Ditangkap Kali Kedua, Arroyo Tetap di RS

Ditangkap Kali Kedua, Arroyo Tetap di RS

MANILA – Mantan Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo harus menerima kenyataan ditangkap untuk kali kedua terkait kasus korupsi. Kamis (4/10) pendahulu Presiden Beniqno “Noynoy” Aquino III tersebut ditangkap kembali oleh polisi saat berada di rumah sakit.

Menurut otoritas Filipina, Arroyo dikenai sangkaan terlibat kasus korupsi ketiga saat berkuasa. Sandiganbayan atau pengadilan antikorupsi mengeluarkan surat perintah penangkapan kepada perempuan 65 tahun itu atas sangkaan menyalahgunakan uang negara PHP 366 juta (sekitar Rp 83,8 miliar). Dana milik yayasan undian pemerintah untuk program sosial Philippine Charity Sweepstakes Office atau PCSO) itu diduga diselewengkan karena digunakan untuk mendanai kampanye Arroyo sebagai presiden.

Polisi berupaya untuk menangkap Arroyo saat berada di rumah sakit militer Veterans Memorial Medical Center, Manila, kemarin pagi. Saat itu, perempuan yang menjabat presiden Filipina pada 2001-2010 tersebut dirawat karena gangguan tulang belakang yang sudah lama dideritanya.

“Gloria Macapagal-Arroyo berada di bawah penahanan polisi Filipina,” jelas Superintendan Senior (setara Kolonel atau Kombespol) Napoleon Coronel kepada wartawan di luar rumah sakit. 

Meski begitu, Coronel menyatakan bahwa Arroyo akan tetap berada di rumah sakit hingga tadi malam. Polisi masih juga menunggu putusan dari pengadilan antikorupsi apakah Arroyo diizinkan tetap berada di rumah atau harus dibawa paksa.

Pada 18 November tahun lalu, Arroyo ditangkap setelah disangka merekayasa perolehan suaranya dalam pemilihan presiden (pilpres). Lalu, pada 9 Desember 2011, dia berstatus tahanan saat dirawat di Veterans Memorial Medical Center, Quezon City, Manila, atas dakwaan melakukan sabotase saat pilpres. 

Namun, pengacara Arroyo menyatakan bahwa perintah penangkapan itu telah ditunda untuk sementara. Anacleto Diaz, salah seorang pengacara Arroyo, menyebut bahwa Sandiganbayan menyetujui permohonan soal penundaan penangkapan dan penahanan kliennya. Dia berdalih bahwa tidak ada alasan yang kuat untuk menuduh kliennya telah menyalahgunakan dana PCSO.

“Saya telah minta pengadilan mempertimbangkan agar perintah penangkapan itu ditarik. Pengadilan menyetujui permohonan saya sebelum perintah penangkapan keluar,” katanya lewat telepon. Rencananya, Sandiganbayan akan mengumumkan kepastian penundaan penangkapan itu.

Menurut Diaz, kondisi kesehatan kliennya langsung merosot setelah mendengar pada Rabu malam (3/10) bahwa dirinya akan ditangkap. “Dia (Arroyo) tak hanya kecewa, tetapi juga putus asa. Dia sedih sekali,” ujarnya kepada Agence France-Presse. 

Jika kelak terbukti bersalah, Arroyo terancam hukuman penjara seumur hidup. Sembilan pejabat era pemerintahan Arroyo juga didakwa atas kasus yang sama.
Arroyo mengakhiri kekuasaan pada 2010 sebagai salah satu pemimpin yang paling tidak populer sepanjang sejarah Filipina. Dia diduga telah melakukan kecurangan untuk memenangi pemilihan presiden (pilpres), bersekutu dengan para petinggi militer dalam melanggengkan kekuasaannya, serta terlibat sejumlah kasus korupsi.

(AFP/GMANews/cak/dwi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: