Berkah dari Sengketa Rebutan Pulau di Tengah Laut

Berkah dari Sengketa Rebutan Pulau di Tengah Laut

 Konflik berkepanjangan dengan Tiongkok menggugah semangat kalangan pariwisata Jepang untuk bangkit. Mereka tak ingin menangisi \"hilang\"-nya devisa dari kunjungan turis Tiongkok. Karena itu, Jepang kini gencar memburu pasar subur di luar Negeri Great Wall itu. Berikut catatan wartawan Jawa Pos ARIEF SANTOSA yang minggu lalu mengunjungi Osaka.

 

 Hujan rintik-rintik mengiringi perjalanan bus delegasi travel agent Indonesia dari Rihga Royal Hotel di kawasan Nakanoshima, Kita-ku, ke Osaka Aquarium Kaiyukan di Tempozan, Selasa (23/10). Tidak begitu deras memang. Namun, embusan angin siang itu membuat udara Osaka jadi dingin.

 Meski demikian, ratusan pengunjung terus mengalir keluar masuk kompleks akuarium raksasa delapan tingkat yang diklaim terbesar di dunia itu. Terutama rombongan anak-anak sekolah dan wisatawan mancanegara maupun lokal. Jerit kekaguman dan celoteh anak-anak TK, SD, hingga SMP membuat suasana tempat wisata tersebut sangat ramai.

 Osaka Aquarium Kaiyukan memiliki sekitar 30 ribu ekor dari 580 jenis satwa laut Asia Pasifik. Di antaranya, ikan hiu tutul, penguin, serta sejumlah satwa langka. \"Ratusan ribu orang setiap tahun mengunjungi akuarium kami,\" ujar Hirakazu Tatsuki, manager sales department Osaka Aquarium Kaiyukan.

 Ya, Osaka Aquarium Kaiyukan termasuk salah satu objek andalan pariwisata Jepang. Tempat itu sering dijadikan bagian dari paket wisata yang dijual agen-agen perjalanan ke turis asing di Jepang. \"Pengunjung bisa menyaksikan aneka satwa laut seperti berada di dalamnya. Dijamin menyenangkan,\" tambah Tatsuki dalam bahasa Jepang yang diterjemahkan Bunyan Marie, mahasiswi Kansai Gatkokugo University yang menjadi salah satu guide.

 Karena itu, Osaka Aquarium Kaiyukan dijadikan paket kunjungan ketika Osaka Convention & Tourism Bureau (OCTB) bersama Garuda Indonesia mengundang sejumlah travel agent dari Jakarta dan Surabaya ke Osaka, 21\"26 Oktober lalu. Mereka berharap biro-biro perjalanan wisata tersebut bisa \"menjualkan\" tempat-tempat wisata Jepang kepada masyarakat Indonesia. Mengingat, kunjungan turis dari Indonesia terbilang masih kecil. Belum sebanding dengan jumlah rakyat Indonesia yang lebih dari 200 juta jiwa.

 Berdasar data yang dirilis Japan National Tourism Organization (JNTO), hingga September 2012, wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Jepang \"masih\" 71.800 orang. Jumlah itu sebenarnya sudah meningkat dibanding tahun lalu yang hanya 61.911 orang. Namun, JNTO berharap jumlah tersebut lebih banyak pada tahun-tahun mendatang.

 \"Indonesia adalah market penting kami. Jadi, kami sangat berharap kehadiran Anda di Osaka mampu mendongkrak kunjungan wisata di Jepang,\" ujar Hinada Kimie, director of tourism promotion office, Promotion & Tourism Bureau, Osaka City Government.

 Bukan hanya Indonesia yang diundang dalam Fam Trip to Osaka itu. OCTB juga mengundang delegasi travel agent dari empat negara Asia lain. Yakni, Singapura, Korea, Hongkong, serta Taiwan. Lima negara itu selama ini menjadi pasar subur bagi kunjungan wisata Jepang. Sebenarnya ditambah Tiongkok yang menempati dua terbesar penyumbang devisa pariwisata bagi Negeri Sakura itu.

 \"Kami tidak mengundang Tiongkok karena kami sedang konflik dengan mereka,\" kata Tetsuya Nakamura, tourism promotion department OCTB.

 Sebagaimana diketahui, sejak terjadi sengketa perebutan Pulau Senkaku (versi Jepang) atau Diao-yu (versi Tiongkok) di Laut China Timur, hubungan kedua negara bertetangga itu terus memburuk. Marak aksi demo di Tiongkok yang memprotes sikap pemerintah Jepang yang mengklaim telah membeli tiga pulau yang konon mengandung tambang gas yang melimpah tersebut. Sementara itu, Tiongkok mengklaim sebagai pemilik sah pulau-pulau kecil tak berpenghuni tersebut.

 Akibat perseteruan itu, hubungan dagang kedua negara terganggu. Penjualan mobil Jepang di Tiongkok anjlok. Berdasar data yang dilansir Reuters, Toyota Motor Corp mencatat, penjualan di Tiongkok hingga September 2012 turun 48,9 persen dibanding 2011. Begitu pula Honda Motor Co yang penjualannya turun 40,5 persen.

 Seiring dengan kondisi itu, tentu saja kunjungan turis Tiongkok ke Jepang menurun drastis. Namun, otoritas pariwisata Jepang tidak bersedia menyebutkan jumlah penurunannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: