CSR Untuk Pemberdayaan Ekonomi

CSR Untuk  Pemberdayaan Ekonomi

JAKARTA- Axa Group mewujudkan komitmen bisnisnya di berbagai negara dengan terlibat dalam kegiatan tangggung jawab sosial perusahaan atau corporate social respobility (CSR) yang berkelanjutan.

                Perusahaan asuransi dan aset manajemen tersebut mengalokasikan anggaran lebih dari EUR 600 juta  (sekitar Rp 7,467 triliun) untuk kegiatan CSR di seluruh dunia. Sebagian diantaranya disalurkan ke Indonesia dalam bentuk pemberdayaan ekonomi dan sosial masyrakat.

                Deputy CEO Axa Group Denis Duverne menjelaskan sebagai perusahaan asuransi, filosofi filantropi  mereka fokus pada kegiatan riset dan edukasi resiko pada masayarakat. Selama ini komitmen CSR Axa Group adalah melibatkan seluruh karyawannya sebagai sukarelawan dalam program amal di seluruh dunia.

                \"Kami juga berkomitmen dengan lembaga kemanusian internasional untuk kegiatan dampak perubahan iklim dan peningkatan kesadaran terhadap resiko bencana,\" papar dia saat mengunjungi Indonesia pada pekan lalu.

                Mereka juga mengandeng lembaga internasional yang berkompeten dibidangnya untuk memberikan program CSR yang tidak saja memberikan edukasi namun juga bakalan meningkatkan kesejahteraan masyrakat penerimanya.

                Sebut program Where the Rain Falls, proyek riset internasional yang telah dilaksanakan Axa Group bersama United Nations University di delapan negara, termasuk India dan Thailand.

 Tujuan utamanya adalah memberikan pemahaman yang lebih baik dampak perubahan pola curah hujan terhadap persediaan dan migrasi makanan, serta membantu masyarakat untuk beradaptasi terhadap perubahan tersebut.

                Sedangkan di negara yang masyarakatnya lebih terpapar resiko becana, kesehatan, dan ketahanan pangan, mereka bekerja sama dengan Care International untuk meningkatkan kesadaran pencegahannya.

                 \"Target program ini adalah masyarakat khususnya di negara berkembang,\" imbuh dia. Program Program Partners for Resilence ini sedang diimplementasikan di Benin, Indonesia, Madagaskar, Mali, Filipina, dan Vietnam.

       Pemilihan kegiatan CSR tersebut juga didasarkan penemuan studi terbaru menunjukkan bahwa setiap USD1 yang diinvestasikan untuk mengurangi risiko bencana dapat menghasilkan tabungan sebesar USD37, sekalipun rasio investasi terhadap tabungan bervariasi, bergantung pada tiap negara dan penyebab bencana. Menurut Badan Mitigasi Risiko Bencana PBB, biaya akibat kerusakan bencana telah meningkat 14 kali lipat dari USD75,5 miliar pada 1960 menjadi sekitar USD1 triliun dalam satu dekade terakhir.

                Dengan alokasi dana EUR 100 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun mereka melaksanakan program selama lima tahun untuk mengurangi dampak risiko terhadap manusia dan ekonomi. Indonesia sendiri mendapatkan jatah EUR 380 ribu (Rp 4,7 miliar) untuk 10 ribu masyarakat di Timor Barat, Nusa Tenggara.

                Terpilihnya Indonesia sebagai penerima dana tersebut menurut Duverne tak semata-mata karena merupakan  negara tempat Axa memiliki bisnis. Juga dikarenakan Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak daerah yang rawan risiko bencana. Oleh karena itu Care dan AXA Group menilai perlu adanya kesiapan masyarakat menghadapi dampak resiko

       Duverne yang mengunjungi Desa Oelatimo di Timor Barat, Nusa Tenggara menjelaskan ada berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaanya di lokasi tersebut. Pertama adalah melakukan kegiatan penanaman mangrove atau tanaman bakau di pesisir pantai. \"Tujuannya adalah menjadikan daerah itu lebih tahan dari serangan abrasi dan juga mengurangi kadar garam di air yang digunakan untuk budidaya ikan penduduk desan\" jelas dia.

       Untuk menuju lokasi desa tersebut memerlukan waktu tempuh sekitar enam jam perjalanan darat dengan mobil dari kota Kupang. Setelah itu perjalanan dilanjutkan antara satu jam tiga puluh menih hingga dua jam dengan berjalan. Kondisi ekonomi masyarakatnya pun terbilang miskin. Sebab penghasilan penghasilan per kapita mereka sekitar USD 8-20 USD per bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: