Riwayat Air Zam-Zam

Riwayat Air Zam-Zam

JEDDAH (MCH) – Oweee oweee…, tangis si kecil Ismail melengking keras, sesudah beberapa hari sejak ditinggal oleh bapandanya Ibrahim bersama ibunya Hajar di negri gersang Mekkah. Hajar yang air susunya mengering pun ambil langkah menuju bukit Safa mencari air demi si buah hati yang kehausan. Tak ada di Safa, Hajar mencoba mengikuti oase di bukit Marwah. Kecewa, karna ia tak menemukan air juga. Tak putus asa ia kembali ke Safa, balik lagi ke Marwah hingga 7 kali putaran, namun tetap dengan tangan kosong.

Dengan galau, didekatinya Ismail yang terus meronta-ronta sambil menggesek-gesekkan kakinya ke tanah pasir dekat Baitullah. Subhanallah…..., tiba-tiba muncul air yang terus menderas dari cekungan pasir hasil hentakan kaki-kaki Ismail. “Zammi zammii…”..”Kumpul..kumpul”, histeris Hajar yang terbelalak menyaksikan ‘mutiara’ yang dicari-carinya sedari tadi.

Kisah diatas adalah sekilas mengenai air zam-zam yang selalu diminati umat muslim sedunia. Jamaah haji yang datang rela merepotkan diri menggotong-gotong dirijen besar berisi air zam-zam untuk dibawa pulang ke tanah air masing-masing, untuk dibagikan dengan sanak-famili dan handai taulan. Perjuangan untuk mendapatkan zamzam pun tak mudah. Sekitar 20 tahun lalu, umat Muslim harus mengantri di sumur zamzam yang terletak sekitar 6-7 meter di belakang tenggara Maqom Ibrahim. Maqom Ibrahim adalah batu yang dinaiki Nabi Ibrahim saat membangun Ka’bah. Batu ini memudahkan beliau karena bila diperintahkan naik maka batu akan naik, bila diperintahkan ke kanan batu akan ke kanan dan seterusnya. Hingga sekarang batu tersebut berjejak kaki Nabi Ibrahim, terletak di depan pintu Ka’bah.

(Tengku Ben Husien)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: