Soroti Pertamina dan PLN Selalu Minta Disubsidi, Jokowi: Ini yang Dilihat Publik, Kok Enak Banget
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Kondisi ekonomi global yang ternyata tidak sedang baik-baik saja ternyata juga membuat Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketar-ketir. Kekhawatiran Jokowi diungkapkannya saat membuka Rapat Kabinet Paripurna di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Senin (20/6).
Kekhawatiran Jokowi dipicu kondisi ekonomi global yang dapat mempengaruhi ekonomi nasional. Menurutnya, dunia saat ini tidak dalam suasana global yang normal.
"Krisis energi, krisis pangan, krisis keuangan sudah mulai melanda beberapa negara," kata Jokowi.
Mantan Wali Kota Solo itu bahkan mengetahui ada puluhan negara yang kondisi ekonominya saat tertekan oleh utang. "Ada kurang lebih 60 negara yang dalam proses menghadapi tekanan karena utang."
Sehingga, ujar Jokowi, menekan ekonominya, tidak ada devisa, dan mulai memasuki krisis ekonomi, serta krisis keuangan di negara tersebut. Jokowi pun menyingung soal krisis energi yang juga melanda dunia.
Di mana harga bahan bakar minyak (BBM) di semua negara naik tajam. Namun di Indonesia dipastikan tidak naik, karena masih adanya subsidi dari pemerintah.
Itu pulalah yang kemudian membuat Jokowi menunjukkan kejengkelannya kepada Badan Usaha Milik negara (BUMN) terkait energi. Ada dua perusahaan plat merah yang dikeluhkan Jokowi, karena meminta dana subsidi terus kepada pemerintah.
"Jadi terkait dengan krisis energi, baik itu yang namanya BBM, gas, solar, pertalite, pertamax, listrik, ini jangan sampai terlalu mengharapkan, utamanya Pertamina, terutama juga PLN, terlalu mengharapkan dan kelihatan sekali hanya mengharapkan subsidinya di Kementerian Keuangan," ucapnya.
Maka dari itu, Jokowi meminta Pertamina dan PL untuk melakukan efisiensi agar idak bergantung terus kepada bendahara negara.
"Mestinya di sana juga ada upaya-upaya efisiensi, jadi dua-duanya berjalan. Nah, kalau hanya berharap terus pada subsidi dari Menteri Keuangan tanpa ada usaha efisiensi di PLN, di Pertamina, ini yang dilihat oleh publik, kok enak banget," keluh Jokowi.
"Mana yang bisa diefisiensikan, mana yang bisa dihemat, kemudian mana kebocoran-kebocoran yang bisa dicegah, semuanya harus dilakukan posisi-posisi seperti ini," sambungnya.
Lebih lanjut, Jokowi meminta Pertamina memaksimalkan bahan baku minyak yang ada di dalam negeri, yakni dengan meningkatkan produksi sumur di dalam negeri ketimbang impor.
"Saya kira sumur-sumur minyak yang ada sekecil apapun agar didorong produksinya, agar meningkat. Tapi yang jelas, yang paling penting solusi pendeknya adalah menjaga harga di masyarakat bawah agar tetap stabil dan terjangkau," tutupnya. (rmol/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: