18 Migran Afrika Tewas Terinjak-injak

18 Migran Afrika Tewas Terinjak-injak

Petugas polisi anti huru hara menutup daerah itu setelah para migran tiba di tanah Spanyol dan melintasi pagar yang memisahkan kantong Spanyol Melilla dari Maroko di Melilla, Spanyol, Jumat, 24 Juni 2022/Net--

MELILLA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Sejumlah migran Afrika yang tewas saat berusaha menyeberang ke Spanyol, bertambah menjadi 18 orang. Pihak berwenang Maroko mengatakan dalam pernyataannya bahwa korban bertambah dari laporan sebelumnya, begitu juga dengan yang luka-luka.


Menurut seorang juru bicara kantor pemerintah Spanyol di Melilla mengatakan sekitar 2.000 migran berusaha memasuki kota Afrika Utara pada Jumat pagi (24/6). Mereka bentrok dengan petugas perbatasan selama hampir dua jam. Sekitar 130 berhasil menembus perbatasan antara Maroko dan daerah kantong Spanyol.


Sejumlah migran mencoba memanjat pagar besi dan dihalangi oleh petugas. Bentrokan sengit itu juga akhirnya melukai 140 petugas keamanan Maroko, seperti dilaporkan AP.


Dari informasi yang didapat ada 18 orang, tiga belas di antaranya meninggal di rumah sakit. Laporan dari Asosiasi Hak Asasi Manusia Maroko memberikan angka yang berbeda, yait 27 orang tewas, tetapi angka tersebut dapat segera dikonfirmasi.


Peristiwa kejadian di perbatasan itu adalah yang pertama sejak Maroko dan Spanyol memperbaiki hubungan diplomatik pada Maret.


Sedangkan gambar-gambar di media Spanyol menunjukkan para migran yang kelelahan berbaring di trotoar di Melilla, beberapa dengan tangan berlumuran darah dan pakaian robek. Mereka yang berhasil menyeberang pergi ke pusat migran lokal, di mana pihak berwenang sedang mengevaluasi keadaan mereka.
“Sekelompok besar sub-Sahara (Afrika) menerobos gerbang akses pos pemeriksaan perbatasan Barrio Chino dan memasuki Melilla dengan melompati atap pos pemeriksaan,” kata delegasi pemerintah Spanyol di daerah itu dalam pernyataan sebelumnya.

Melilla dan Ceuta, daerah kecil Afrika Utara lainnya di Spanyol, memiliki satu-satunya perbatasan darat Uni Eropa dengan Afrika, menjadikannya magnet bagi para migran.
Maroko mengerahkan sejumlah “besar” pasukan untuk mencoba mengusir kerumunan dari perbatasan dan “bekerja sama secara aktif” dengan pasukan keamanan Spanyol, delegasi Spanyol mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah.


Tahun lalu, Maroko melonggarkan kontrolnya di sekitar Ceuta, memungkinkan ribuan migran menyeberang ke Spanyol. Langkah itu dipandang sebagai pembalasan atas keputusan Spanyol yang mengizinkan pemimpin gerakan pro-kemerdekaan Sahara Barat dirawat karena Covid-19 di sebuah rumah sakit Spanyol. (len/rmol)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: