Pesawat Jatuh, Wartawan Dianiaya

Pesawat Jatuh, Wartawan Dianiaya

Saat waktu beranjak siang, masyarakat yang penasaran ingin melihat bagaimana bentuk pesawat yang jatuh ini kian banyak saja. Bahkan, kumpulan masyarakat yang berduyun-duyun datang ini menyemut hingga memacetkan Jalan Pasir Putih. Kondisi sendiri mulai agak lengang ketika waktu menjelang sore. Hal inipun diikuti dengan diperkecilnya pembatas hingga hanya mengitari sekitar pekarangan rumah warga yang menjadi tempat jatuhnya pesawat.

Sekitar pukul 15.45 WIB, Panglima Komando Operasi I TNI AU, Marsekal Muda Bagus Purhito datang meninjau lokasi jatuhnya pesawat ini didampingi Danlanud TNI AU Pekanbaru, Kol Pnb Bowo Budiarto. Dibawah rintik hujan, ia melihat keadaan pesawat yang ditutupi terpal itu. Selain lokasi pesawat, Bagus juga datang melihat rumah warga yang sempat terkena kursi pelontar Hawk ini.

Kepada wartawan di lokasi ini, Bagus mengatakan, pesawat naas yang dipiloti Letda Reza ini take off dari Lanud sekitar pukul 08.56 WIB dalam rangka uji latihan rutin penerbangan. \'Pukul 09.40 WIB pesawat ini meledak dan jatuh,\' jelasnya. Ia melanjutkan, pesawat ini dalam kondisi bagus, karena pesawat ini tergolong baru dengan tahun pembuatan 1996.

\'Artinya kondisi pesawat layak terbang. Untuk cuaca juga cukup bagus,\' lanjutnya. Saat ditanya mengenai apa penyebab jatuhnya pesawat ini, Bagus mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan. \'Ini akan diselidiki. Tim investigasi akan diturunkan,\' ucapnya.

Bagus juga  menyampaikan permintaan maaf kepada wartawan yang menjadi korban penganiayaan dan pemukulan oleh anggota TNI AU di lokasi. \'Saya mohon maaf atas kejadian itu. Kasus ini akan kita tindaklanjuti, apapun itu pasti diproses,\' ujarnya. Dikatakannya lagi, ia mengerti bahwa tugas jurnalis adalah untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas.\'Dan kami petugas juga ingin TKP tidak terusik sampai penyelidikan selesai. Saat itu mungkin terjadi miskomunikasi,\' paparnya.

Kecaman terhadap kekerasan kepada wartawan seketika mengalir. Termasuk, dari kalangan politisi. Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum menyatakan sangat menyesalkan terjadinya kekerasan. \"Kekerasan terhadap wartawan adalah tindakan antidemokrasi dan membelakangi kebeberasan pers,\" tegas Anas. Hal senada juga disampaikan, anggota Komisi V DPR Arwani Thomafi. Menurut dia, atas nama apapun dan oleh siapapun, kekerasan terhadap lima wartawan dan dua warga sipil sama sekali tidak dibenarkan.

(ali/gus/rul/dyn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: