Lulusan SMA Jambi Memprihatinkan

Lulusan SMA Jambi Memprihatinkan

Hanya 17 Persen Diterima di Unja

JAMBI-Dunia pendidikan di Provinsi Jambi harus benar-benar berbenah, Pasalnya, berdasarkan data dari Universitas Jambi, hanya 17 persen saja alumni SMA di Jambi lulus melalui SNMPTN dari 24 ribu lebih lulusan SMA di Jambi tahun 2012.

Apalagi SNMPTN merupakan jalur penerimaan mahasiswa yang ketat dan murni.

“Hanya 17 persen itu memprihatinkan. Dimana 83 persennya, kita tidak tau kemana dan kalau 10 persen kuliah di luar Jambi, itu pun hanya 27 persen lulusan SMA Jambi yang diterima di perguruan tinggi,” ujar Rektor Unja, Prof Dr Aulia Tasman, MA dalam evaluasi UN se-Provinsi Jambi, kemarin.

Bila dibandingkan antar kabupaten/kota se-Provinsi Jambi Aulia mengatakan bahwa berdasarkan data yang mereka miliki sebagian besar alumni SMAN di Kota Jambi yang dapat bersaing. Sementara SMA dibeberapa daerah justru tidak banyak siswanya bisa bersaing di SNMPTN.

            “Untuk Sungai Penuh dan Kerinci hanya 36 orang, Merangin 28 orang, Bungo 28 orang, Sarolangun 20 orang, Tebo 22 orang, Batanghari 34 orang, Tanjabbar 24 orang, Tanjabtim 13 orang dan Kota Jambi 229 orang. Melihat data ini kiblat kita saat ini masih di Kota Jambi,” aku Aulia.

            Dikatakan Aulia bahwa disini ada yang salah dengan system pengajaran dan guru kurang terampil atau tidak tahu dimana salahnya. Hal ini harus diwaspadai, karena bila hal ini menumpuk akan menjadi malasalh kedepannya.

“Masalah lainnya, karena daya tampung PT hanya 11 ribu, sementara lulusan SMA 24 ribu dan ini akan jadi masalah kedepannya,” bebernya.

Namun demikian diakui Aulia bahwa pihaknya bisa membantu mahasiswa asal Jambi melalui program mahasiswa undangan dan UMB. “Tetapi kalau SNMPTN itu persaingannya secara nasional, sedangkan UMB antar alumni SMA di Jambi dan ini menunjukkan siswa kita masih kalah bersaing,”  jelasnya.

Namun demikian diakui Aulia bahwa kabar gembiranya, karena mulai tahun 2013 penerimaan mahasiswa diutamakan 60 persen untuk mahasiswa undangan. Hal tersebut berarti persaingan kedepan akan terpacu pada antar mahasiswa di Jambi.

            “Jadi sistemnya nanti sangat ketat, siswa yang mendapatkan undangan minimal 15 besar per sekolah dan dipantau sejak semester 1. Jadi benar-benar ketat dan sekolah jangan coba membantu nilai, karena kedepan akan menjadi preseden buruk bagi sekolah tersebut,” harapnya.

(kta)

            

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: