>

Harga CPO Makin Loyo

Harga CPO Makin Loyo

JAKARTA -Mendung masih menyelimuti industri kelapa sawit. Ini terkait dengan harga minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang makin loyo.\"

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Fadhil Hasan mengatakan, belum pulihnya perekonomian global membuat permintaan CPO di pasar global melemah. \"Ini berimbas pada harga yang terus turun,\" ujarnya dalam sebuah seminar di Jakarta kemarin (22/11).

            \" Fadhil menggambarkan, pada tahun lalu, rata-rata harga CPO di pasaran dunia mencapai kisaran USD 1.119 per ton. Namun, tahun ini, harga sudah jatuh di kisaran USD 800 per ton. \"Jadi, tahun ini sudah turun sekitar 23 persen,\" katanya.

Menurut Fadhil, harga CPO memang terkait erat dengan situasi perekonomian global. Sayangnya, Eropa yang selama ini menyerap sekitar 11 persen produksi CPO dunia, kondisi perekonomiannya masih lesu. Demikian pula Tiongkok yang menyerap 13 persen produksi CPO dunia, laju pertumbuhan ekonominya masih belum pulih.\"

Khusus bagi produsen CPO Indonesia, lanjut dia, tantangan makin berat karena India yang dalam lima tahun terakhir menjadi pasar ekspor terbesar dengan menyerap sekitar 45 persen CPO Indonesia, kini juga tengah mengalami kemunduran ekonomi. \"Ini semua membuat harga CPO masih memprihatinkan,\" ucapnya.

            Fadhil menyebut, tahun ini, produksi CPO Indonesia diperkirakan akan mencapai kisaran 25 \" 26 juta ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 16,5 \" 17,5 juta ton diantaranya diekspor. Harga pun berfluktuasi di kisaran USD 750 \" 1.050 per ton, namun cenderung di level rendah.

            Bagaimana realisasi ekspor? Fadhil mengatakan, tahun lalu, sepanjang periode Januari \" September 2011, realisasi ekspor CPO tercatat sebesar 11,8 juta ton. Tahun ini, periode Januari \" September 2012, nilainya juga di kisaran 11,8 juta ton.

            \"Ekspor tahun ini akan stagnan, padahal biasanya tiap tahun ekspor CPO Indonesia tumbuh 9 persen,\" jelasnya.

            Bagaimana tahun depan? Menurut Fadhil, tantangannya masih akan berat. Selain kondisi perekonomian global yang diperkirakan masih lesu, industri sawit juga masih harus menghadapi kampanye negatif CPO yang dituding merusak lingkungan.

            Apalagi, lanjut dia, Indonesia sebagai produsen CPO terbesar dunia kini juga harus menghadapi tekanan dari Malaysia sebagai produsen ke dua terbesar dunia. Ini terkait dengan kebijakan pemotongan pajak ekspor CPO oleh pemerintah Malaysia dari 23 persen menjadi progresif hingga 4,5 \" 8,5 persen. \"Itu akan membuat persaingan pasokan CPO di pasar internasional makin ketat,\" ujarnya.

(owi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: