Rupiah Sulit Menguat

Rupiah Sulit Menguat

JAKARTA - Para pelaku usaha harus mencermati pergerakan nilai tukar Rupiah. Sepanjang tahun ini, nili tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) memang cenderung melemah.\"

Head of Global Market HSBC Indonesia Ali Setiawan mengatakan, secara umum, nilai tukar Rupiah memang relative stabil namun cenderung melemah. \"Saat ini Rupiah sepertinya sulit menguat,\" ujarnya kemarin (17/10).\"

            Menurut Ali, alasan utama sulitnya penguatan Rupiah adalah tingginya tingkat impor Indonesia. Dalam beberapa bulan terakhir, laju impor Indonesia memang lebih pesat daripada ekspor. Akibatnya, neraca perdagangan bulanan pun sempat beberapa kali deficit. \"Kalau impor besar, kebutuhan dolar tinggi, sehingga Rupiah tertekan,\" katanya.\"

Sebagai gambaran, neraca perdagangan yang sepanjang Januari hingga Maret 2012 masih surplus, muai berbalik menjadi defisit pada periode April hingga Juli. Ini disebabkan tingginya impor yang mencapai puncaknya pada Mei lalu dengan angka USD 17,03 miliar, sedangkan nilai ekspor cenderung stagnan.

Pada Agustus, baik ekspor maupun impor menunjukkan pelemahan signifikan. Pelemahan impor tercatat lebih besar sehingga neraca perdagangan kembali mencatat surplus tipis. Namun, menjelang akhir tahun, impor diprediksi akan kembali naik karena tingginya konsumsi di Indonesia.\"

            Dalam beberapa hari terakhir, nilai tukar Rupiah cukup fluktuatif. Bahkan, rekor nilai tukar terlemah Rupiah terjadi pada 12 Oktober lalu di level Rp 9.605 per USD, sedangkan rekor nilai tukar terkuat terjadi pada 2 Februari lalu di level Rp 8.892 per USD. Kemarin, berdasar nilai tengah kurs Bank Indonesia (BI), Rupiah ditutup di level Rp 9.585 per USD.\"

            Realisasi nilai tukar ini cukup jauh dari target asumsi makro APBN-P 2012 yang dipatok pemerintah sebesar Rp 9.250 per USD. Padahal, asumsi itu sudah direvisi dari angka APBN 2012 yang sebesar Rp 9.000 per USD.\"

            Gubernur BI Darmin Nasution menyatakan, BI akan terus memantau pasar untuk memastikan stabilitas nilai tukar Rupiah. Dia memprediksi, jika arus investasi bisa masuk dalam jumlah besar pada tiga bulan terakhir 2012, maka nilai tukar Rupiah bisa sedikit menguat. \"Paling tidak, Rupiah bisa berada di level Rp 9.200 \" 9.400 per USD,\" ujarnya.

(owi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: