Pasar Sepeda Motor Tertekan

Pasar Sepeda  Motor Tertekan

JAKARTA- Pasar sepeda motor di Indonesia semakin tertekan. Setelah terimbas pemberlakuan peraturan Down Payment (DP) minimum 25 persen sejak pertengahan Juni 2012, industri ini mulai merasakan dampak langsung penurunan harga komoditas sehingga diprediksi hanya akan mencapai penjualan 7 juta unit sampai akhir 2012.

                Pada September 2012 penjualan sepeda motor mencapai 628.739 unit secara nasional atau turun 13,1 persen dibandingkan 723.906 unit pada September 2011. Secara kumulatif sejak awal tahun 2012 penjualan sudah mencapai 5,391 juta unit, turun 13,3 persen dari periode sama tahun lalu sebanyak 6,219 juta unit.

                Fakta ini berbanding terbalik jika dibandingkan pasar mobil yang terus mengalami kenaikan dan mencetak rekor penjualan baru. Namun kenyataannya yang paling terkena dampak pemberlakuan aturan DP minimum adalah pasar sepeda motor sedangkan pasar mobil belum ada dampaknya.

                Ketua Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Sigit Kumala, mengatakan penurunan pasar sepeda motor nasional tahun ini bukan hanya karena aturan DP minimum tetapi juga pengaruh penurunan harga komoditi.

                \"Sebetulnya tidak hanya DP. Di luar Jawa seperti di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, ada pengaruh dari turunnya harga komoditi. Saya sudah pelajari itu dan memang erat dampaknya,\" ujarnya kepada Jawa Pos, kemarin.

                Komoditi dimaksud merupakan hasil perkebunan menyangkut penghasilan inti rakyat seperti karet, CPO (minyak sawit mentah), dan Kakao. Penurunan harga komoditi itu menambah tekanan terhadap pasar sepeda motor di tanah air sepanjang tahun ini. \"Sampai dengan akhir September harga komoditi belum ada perbaikan. Jadi saya perkirakan akan menambah total penurunan pasar (sepeda motor),\" ungkapnya.

                Sigit memerkirakan pada akhir tahun ini pasar sepeda motor hanya akan menembus antara 7 juta sampai 7,1 juta unit atau turun sekitar 12 persen dibandingkan 8,01 juta unit pada 2011. \"Sebelum ada aturan DP saja marketnya sudah minus 6 persen akibat penurunan daya beli konsumen (di pasar ini) akibat naiknya harga kebutuhan pokok. Selain itu juga ada isu-isu kenaikan harga BBM,\" terangnya.

                Setelah aturan DP berlaku, penurunan pasar membesar menjadi 10 persen sampai 11 persen, dan ditambah penurunan harga komoditi diyakini akan menambah persentase penurunan.

                Ketika aturan DP minimum berlaku untuk pembiayaan konvensional, kata Sigit, pasar masih tertolong oleh pembiayaan syariah yang muncul sebagai solusi. Meskipun porsinya masih kecil karena tidak semua perusahaan pembiayaan dan bank memiliki paket pembiayaan syariah.          \"Tapi sekarang ada rencana pembiayaan syariah juga akan dibatasi untuk DP minimumnya,\" keluhnya.

                Atas dasar itu AISI mencoba inisiatif dengan melakukan pembicaraan kepada Kementerian Keuangan dan Kementerian Perindustrian agar DP minimum untuk syariah tidak terlalu ketat.

                \"AISI sudah ajukan permohonan walaupun belum ada tanggapan. Pembiayaan konvensional kan sudah dibatasi mulai 20 persen sampai 25 persen. Kalau bisa syariah lebih rendah dari itu lah, misalnya mulai 10 persen,\" usulnya.

                Deputi GM Sales Division PT Astra Honda Motor (AHM), Thomas Wijaya, mengatakan penjualan Honda pada September mulai merasakan dampak dari penurunan harga komoditi, meskipun belum terlalu kuat. \"September kemarin dampaknya belum begitu besar mungkin karena kita mengisi \"pipa\" setelah penurunan penjualan cukup besar pasca lebaran. Tapi memang sudah terasa sih dampaknya dan kita perkirakan mulai Oktober ini semakin terasa (dampak komoditi),\" paparnya.

                Penjualan Honda pada September juga masih tertolong oleh panen raya di banyak tempat sehingga dampak penurunan harga komoditi bisa diminimalisir.

                AHM menargetkan sampai akhir tahun ini bisa meraih penjualan 3,8 juta unit atau turun sekitar 9,5 persen dibandingkan 4,2 juta unit pada 2011.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: