>

Suriah Makin Gawat, 12 Rubu WNI Dievakuasi

Suriah Makin Gawat, 12 Rubu WNI Dievakuasi

JAKARTA – Situasi keamanan di Suriah semakin mengkhawatirkan. Kondisi ini membuat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) merubah strategi pengamanan puluhan ribu WNI di negara berpenduduk 19,4 juta jiwa itu.

Direktur Informasi dan Media Kemenlu P.L.E. Priatna mengatakan, tujuan utama perlindungan WNI di Suriah adalah memulangkan kembali mereka ke tanah air. ’’Gelombang pemulangan yang paling dekat adalah 600 orang,’’ katanya di Jakarta kemarin.

Priatna menuturkan, skenario selama ini adalah para WNI yang akan dipulangkan di tampung dulu di markas perwakilan Indonesia di Damaskus, ibukota Suriah. Kemudian secara bertahap dipindahkan ke Beirut, Lebanan. Dari Beirut, para WNI dipulangkan ke Indonesia.

Hasil pantau dan laporan diplomat Indonesia di Suriah menyebutkan jika situasi keamanan terbaru di Suriah kian memburuk. ’’Kondisi ini akhirnya mendorong pemerintah pusat (Kemenlu, red) segera mengeluarkan seluruh WNI dari Suriah,’’ tandasnya. Diperkirakan saat ini ada sekitar 12 ribu WNI di Suriah.

Mengingat kondisi di Suriah yang kian memburuk, Kemenlu memutuskan tidak akan lagi menampung WNI di Damaskus dalam waktu lama. ’’Evakuasi sekarang adalah secepatnya dikeluarkan menuju Beirut,’’ ucap Priatna.

Dubes Indonesia di Beirut Dimas Samodra Rum mengatakan, kantor KBRI sudah disulap untuk menampung WNI kiriman dari Suriah. ’’Termasuk untuk menampung gelombang pertama yang mencapai 600 orang,’’ ujarnya. Bahkan pihak KBRI siap menyewa apartemen jika markas mereka tidak lagi menampung WNI. Data dari KBRI Beirut menunjukkan hingga 24 Desember lalu sudah menampung 156 WNI kiriman dari Suriah.

Selain urusan tempat tinggal, tim di KBRI Beirut juga menyiapkan perizinan tinggal. Mereka terus melobi pemerintah Lebanon untuk memberikan visa masuk kepada WNI dari Suriah lebih lama dari 2 x 24 jam. Tim KBRI Beirut telah mendapatkan angin segar, bahwa pemerintah setempat siap memperpanjang visa tinggal antara sepuluh hari hingga satu bulan.

 

Gelombang Dingin Rusia, WNI Selamat

Sementara itu, Rusia saat ini sedang menghadapi musim dingin terburuk dalam 74 tahun terakhir. ’’Dalam dua hari terakhir, temperatur di Moskow mencapai minus tujuh derajat celcius. Rata-rata temperatur bahkan sampai minus 20 derajat,’’ urai Priatna.

Dari laporan KBRI Moskow, kata Priatna, jika cuaca yang super dingin ini tidak mengakibatkan gangguan kepada WNI di Rusia. ’’Tidak ada yang menjadi korban,’’ kata dia.

Untuk memastikan keselamatan WNI yang ada di Rusia, Dubes RI di Moskow Djauhari Oratmangun keliling ke sejumlah wilayah. Di antaranya Moskow sendiri, lalu St. Petersburg, Ufa, dan Belgorod. Menurut Priatna, tempat-tempat ini adalah kantong WNI.

Sampai saat ini, jumlah WNI yang tinggal di Rusia diperkirakan mencapai 492 orang. Dengan 130 WNI di antaranya adalah mahasiswa. Laporan dari pemerintah setempat, sampai saat ini cuaca ekstrim di Rusia telah menewaskan 90 orang. Korban tewas rata-rata berada di lokasi yang titik dinginnya mencapai minus 40 derajat celcius, seperti di Tuba dan Siberia. Selain itu juga ada 600 orang dirawat di rumah sakit dan 1.300 dalam perawatan ringan.

(wan/nw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: