Film KKN Desa Penari Disebut Nyata, Erick Thohir Ungkap Cerita Menyeramkan Ini

Film KKN Desa Penari Disebut Nyata, Erick Thohir Ungkap Cerita Menyeramkan Ini

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CIO.ID - Film KKN Desa Penari sukses membetot perhatian masyarakat. Hal ini tidak luput dari perhatian Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Dia pun berupaya mengungkap cerita menyeramkan soal Desa Penari di Banyuwangi, Jawa Timur.

Melalui akunnya di Instagram belum lama ini, Erick membagikan kisah horor lokasi film KKN di Desa Penari itu.

Dalam video singkat, Menteri Erick berbincang dengan Sudirman, pengelola dan penjaga Rowo Bayu, tempat wisata di Desa Bayu Kecamatan Songgon, Banyuwangi. Dia juga memperlihatkan foto sumur dan lokasi lain di Rowo Bayu untuk meyakinkan bahwa cerita kepala Desa Bayu tersebut benar.

Foto sumur yang diperlihatkan itu sepintas mirip seperti di film KKN di Desa Penari. Menurut Sudirman, cerita horor di balik film KKN di Desa Penari itu benar-benar terjadi di kawasan Rowo Bayu.

Dia menceritakan kejadian menyeramkan berujung malapetaka yang dialami 6 mahasiswa saat kuliah kerja nyata (KKN) di Desa Penari. Sudirman juga memastikan bahwa kepala Desa Bayu mencatat hari dan tanggal persis para mahasiswa itu melakukan KKN.

“Ini nyata, ada enam mahasiswa dari Surabaya KKN pada 2008,” kata Sudirman kepada Menteri Erick, dikutip Minggu (22/5).

Sudirman melanjutkan bahwa dari 6 mahasiswa itu ada dua orang yang menjalin asmara meninggal dunia. Pasangan kekasih itu sebelumnya menjelajahi kawasan Rowo Bayu, tempat mereka melakukan KKN. Namun, kata Sudirman, pasangan kekasih itu melewati batas daerah Rowo Bayu.

“Agak ke utara. Nah, di situ mereka bertemu seseorang yang mengajak mampir ke rumahnya,” ujar Sudirman.

Di rumah tersebut, lanjut Sudirman, pasangan kekasih itu diberi suguhan makanan oleh orang itu “Pulangnya mereka diberi bingkisan yang dibungkus rapi pakai kertas koran dan disinpan di dalam tas,” tuturnya.

Pasangan itu lantas pulang ke Rowo Bayu dan bertemu dengan teman-teman mereka di sebuah tempat. Mereka pun bercerita kepada teman-temannya tentang Desa Penari yang barus didatangi. “Teman-temannya lalu protes tidak percaya karena di sana tidak ada desa,” ungkap Sudirman.

Kedua mahasiswa itu ngotot bahwa ada Desa Penari dan memperlihatkan bingkisan yang diberikan orang yang dijumpai mereka. Namun, mereka terkejut melihat isi bingkisan tersebut. Ternyata isinya bukan makanan, melaonkan kepala kera yang baru saja dipotong.

“Mahasiswa yang bawa bungkusannya itu langsung pingsan,” tuturnya, Sudirman mengatakan bahwa si lelaki yang pingsan itu meninggal beberapa hari kemudian. “Teman perempuan yang pergi bersama lelaki itu meninggal sebulan kemudian,” bebernya dikutip dari JPNN.com. (ima/rtc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: