Tinggal Tunggu Persetujuan BI

Tinggal Tunggu  Persetujuan BI

JAKARTA- Upaya merger antara Woori Bank Korea melalui anak usahanya, PT Bank Woori Indonesia dengan PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk (SDRA) tinggal menunggu persetujuan Bank Indonesia (BI). Optimis bisa terealisasi akhir tahun ini kemudian membentuk nama baru agar bisa memperkuat diri menikmati kue industri perbankan di Indonesia.

                Skema masuknya Bank Woori adalah melalui akuisisi sebanyak 764.403.090 lembar saham Bank Saudara milik pengusaha Arifin Panigoro. Saat ini Panigoro merupakan pemegang saham mayoritas di Bank Saudara sebanyak 52,92 persen diikuti PT Medco Intidinamika sebanyak 11,03 persen, dan publik 36,05 persen.

                Jik a mengacu harga pasar saat ini yaitu senilai 460 per lembar saham Bank Saudara pada penutupan perdagangan kemarin maka Bank Woori harus merogoh kocek sedikitnya Rp 351,62 miliar untuk meraih porsi 33 persen kepemilikan itu.

                \"Tapi nilai akuisisinya berapa pastinya itu saya belum tahu. Kita sudah coba \"teropong\" dan dengarkan pakai alat canggih sampai ke Korea belum dapat angkanya,\" kata Presiden Direktur Bank Saudara Yanto M Purbo saat penawaran obligasi Bank Saudara senilai Rp 300 miliar di Jakarta kemarin.

                Pi hak Bank Saudara sudah melakukan pemetaan sehingga setelah akuisisi nanti kepemilikan sahamnya berubah menjadi sebesar 27,27 persen milik Arifin Panigoro, PT Medco Intidinamika (3,68 persen), PT Medco Duta (3,24 persen), PT Bank Woori Indonesia (33 persen), dan masyarakat (32,81 persen).

                \"Pokoknya yang penting dalam waktu dekat ini akuisisi selesai dulu, nanti mungkin kita rencana rights issue, mungkin tahun depan, nah habis itu merger,\" ucap Yanto.

                Sebelum Panigoro memilih Bank Woori sebagai calon investor baru banknya itu, beberapa investor sebenarnya juga menyatakan minat. Namun bank yang dimiliki mayoritas atau mencapai lebih dari 90 persen oleh Woori Bank Korea, bank terbesar kedua di Korea Selatan, itu dinilai paling potensial karena bisa saling menguntungkan.

                Bank Woori saat ini lebih banyak melakukan ekspansi kredit kepada korporasi sedangkan Bank Saudara lebih kuat di kredit ritel dan pensiun. \"Sehingga saling melengkapi. Seharusnya nantinya ekspansi kredit bisa lebih cepat karena saat ini saja, tiga tahun berturut-turut ekspansi kredit kami tumbuh 50 persen atau di atas industry,\" ungkap Business Director Bank Saudara, Denny N Mahmuradi.

                Bagi Bank Saudara, nilai lebih lainnya adalah bisa memperkuat permodalan dan gesit dalam melakukan ekspansi karena didukung dana besar Woori. Sedangkan bagi Bank Woori langkah ini sebagai upaya backdoor listing dan mempermudah untuk meningkatkan peran di industry perbankan Indonesia.

                Pada tahun ini Bank Saudara menargetkan penyaluran kredit mencapai Rp 5,9 triliun atau naik 78,7 persen dibandingkan Rp 3,3 triliun pada 2011. Pada 2011 laba bersih perseroan tercatat Rp 90,04 miliar sementara sepanjang semester pertama tahun ini mencapai Rp 45,86 miliar.

(gen)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: