Berkah dari Sengketa Rebutan Pulau di Tengah Laut

Berkah dari Sengketa Rebutan Pulau di Tengah Laut

 \"Yang jelas, turis Tiongkok termasuk besar. Tapi, saya tidak hafal jumlahnya,\" tambah Nakamura.

 Kendati begitu, Jepang tidak ingin menangisi \"hilang\"-nya devisa dari negara tetangga itu. Sebab, pasar dari negara lain masih besar untuk dikembangkan. Termasuk dari Indonesia.

 Mereka pun benar-benar menyiapkan segala infrastruktur yang dibutuhkan untuk \"dijual\" kepada biro-biro perjalanan dari lima negara yang diundang.

 Sejak turun dari pesawat di Kansai International Airport, rombongan disambut hangat perwakilan OCTB. Mereka sudah menyiapkan paket kunjungan ke berbagai objek wisata utama, hotel inspection, serta business meeting dengan para pemangku dunia usaha pariwisata di Osaka.

 Selain ke Osaka Aquarium Kaiyukan, rombongan diajak mengunjungi desa spa di Arima Hot Spring, lalu ke Kobe Nunobiki Herb Gardens & Ropeway menaiki kereta gantung hingga ketinggian 1.000 meter dari permukaan laut, masuk ke Museum Nada Sake Breweries, menikmati jamuan makan malam khas Jepang, dan seharian bermain di Universal Studio Jepang.

 Tak lupa, OCTB menunjukkan jalan \"mahal\" Midosuji, tempat gerai-gerai busana berlabel internasional berderet, serta downtown Dotomburi dan Ebisubashi, pusat perbelanjaan berblok-blok yang menyediakan segala kebutuhan bagi turis.

 Sayangnya, rombongan tidak sempat diajak ke objek-objek wisata tradisional seperti Osaka Temple, menonton pertunjukan Kabuki dan gulat Sumo. \"Padahal, itu (wisata tradisional, Red) sangat menjual untuk paket wisata. Sayang, kita tidak diajak ke tempat-tempat itu,\" komentar Sri Suryati, assistant branch manager Bayu Buana Travels Services Jakarta, salah seorang anggota delegasi Indonesia.

 Keseriusan juga ditunjukkan para pemangku dunia usaha pariwisata di Jepang. Mereka dengan antusias menemui delegasi travel agent dari lima negara dalam business meeting di Grand Cube Osaka, Rabu (24/10). Sebanyak 41 pengusaha hotel, restoran, kecantikan, pusat belanja, tour operator, hingga pengusaha transportasi mempresentasikan keunggulan usahanya satu per satu. Mereka dengan sabar harus antre dari satu meja ke meja lain.

 Tidak hanya dengan menyerahkan brosur, slayer, atau buku panduan, mereka juga menunjukkan tempat usahanya dengan iPad atau laptop, sehingga lebih hidup dan \"nyata\".

 \"Kami tidak sedang menjual obat. Tapi, silakan bawa klien Anda ke hotel kami. Kami akan memberikan yang terbaik untuk tamu-tamu istimewa dari Indonesia,\" janji Satoshi Tsujii, director of sales Ana Crowne Plaza.

 Acara yang dilangsungkan sejak tengah hari hingga menjelang magrib secara maraton itu benar-benar menguras tenaga para delegasi travel agent yang tidak sempat break untuk istirahat. Apalagi, salah seorang anggota delegasi tersebut sudah berusia lanjut.

 \"Saya sampai hendak pingsan. Bagaimana tidak, selesai satu orang, langsung dilanjutkan orang lain. Mereka antre di belakang kursi,\" tutur Irawati Widjaja dari Kapasan Oriental Express Surabaya.

 \"Saya nggak enak kalau mau nolak. Wong mereka sudah antre lama,\" tambah perempuan 70 tahun itu.

 Seluruh delegasi berharap Fam Trip to Osaka itu bermanfaat bagi kedua pihak. Tuan rumah tentu menginginkan kunjungan sebanyak-banyaknya dari tamunya. Sementara itu, delegasi tamu ingin jumlah kunjungan mereka ke Osaka lebih banyak dan lebih sering dibanding periode-periode sebelumnya.

 \"Sejauh ini, penumpang Osaka\"Denpasar maupun sebaliknya selalu ramai. Karena itu, setiap hari Garuda terbang ke Osaka. Rute itu cukup gemuk, selain Jakarta\"Tokyo,\" tegas Manager Platinum Agency Sales Laras Widhyo Sasongko, pemimpin rombongan dari Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: