Dorong Investor Orientasi Ekspor
JAKARTA - Jelang akhir tahun, Jatim makin agresif untuk membuka kawasan industri. Badan Penanaman Modal Jatim mencatat hingga penghujung kuartal IV 2012 mendatang, ada tujuh kawasan industri baru dengan luasan mencapai 2.600 hektare. Penambahan kawasan industri terus dilakukan, untuk mengakomodasi besarnya realisasi investasi yang terjadi lantaran pesatnya pertumbuhan ekonomi di Jatim.
Kepala Badan Penanaman Modal Jatim Warno Harisasono mengatakan pembangunan kawasan industri dilakukan secara bertahap, hingga mencapai target kawasan industri seluas 17.800 hektare pada akhir 2014.
\"Dibandingkan dengan kawasan industri di wilayah lain, kawasan industri Jatim memang masih sedikit. Sama Jawa Tengah saja kita kalah. Maka dari itu pembukaan kawasan industri ini jadi fokus,\" ungkap Warno saat ditemui di Indonesia Investment Summit, Ritz Carlton, kemarin (5/11).
Warno memaparkan, lahan kawasan industri yang dibuka sepanjang kuartal keempat, itu antara lain kawasan industri di wilayah Jombang. Meski Warno enggan membeberkan lokasinya secara detil, akan tetapi dapat dipastikan bakal ada dua grup perusahaan yang akan merealisasikan kawasan industri di Jombang.
\"Izin yang sudah keluar ada dua kawasan industri dari grup Jawa Pos, dan satu dari grup Intiland. Masing-masing menggarap 400 hektare terlebih dahulu hingga akhir tahun,\" jelasnya.
Dia menjelaskan, selain kawasan industri yang ada di Jombang, saat ini pihaknya juga tengah mencari 10 investor kawasan industri di wilayah Mojokerto. Secara total, calon lahan kawasan industri di Mojokerto mencapai 10 ribu hektare. Saat ini, ungkap Warno, masih ada satu investor asal Tiongkok yang akan membebaskan 1.000 hektare di Mojokerto. \"Pembebasannya sudah mulai jalan, tapi terhambat aturan BPN (Badan Pertanahan Nasional), yang mengizinkan maksimal 400 hektare kawasan industri, untuk satu badan hukum,\" terangnya.
Selanjutnya untuk mengisi kawasan industri tersebut, pihaknya mendorong calon investor untuk berinvestasi pada sektor yang berorientasi ekspor. Posisi industri dengan orientasi ekspor akan berpotensi menggenjot surplus neraca perdagangan Jatim. Saat ini, industri Jatim yang berorientasi ekspor di antaranya industri sepatu dan alas kaki, serta barang dari kulit. Selain itu, juga ada industri pengolahan (smelter) kimia dasar. \"Apalagi BKPM mengarahkan untuk industri dengan komodias ekspor, akan mendapatkan privilege. Misalnya insentif bea masuk bahan baku dan mesin gratis,\" terangnya.
(gal)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: