Jambi Butuh 50 Ribu Sapi

Jambi Butuh 50 Ribu Sapi

JAMBI-Provinsi Jambi, berdasarkan hasil sensus  ternak sapi dan kerbau 2011 lalu, masih kekurangan sekitar 50 ribu ekor sapi, untuk mencapai swasembada ternak 2014 mendatang.

Sekda Provinsi Jambi, Syarahsaddin,  mengatakan,  pemerintah harus pandai-pandai memanfaatkan potensi daerah yang dimiliki dalam pengembangan ternak.

Saat ini, sambungnya, untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, Jambi masih mendatangkan dari luar daerah. Setidaknya, sekitar 10.302 ekor sapi harus didatangkan dari luar Provinsi Jambi setiap tahunnya.

”Ini sangat bertolak belakang dengan kondisi alam yang dimiliki Jambi. Disatu sisi, Jambi punya potensi yang cukup besar untuk pengembangan ternak. Namun, disisi lain, Jambi masih mendatangkan ternak dari daerah lain,” katanya, kepada sejumlah wartawan, seusai membuka acara  pertemuan tehnis peternakan dan kesehatan hewan Provinsi Jambi, di hotel Abadi Jambi, kemarin.

Untuk mencapai swasembada daging, Jambi harus melengkapi fasilitas transportasi ternak dari farm ke rumah potong hewan. Kemudian, rumah potong hewan harus memenuhi standar kesehatan hewan serta sanitasi yang baik. Kemudian, mobilitas pengangkutan daging dari rumah potong hewan ke pasar harus memenuhi standar kesmavet.

”Pertemuan teknis ini merupakan forum yang penting dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan,” kata dia.  

Sementara itu, Dirjen Peternakan dan Kesehatanan Hewan Kemernterian Peternakan RI dalam sambutan tertulisnya, yang disampaikan oleh Direktur Pembibitan, Abubakar mengatakan, Persiapan Provinsi Jambi sebagai Wilayah Perbibitan Ternak Sapi dengan Pola Integrasi sapi-sawit sangatlah bagus.

“Jambi harus optimis,” katanya. Menurutnya, ada upaya-upaya terobosan dalam pencapaian PSDSK 2014 mendatang. Diantaranya, pendekatan pengembangan komoditas strategis,  melalui pendekatan kawasan 103 kawasan.

Kemudian, penataan dan revitalisasi RPH modern untuk menyediakan daging industri. Tak hanya itu, Pengembangan pembibitan sapi lokal di Pulau-pulau kecil juga harus dilakukan. Kemudian, Pengembangan integrasi sapi-sawit di PTPN,  Pengembangan asuransi ternak, dan ada beberapa upaya-upaya yang lain yang harus dilakukan.

Seperti, re-distribusi aset ternak dari daerah padat ternak ke daerah potensi carrying capacity tinggi, bantuan langsung pakan ternak sapi perah, dan pembangunan BUMN peternakan dan CSR bidang peternakan.

Menurutnya, dalam rangka mendukung pencapaian swasembada daging sapi dan kerbau tahun 2014, saat ini telah mendapatkan dukungan dari Kemenneg BUMN. Diantaranya, menteri BUMN akan ikut dalam menekan impor sapi untuk memenuhi kebutuhan daging. Yakni, dengan menginstruksikan semua PTPN membuat action plan integrasi sapi-sawit dengan target 100.000 ekor menuju green company.

Kemudian, memfasilitasi kemudahan transportasi ternak dari daerah Indonesia Timur sebagai wilayah padat ternak ke wilayah konsumen. Menggerakkan Perhutani untuk berperan dengan memanfaatkan silvopasture sebagai kawasan integrasi hutan dengan ternak sapi. Tak hanya itu, menteri BUMN juga akan manfaatan dana CSR dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dari perusahaan-perusahaan BUMN untuk pengembangan ternak sapi.

“Kita juga dukungan dari Kementerian Pekerjaan Umum, Perhubungan, Kementerian Dalam Negeri dan BPN,” tandasnya lagi.

(fth)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: