Stok Premium Habis 22 Desember

Stok Premium Habis 22 Desember

 Pertamina Siap Tambah 1,277 Juta KL

     JAKARTA - Penyebab langkanya pasokan premium di berbagai daerah terjawab sudah. Ternyata, pemerintah memang kurang stok bahan bakar bersubsidi itu. Bahkan, sangat mungkin jatah premium tidak akan bertahan hingga akhir tahun. Paling lama, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi stok premium hanya cukup hingga 22 Desember.

                Hal itu disampaikan langsung oleh Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini di gedung KPK kemarin. Ekstremnya,  selama sembilan hari di akhir tahun, dimulai 22 Desember hingga 31 Desember, bakal tidak ada premium di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).  \"Kami khawatir akan ada kerusuhan kalau itu terjadi,\" ujarnya.

                Bukan tanpa alasan dia menyebut langkanya premium dalam beberapa hari ini. Konsumsi bahan bakar premium di tahun ini melonjak tajam. Padahal, stok premium sudah dinaikkan oleh DPR dari 40 juta kiloliter menjadi 44,04 juta kiloliter untuk konsumsi satu tahun.

     Di samping itu, harga minyak mulai kembali naik. Dengan begitu, tabungan untuk mencukupi BBM jadi cepat tergerus. Apalagi, saat harga BBM tidak semahal saat ini, batal disepakati kenaikan harga BBM. Dia menyebut posisi keuangan saat ini sangat berat dan berharap bisa segera ada perubahan harga minyak.

                \"Pertamina pernah melaporkan kepada BPH Migas, kelihatannya tidak akan sampai 31 Desember,\" imbuhnya. Nah, kerusuhan dikhawatirkan muncul karena tidak semua elemen masyarakat mampu membeli bensin nonsubsidi. Karena itulah, saat ini pihaknya dan instansi terkait sedang memutar otak agar stok premium terjaga.

     Salah satu caranya adalah \"sengaja\" mengurangi jatah premium di berbagai SPBU. Dia lantas mencontohkan, kalau biasanya dalam satu hari tiap dua jam ada pengiriman BBM bersubsidi, nanti tidak bisa begitu. Bisa saja pengiriman akan dilakukan setelah tiga jam berikutnya.

     Gantinya, pengiriman tiap dua jam itu akan diganti dengan BBM nonsubsidi. Artinya, yang bersubsidi dikurangi, yang nonsubsidi bakal disediakan di SPBU dengan jumlah yang lebih banyak. Cara itu diyakini bisa membuat keberadaan energi bagi masyarakat tetap terjaga.

                \"Bensin tetap ada. Cuma keberadaan subsidinya saja yang ditahan dalam beberapa jam saja. Jadi, kemungkinan bisa menikmati (premium)  sampai 31 Desember,\" urainya.

     Terpisah, Menteri Keuangan (Menkeu) Agus Martowardojo mengaku belum membicarakan potensi jebolnya APBN jika harus menambah beban subsidi. Ini menyusul akan habisnya stok BBM bersubsidi pada Desember mendatang. Dia mengatakan, belum ada rencana penambahan kuota BBM bersubsidi.

     \"Kita belum bicara itu (tambahan subsidi). Sekarang ini kita masih bicara (realisasi kuota) yang sudah ada,\" kata Agus setelah jamuan santap siang putra mahkota Norwegia di Istana Negara kemarin. Menurut dia, saat ini masih terus diupayakan program-program pengendalian, penghematan, dan upaya konversi ke gas.

     Agus mengatakan, saat ini Kementerian ESDM tengah mengorganisasi persoalan bakal menipisnya stok BBM bersubsidi. Misalnya, penanggulangan atau pencegahan terhadap aksi penyelundupan BBM.

     Menurut mantan Dirut Bank Mandiri itu, jika memang ada pengendalian yang akan mengubah strategi dan berdampak pada anggaran, itu akan dibicarakan dengan kementerian terkait. \"Tapi, itu nanti, belum bisa saya komentari,\" kata Agus.

     Agus juga mengatakan, meski langkah pengendalian BBM bersubsidi sudah di-stop, pihaknya tetap berharap agar Kementerian ESDM, BPH Migas, dan Pertamina tetap berupaya menjaga agar konsumsi BBM bersubsidi tetap terkendali. \"Tentu, dengan  memperhatikan kondisi di daerah,\" ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: