BUMN Raih Laba Rp 128 Triliun
JAKARTA -Sebanyak 141 BUMN (badan usaha milik negara) mencatatkan laba Rp 128 triliun sepanjang 2012. Angka tersebut meningkat 10,69 persen jika dibandingkan dengan 2011 yang hanya mencapai Rp 115,641 triliun.
Sekretaris Menteri Kementerian BUMN Wahyu Hidayat mengatakan, meski laba naik 10,69 persen, pencapaian masih di bawah target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2012, yaitu Rp 137,874 triliun. \"Laba tahun 2012 tercapai Rp 92,84 persen dari target RKAP,\" ungkapnya.
Beberapa hal dianggap sebagai penyebab anjloknya laba BUMN tahun ini. Di antaranya, turunnya harga komoditas dan tergerusnya laba PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) karena kurs. \"Anjloknya harga komoditas sangat besar tahun ini, juga akibat kerugian PLN karena kurs dan perubahan penghitungan akuntansi,\" ujar Wahyu.
Harga komoditas seperti batu bara yang pada tahun sebelumnya mencapai USD 100 per ton saat ini merosot mencapai sekitar USD 60 per ton. Demikian juga crude palm oil (CPO) yang dulu harganya USD 1.200 per ton saat ini hanya sekitar USD 700 per ton. \"Produksi tidak turun, tapi harga komoditas itu yang anjlok,\" sebutnya.
Pada 2012, sebenarnya BUMN membukukan pendapatan tinggi, yaitu mencapai Rp 1.555 triliun. Namun, laba yang didapat hanya Rp 128 triliun. Meski demikian, Wahyu menolak jika jauhnya perbedaan antara pendapatan dan laba tersebut dinilai BUMN tidak efisien. \"Imbauan untuk efisien selalu ada,\" tegasnya.
Laba BUMN pada 2012 mayoritas disumbang perbankan BUMN yang telah listing di bursa saham. Misalnya, Bank Mandiri, BNI, dan BRI dengan total laba mencapai Rp 43,829 triliun. \"Angka itu berarti naik dari pencapaian tahun 2011 yang hanya Rp 34,270 triliun,\" sebutnya.
Penyumbang laba kedua adalah perusahaan non perbankan yang juga sudah masuk bursa. Nilainya mencapai Rp 33,032 triliun. Jumlah tersebut naik daripada pencapaian 2011 yang hanya Rp 30,889 triliun. \"Penyumbang terbesar lainnya adalah Pertamina dan PLN dengan total keduanya mencapai Rp 26,850 triliun,\" tambahnya.
Namun, Wahyu tidak menampik kenyataan bahwa laba dua perusahaan energi itu turun tipis daripada laba 2011 yang mencapai Rp 28,386 triliun. Sebab, PLN hanya mampu meraup laba Rp 2,9 triliun atau turun daripada 2011 yang mencapai Rp 7,1 triliun. \"Sementara laba Pertamina Rp 23,946 triliun, naik daripada 2011 yang hanya Rp 21,192 triliun,\" jelasnya.
(wir/c6/tia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: