pernah kamar untuk dua orang sebesar Rp 300 ribu. 
 
Selain itu desa wisata Pentagen juga memiliki wisata budaya Kerinci yang kini masih dipertahankan. Di antaranya Tarian Panggilan Jihad, Adat Menjalin Pemimpin, Kenduri Sko, Ngihit Pamun (Narik Balok). Wisata budaya ini hanya dilakukan  di waktu-waktu tertentu yang disepakati oleh tokoh dan pemangku adat setempat. Ini menambah daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal maupun asing yang datang.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: