Adi Sarana Rental IPO

Adi Sarana Rental IPO

Jakarta \" Tingginya demand terhadap kendaraan rental terutama dari korporasi di Indonesia membuat PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) percaya diri dalam proses melepas saham ke public. Perusahaan milik keluarga TP Rachmat (Triputra Group) itu mengincar dana hasil Initial Public Offering (IPO) maksimal Rp 816 miliar.

                ASSA yang merupakan perusahaan penyewaan kendaraan terbesar kedua di Indonesia itu menawarkan saham perdananya di kisaran harga Rp360 per lembar sampai Rp 600 per lembar. Perseroan berniat melepas 1,36 miliar lembar saham atau setara 40,03 persen dari modal ditempatkan dan disetor.

                Dengan begitu maka dana segar yang diincar mencapai mulai Rp 489,6 miliar sampai dengan maksimal Rp 816 miliar. Direktur Investment Banking PT Bahana Securities, Andi Sidharta, sebagai perusahaan penjamin emisi mengatakan metode valuasi harga yang digunakan adalah menggunakan metode price to earning ratio (PER) Multiple, yakni rasio harga saham rata-rata emiten yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebab tidak ada perusahaan yang memiliki lini bisnis sejenis dengan perseroan yang sudah tercatat sampai saat ini.

                \"Tidak ada perusahaan (listed) sejenis di luar negeri yang dapat dibandingkan secara langsung. Dengan metode PER multiple dan berdasarkan hasil pre marketing yang telah kami lakukan di Singapura dan Hongkong, maka PER perseroan ditentukan antara 9 kali sampai 15 kali,\" ujarnya dalam paparan IPO ASSA di Jakarta, kemarin.

       Metode valuasi harga juga dibandingkan dengan rata-rata PER BEI yang berada di kisaran 15 kali sampai 16 kali. Rentang harga yang cukup jauh dinilainya lebih karena menjaga fluktuasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan memberikan diskon kepada investor. \"Diskon yang diberikan tergantung hasil masa penawaran awal yang akan kami lakukan dalam beberapa pekan mendatang,\" kata Andi.

       Presiden Direktur ASSA, Prodjo Sunarjanto, mengatakan pihaknya butuh dana banyak terutama untuk ekspansi armada baru sehingga sebagian besar dari dana perolehan IPO akan digunakan untuk membeli 3.700 mobil baru. Permintaan terhadap mobil rental terutama dari korporasi terus mengalami peningkatan seiring dengan kesadaran efektifitas menggunakan kendaraan sewa dibandingkan memiliki mobil sendiri.

                Contoh, perusahaan bank. Satu bank saja bisa memiliki 700 sampai 800 mobil untuk operasional seluruh Indonesia. Harga satu mobil sudah mahal, belum lagi perusahaan harus urus sopir, asuransi, maintenance, semunya dilakukan sendiri sedangkan\"core business\"mereka bukan itu.

                \"Kami tidak hanya menjual jasa sewa tapi bagaimana kami bisa memenuhi kebutuhan transportasi perusahaan secara optimal dan lebih efisien,\" paparnya.

                Direktur Keuangan ASSA, Hindra Tanujaya, mengatakan perusahaan rental sejenis ini memiliki kontribusi besar dalam industry otomotif. Dia memperkirakan dari potensi pasar 1 juta unit mobil sepanjang tahun ini, sekitar 30 persen atau sekitar 300 ribu unit dibeli korporasi. Dari 300 ribu unit tersebut, sekitar 20 persen sampai 30 persen digunakan untuk rental sehingga ada potensi pasar antara 90 ribu sampai 100 ribu unit. \"Maka potensi pasar kami sangat besar,\" katanya.

                Saat ini ASSA memiliki 10 ribu unit armada transportasi ditopang 33 kantor cabang dan perwakilan di seluruh Indonesia. Perusahaan ini memulai dengan 819 unit armada pada tahun 2003. Sebagian besar klien perseroan adalah korporasi, setidaknya ada 600 perusahaan besar yang sudah menjalin kerjasama antara lain PT HM Sampoerna Tbk, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, PT Bank Danamon Tbk, PT Adira Dinamika Finance Tbk, dan lainnya.

                Hi ndra mengaku perseroan sudah menandatangani kontrak kerjasama dengan korporasi baru untuk 7 tahun ke depan sekitar Rp 900 miliar. \"Itu semua belum kami delivery servicenya karena keterbatasan armada. Mungkin tahun depan baru Rp 200 miliar dulu yang akan terdelivery,\" terangnya.

                Masa penawaran awal saham ASSA akan dilakukan mulai 15 Okober sampai 25 Oktober 2012 dan pencatatan saham perdana akan dilakukan di minggu ketiga November 2012. Per 30 Juni 2012, aset perseroan tercatat sebesar Rp1,5 triliun. Pendapatan di semester pertama 2012 sebesar Rp 353,61 miliar atau naik 43,36 persen dibandingkan periode yang sama setahun sebelumnya sebesar Rp 246,66 miliar.

(gen)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: