>

Kisah Lettu Purwa, ABK KRI Dewaruci yang Keliling Dunia 277 Hari

Kisah Lettu Purwa, ABK KRI Dewaruci yang Keliling Dunia 277 Hari

Putra Diberi Nama Safana, karena Lahir Saat Singgah Safana

M NASARUDDIN ISMAIL

Kadatangana KRI Dewaruci yang berlayar keliling dunia sejak 15 Januari 2012, Rabu pagi kemarin disambut meriah di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya. Kehadirannya disambut dengan berbagai macam tari-tarian. Sejumlah keluarga ABK, sejak pagi sudah menanti-nanti kedatangan kapal latih yang panjangnya 58,30 meter yang dilengkapi dengan 16 layar, dengan beragam ukuran ini.

Maklum kapal layar tiang tinggi yang dikomandani Letkol Laut (P) Haris Bima Bayuseto ini, sudah sepuluh bulan meninggalkan Tanah Air. Selama 277 hari berlayar itu, berhasil menyinggahi 21 negara di Asia, Afrika, Amerika Serikat dan Eropa.

Diantaranya Honolulu, Panama. Miami, Boston yang semuanya di USA. Juga singgah di Saint John, Canada, Portugal, Spanyol, Port Said Mesir, Jeddah Saudi Arabia, Salala Oman dan terakhir Colombo Srilangka. Dengan demikian, praktis empat benua telah dilayarinya, atau sekitar 27.006  nautical mile.

Muhibah kali ini, sekaligus mengikuti ‘’Operation Sail 2012’’, dalam rangka memperingati 200 tahun perang besar (200th Anniversary of the War). Kegeiatan ini, juga sekaligus untuk mendukung praktek pelayaran astonomi, kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat II, angkatan 59. ‘’Selain mengikuti peringatan 200 tahun perang besar, juga sekaligus untuk praktek bagi kadet,’’ kata Kadispenal Laksma TNI Untung Suropati, yang kemarin mendampingi wakasal.

Salah satu dari 77 ABK yang ikut berlayar keliling dunia ini, adalah Lettu Laut (P) Purwa. Kedatangannya Rabu pagi itu, disambut isteri dan bayinya. Ketika dia menggenong sang bocah, langsung menangis. Maklum ketika dia berangkat 16 Januari lalu, Endah, isterinya baru hamil enam bulan.

Karena itu tak heran bila anaknya itu, tak kenal dengan sang ayah. ‘’Panggil om saja. Kan belum pernah kenal,’’ kelakar rekan-rekan Purwa, alumnus Akademi Angkatan Laut 2008 angkatan 1954 ini. Purwa pun hanya tersenyum mendengar gojlokan dari rekan-rekannya tersebut.

Bayi mungil itu, oleh kedua orang tuanya diberi nama Kayla Safana. Nama Safana, adalah nama negara di Amerika Serikat yang dia singgah, ketika isterinya itu sedang melahirkan. ‘’Isteri saya menelpon sekitar pukul 23.00 malam, dan siang di Hafana. Dia menyaampaikan kalau sudah melahirkan. Ya untuk menangan, saya beri nama Kayla Hafana,’’ komentar Purwa, semabri menggendong anak pertamanya itu.

Meski tidak sempat menunggu detik-detik kebahagian untuk menunggu kehadiran putranya, Purwa hanya bisa berdoa dari jauh. Kamunikasi lewat HP pun terus dilakukan. Bahkan foto bayinya dikirim melalui BBM. ‘’Rasanya bahagia, begitu isteri melahirkan dengan selamat. Saya hanya bisa melihat sang bayi melalui BBM,’’ Purwa mengisahkan pengalaman pahitnya itu.

Endah memilih untuk melahirkan di Bondowoso, agar lebih dekat dengan kedua orang tuanya. Kebetulan Purwa, juga kelahiran Bondowoso. Dia datang ke Surabaya, hanya untuk menjemput sang suami tercinta, yang sudah 10 bulan berlayar tersebut.

Selama pelayaran, rasa kangen purwa dengan anaknya kian menjadi-jadi. Dia ingin mencium dan menimangnya. Sebab itu, begitu diperkenankan turun, langsung lari ke isterinya, dan menggendong sang bayi. Dia pun memeluknya berkali-kali, lalu mencium dahi isterinya yang kemarin mengenakan seragam Jalasenastri.

Karena merasa kangen itu pula, Purwa mengaku, ole-ole yang dibawanya dari muhibah keliling dunia itu, lebih banyak untuk bayinya. Ada boneka lucu, ada pakaian bayi dan lain-lainnya. Tentu saja hadiah untuk sang isteri yang melahirkan tanpa ditungguinya itu, juga ada. ‘’Saya bawakan boneka untuk Hafana. Anak kecil kan suka dengan boneka,’’ ceritanya.(*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: