>

Filatelis Jambi Optimis Nilai Investasi Perangko Masih Menjanjikan

Filatelis Jambi Optimis Nilai Investasi Perangko Masih Menjanjikan

Filatelis Jambi terus bertahan dan berkembang meski kini dunia perangko tak lagi se eksis dulu--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Perangko sebagai alat berkirim surat, dulu pernah berjaya pada masanya. Meski dunia perangko tak lagi hidup namun kolektornya masih terus bernyawa. Komunitas pecinta Filateli Jambi misalnya, mereka masih terus eksis dan melakukan banyak aktivitas bersama.

Andi Gusdanto,  Ketua Perkumpulan Filateli Jambi mengatakan, filatelis Jambi cukup konsisten mempertahankan koleksi perangko dan benda filatelinya meski saat ini produksi perangko oleh kantor Pos Indonesia tidak lagi sebanyak dulu, seiring menurunnya aktivitas berkirim surat di tengah gempuran surat elektronik.  

“Namun saya menyarankan semua benda koleksinya tetap dirawat dengan baik, hingga akhirnya nanti ada tawaran menarik untuk dilepas,” ujarnya di tengah pertemuan filatelis Jambi di Candi Muaro Jambi kamarin (1/06). Kata Andi,  perangko dan benda filateli lainnya merupakan bentuk investasi yang masih menjanjikan. Masih banyak kolektor yang memburunya dan mau membeli dengan harga menarik.

Menurut Dona, anggota Perkumpulan Filateli Jambi, banyak prangko dan benda  filateli yang berharga fantastis, ia mencontohkan British Guiana, Juni 2021 dilelang dan dibeli oleh Stanley Gibbons seharga 8,3 juta Poundsterling, kemudian Treskilling Yellow berhasil terjual 1,5-2 juta Euro. Ada juga Mauritius First Two Post Office Stamps, terakhir terjual seharga 4 juta US Dolar pada tahun 1993.

“Meskipun punya nilai investasi, namun tak smua filatelis menargetkan benda koleksinya dibeli, merawatnya saja sudah memberi kebahagiaan, apalagi bisa menggali sejarah dari setiap desain di dalamnya, ini ada kepuasan tersendiri, seru,” lanjut Dona lagi.

Di Jambi cukup banyak koleksi yang tersimpan. Apalagi tak sedikit filatelis berasal dari generasi kedua,  menyimpan benda warisan dari hobi orangtuanya terdahulu.  Salah satunya Christian, ia mengaku semula tak begitu memahami dunia filateli meski orangtuanya menekuni bidang ini sejak lama. “Namun setelah Papa saya meninggal, akhirnya saya yang meneruskan  merawat koleksi alm, dan ternyata dunia filateli menyenangkan, setelah bertemu dengan komunitas sesama pecinta, dunia ini pun jadi semakin asyik,” kata Christian. (dpc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: