Tiga BUMN Join Bikin Bank
JAKARTA- Tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Bank Mandiri (persero), PT Pos Indonesia (persero), dan PT Taspen (persero), sepakat membentuk bank joint venture. Bank bentukan baru yang mengambil dari salah satu anak usaha Bank Mandiri, yaitu PT Bank Sinar Harapan Bali, ditargetkan bisa beroperasi tahun ini.
Untuk keperluan itu, Bank Mandiri melepas 40 persen dari total 81,46 persen (162,92 juta lembar saham) kepemilikan sahamnya di Bank Sinar. Selanjutnya, PT Pos Indonesia dan PT Taspen akan mengambil alih 40 persen saham tersebut.
Dirut Bank Mandiri Zulkifli Zaini mengatakan, sinergi tersebut bertujuan untuk memperkuat akses masyarakat pada layanan keuangan (financial inclusion). “Ruang lingkup Bank Sinar yang tadinya lebih banyak di Bali itu akan menjadi seluruh Indonesia. Rencananya Bank Sinar akan mendirikan kantor-kantor di lokasinya PT Pos Indonesia,” ujar Zulkifli seusai penandatangan nota kesepahaman pembentukan bank joint venture di Kementerian BUMN, kemarin (31/1).
Bank tersebut juga akan fokus mengembangkan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sehingga bisa berpartisipasi mendorong pertumbuhan perekonomian nasional. Namun Zulkifli masih enggan membocorkan besaran modal dan target dari aliansi tersebut. “Pasti ada hitung-hitungannya. Yang jelas kerjasama ini akan menguntungkan semua pihak, baik Bank Mandiri, PT Pos, dan Taspen,” katanya.
Berdasarkan data Bank Dunia, sekitar 49 persen penduduk Indonesia masih belum memiliki akses ke tabungan, kredit, dan produk asuransi. Keterbatasan akses layanan akses finansial itu berakibat tidak optimalnya pertumbuhan bisnis dan perekonomian.
Nah, pelaksanaan bisnis bank joint venture itu akan memanfaatkan jaringan Bank Mandiri dengan praktik GCG (good corporate governance) yang ketat. Kemudian, memanfaatkan basis nasabah Taspen, serta akses jaringan yang luas dan kecepatan proses pada Pos Indonesia.
Dirut PT Pos Indonesia I Ketut Mardjana menyatakan siap untuk meningkatkan penetrasi transaksi keuangan hingga wilayah terpencil yang belum tersentuh industri perbankan. Saat ini PT Pos memilki 3.702 kantor online dari 3.800 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain itu terdapat 1.380 agen pos di Indonesia yang juga tersambung secara online.“Bank joint venture hadir di setiap kantor pos. Pensiunan bisa menarik kredit via kantor pos, dan layanan keuangan lain yang mendukung sektor mikro,\" kata Ketut.
PT Pos akan terus meningkatkan kapasitas jaringan dengan terus memperbaiki kualitas teknologi informasi terkait jasa keuangan. “Khususya kecepatan akses dan sistem keamanannya,” imbuhnya.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengapresiasi kerjasama perusahaan pelat merah tersebut. Bahkan ide pembentukan juga muncul dari tiga perusahaan itu sendiri untuk mengatasi persoalan yang dihadapi. “Jalan keluar ini bukan dari saya,” katanya.
Kerjasama itu, lanjut Dahlan, bisa menjadi solusi mendapatkan tambahan modal bagi perusahaan BUMN. Misalnya bagi PT Pos yang sebelumnya diputuskan untuk batal melakukan IPO dan tidak mendapatkan PMN (penyertaan modal negara). “Pemikiran aliansi ini juga jalan keluar bagi PT Pos,” katanya.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementrian Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, sejatinya bank joint venture ini merupakan hibrid banking atau gabungan antara internet banking dengan bantuan PT Pos Indonesia. Model semacam itu bisa menjadi yang terbaik untuk negara dengan kondisi geografis yang kompleks, seperti Indonesia. “Jadi ke depan mungkin PT Pos tidak hanya dikenal sebagai kantor pos, tetapi juga sebagai lembaga keuangan. Di negara lain sudah berlaku begitu,” katanya.
(jpnn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: