Mutu Hasil Perkebunan Jadi Problem

Mutu Hasil Perkebunan Jadi Problem

JAMBI - Persoalan mutu hasil perkebunan yang masih rendah hingga saat ini belum terpecahkan. Terutama pada perkebunan rakyat. Selain itu, juga soal infrastruktur yang kurang memadai, ditambah ekspor yang masih berbentuk produk primer. Hal ini disampaikan Dewan Pakar Forum Pengembangan Perkebunan Strategis Berkelanjutan (FP2SB), Dr Ir Iskandar Andi Nuung MS, pada Workshop Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan di Hotel Ratu kemarin.

Oleh karena itu, lanjutnya, strategi pengembangan perkebunan harus dilakukan berdasarkan prinsip pembangunan perkebunan berkelanjutan. \'Pemangku kepentingan perkebunan sawit menaruh harapan besar sekirahnya ISPO dapat diterapkan secara efektif,\" tukasnya

Disebutkannya, seluruh perusahaan perkebunan berkewajiban menerapkan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) tersebut. Penegakannya ini sangatlah kuat berdasarkan peraturan perundang-undangan.

\'Itu Permentan No 19/Permentan/O.T.140/3/2011,\' sebutnya.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Ir Tagor Mulia Nasution sendiri menyampaikan bahwa 2012 merupakan hari jadi perkebunan ke 55. Kegiatan ini diperingati setiap tanggal 10 Desember. Dimana pada tanggal yang sama tahun 1957 terjadi nasionalisasi perkebunan besar milik belanda yang ada di Indonesia.

\'Pada hari perkebunan ini kita maknai sebagai instrospeksi apa yang sudah dilalui dan upaya percepatan pengembangan perkebunan kedepan,\' sebutnya.

Terkait workshop yang diadakan, dirinya berharap agar seluruh peserta dapat memahami keadaan dan masalah-masalah yang dihadapi dalam pembangunan perkebunan di lapangan. Baik oleh petani, maupun oleh pejabat pemerintah. \'Kita berusaha mencari kesepakatan, penerapan kegiatan, meningkatkan peranan dan peran serta petani,\' tegasnya.

(sdk)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: